18

1.6K 382 15
                                    

Dewa mengenggam tangan mamanya dengan penuh kasih sayang. Darah tinggi mamanya kambuh karena ulah Yasinta. Dia sudah memperingatkan Yasinta dan semoga saja wanita itu tidak berulah lagi. Dewa sudah malas berhubungan dengan wanita parasit yang sudah menghancurkan hidup mamanya.

Yanti membuka matanya dan tersenyum saat melihat Dewa ada di sampingnya. Anak semata wayangnya yang sangat dia banggakan.

"Mama" Panggil Dewa
"Bagaimana keadaan mama? Apa kepala mama masih sakit?" Tanya Dewa.

"Sudah gak nak, mama udah mulai membaik" Ucap Yanti.

"Nanti mama tinggal dengan Dewa aja ya? Jangan kembali ke vila lagipula Dewa berencana ingin menikahi Dewi" Ucap Dewa

"Tapi Dewinya belum lulus" Ucap Yanti.

"Gak apa, setelah nikah bisa lanjut kuliahnya lagian Dewa kan tinggal nyusun skripsi aja" Ucap Dewa.

"Apa Dewi setuju?" Tanya Yanti

"Dewi setuju ma" Jawab Dewa.

"Ya sudah, mama akan selalu merestui kalian. Memang lebih baik kalian segera menikah. Mama sudah kepingin lihat cucu mama" Ucap Yanti.

"Iya ma, segera mama akan melihat cucu mama" Ucap Dewa.

"Oh ya nak mengenai surat itu, apa benar?" Tanya Yanti.

"Ma, Dewa mohon ya. Mama jangan membicarakan hal ini lagi. Mama jadi drop karena surat itu. Mama percaya Dewa bisa menangani semua ini kan" Ucap Dewa pelan.

"Mama selalu percaya dengan anak mama" Ucap Yanti

"Terima kasih ma" Ucap Dewa.

Yanti menepuk pelan pipi Dewa sambil tersenyum. Dia tahu bahwa Dewa akan bisa kuat dan melindungi keluarganya. Dewa adalah kebanggaan Yanti selama ini.

"Bersikaplah bijak nak, mama tahu kau pasti sangat membenci papamu tapi bagaimana pun dia papamu nak. Tanpa dia kau tidak akan ada, dia memang bersalah dan mama akui itu tapi kau juga harus ingat dia papamu. Untuk Yasinta dan Gibra kau juga tahu harus melakukan apa. Yang mama minta gunakan hatimu nak dan percaya dengan apa yang sudah hatimu katakan pada dirimu. Hati tidak pernah salah nak, yang salah adalah pribadinya" Ucap Yanti sambil tersenyum.

"Dewa tahu ma" Ucap Dewa.

"Ya udah kamu kembali ke kantor. Mama udah baikkan dan dalam beberapa hari bisa keluar dari rumah sakit. Perhatikan Dewi juga ya, jangan terlalu keras dengannya".

"Iya ma, Dewa ke kantor dulu ya". Dewa mencium punggung tangan mamanya dan segera keluar dari ruang rawat inap Yanti.

Dewa merasa tenang jika sudah berbicara dengan mamanya apalagi mamanya kondisinya mulai membaik.

***
Heriawan masih diam sambil menatap Yasinta dengan tatapan yang sulit Yasinta artikan.
"Mas" Panggil Yasinta

"Apa yang terjadi selama aku sakit? Ceritakan semuanya padaku" Ucap Heriawan.

"Maafkan aku mas, aku tidak menceritakan karena kau baru saja sembuh. Selama kau sakit, Gibra menghandle perusahaan tapi dia memang masih sangat muda dan dia salah mengambil keputusan. Beberapa jajaran direksi memilih keluar dan membuat harga saham jatuh. Saat itu aku juga tidak tahu apapun apalagi Gibra. Yang aku tahu bahwa saat aku dan Gibra di minta datang ke perusahaan, Rangga berkata bahwa Dewa sudah membeli saham-saham itu. Dia jadi pemilik saham terbesar dan meminta Arjuna untuk mengelola perusahaan sekarang dengan bantuan Dewa". Yasinta menjelaskan pada Heriawan.

"Kenapa kau tidak menahan anak itu? Kau harusnya bisa mencegahnya bukan mendukungnya. Sekarang lihat hasil perbuatannya. Aku bahkan tidak bisa lagi menolongnya, dia sudah di penjara dan kesalahannya besar. Perusahaan sudah di ambil alih, sekarang aku gak bisa melakukan apapun" Ucap Heriawan kesal.

DEWA & DEWI (Sudah Ada Versi Ebook)Kde žijí příběhy. Začni objevovat