12

1.7K 375 19
                                    

Pengacara Dewa datang ke rumah sakit membawa surat perjanjian untuk di tanda tangani oleh Heriawan.

"Selama pagi" Ucap pengacara Dewa

"Selamat pagi" Jawab Heriawan. Di sana juga sudah Yasinta yang ingin melihat suaminya menandatangani surat perjanjian.

"Ini surat perjanjiannya, silahkan anda baca dulu pak".

Heriawan mengambil surat itu dan membacanya. Isi dari surat perjanjian itu adalah:
1. Heriawan tidak boleh menemui dan berhubungan dengan Dewa dan Yanti lagi serta Dewi untuk menjaga dari hal yang tidak diinginkan.
2. Yasinta dan Gibra juga tidak boleh menemui dan berhubungan dengan Dewa, Yanti dan Dewi.
3. Permintaan maaf tertulis dari Gibra dan Yasinta

Itulah isi surat perjanjian yang harus Heriawan penuhi. Bukan mengenai materi tapi Dewa ingin Heriawan menghilang dari kehidupan dia dan mamanya.

"Silahkan tanda tangani" Ucap Pengacara Dewa.

Dengan tangan gemetar, Heriawan menandatangani itu. Hatinya sakit karena dengan dia menandatangani ini maka berakhirlah hubungannya dan Dewa. Tidak ada alasan baginya walau hanya untuk melihat Dewa sesaat dari kejauhan.

"Baiklah pak, pak Dewa akan mencabut gugatannya dan saya permisi". Pengacara itu pergi dan meninggalkan Heriawan.

Rasa sakit yang Heriawan rasakan adalah menjauhnya Dewa dari hidupnya. Bagaimana pun Dewa anaknya tapi sekarang dia bahkan sudah tidak pantas menjadi ayah Dewa.

Heriawan kembali merasakan sakit pada dadanya dan Yasinta harus segera memanggil dokter kembali. Yasinta takut melihat Heriawan sakit seperti ini karena selama ini dia terlalu bergantung pada Heriawan.

Dokter segera memeriksa Heriawan dan Yasinta harus menunggu. Yasinta panik karena keadaan Heriawan kembali seperti ini. Ini semua karena Dewa, pikir Yasinta.

***
Dewa hanya diam saat pengacaranya menelepon dan memberitahu dia bahwa Heriawan sudah menandatangani surat perjanjian itu. Dewa mematikan sambungan dan dia melihat keluar jendela ruangannya. Saat ini hari sudah menjelang sore dan sebentar lagi dia pulang bersama Dewi.

Dewa membuka jendelanya karena dia ingin menghisap rokoknya. Dewa menyalakan sebatang rokok dan mulai menghisap rokoknya.

"Jangan merokok mas" Ucap Dewi sambil mengambil rokok dari tangan Dewa dan mematikannya.
"Gak baik untuk kesehatan" Ucap Dewi lagi.

Dewa tersenyum pada Dewi dan dia memeluk mesra gadisnya itu.
"Udah selesai?" Tanya Dewa.

"Udah mas, pak Michael menyuruh aku segera ke ruangan mas Dewa karena jam kerja sudah selesai" Ucap Dewi.

"Dia tahu apa yang harus di lakukan" Ucap Dewa

"Mas, boleh gak nanti setelah aku lulus aku kerja di sini?" Tanya Dewi 

"Boleh aja tapi jadi asistennya mas ya" Ucap Dewa

"Kan udah ada pak Rico" Ucap Dewi lagi

"Rico kerjaannya banyak jadi untuk hal-hal yang pribadi dan keperluan mas kamu yang jadi asisten mas" Ucap Dewa.

"Tapi aku maunya kerja di bagian keuangan seperti sekarang" Ucap Dewi

"No, kerjanya harus di samping mas terus" Ucap Dewa

Dewi hanya tersenyum, dia tahu Dewa sangat posesif jadi jangan pernah mendebat Dewa. Apalagi sekarang saat Dewi tahu Dewa sedang banyak pikiran. Hati Dewa sudah sangat terluka selama ini dan Dewa masih terus berusaha bertahan.

"Mas" Ucap Dewi masih dengan memeluk Dewa
"Mas baik-baik aja kan? Mas terlihat lelah, apa mas kurang tidur?" Tanya Dewi.

"Mas baik-baik aja sayang, hanya kurang tidur" Ucap Dewa.

DEWA & DEWI (Sudah Ada Versi Ebook)Where stories live. Discover now