Chapter 71

168 33 279
                                    

"Sekarang Feng Mei Lin sudah tertangkap ... apa kau ada sedikit pemikiran atau rencana untuk kembali tinggal bersamaku?"

Yang ditanya malah membukakan jendela, membiarkan gelitikan lembut angin berderu menyebar ke seluruh bagian kamar yang diketahui kamar Jia Hou. Berdampingan, kedua pria ini lurus memandang ke luaran sana dengan Wang Zhi Feng yang menanti jawaban tanpa menoleh ataupun melirik.

"Seorang pria jika sudah dewasa, pada akhirnya akan keluar dan tinggal sendiri dari keluarga mereka. Anggap saja aku begitu."

"Baik, aku tidak akan memaksamu."

"Apa ada hal lain yang ingin disampaikan? Kau terlihat tidak tenang dan tampak enggan untuk mengatakannya."

Apa biasanya Jia Hou memang sepeka ini? Pun Wang Zhi Feng berdeham dibuatnya, menoleh dengan melipatkan kedua tangan. Bukankah ini tanda dari kegugupan? Menandakan tebakan Jia Hou memanglah benar. Tak heran, Jia Hou memandang balik pemilik Zhilian Hotel ini.

"Itu ... itu masalah nama belakangmu. Adakah rencana kau ingin menggantinya kembali menjadi Wang?"

"Feng Jia Hou ... Wang Jia Hou ... apa pentingnya hal itu? Dulu aku menggantinya karena membencimu, tidak ingin terlibat dengan keluarga Wang. Namun, hal itu tidaklah mengubah fakta bahwa aku bagian dari keluarga Wang."

"Jadi, kau tak berniat mengubahnya?"

"Hmm, aku tidak akan mengubahnya. Anggap saja sebagai baktiku pada Niang. Selain itu, aku tidak ingin membuat keributan mengenai kenyataan siapa diriku. Cukup kita dan orang-orang terdekat saja yang tahu, tidak perlu bagi media atau orang lain tahu ... itu akan merepotkan."

"Baik ... baik." Tersenyum memang, tapi tak menutupi kenyataan hadirnya kekecewaaan akan respon Jia Hou tersebut. Namun, tidak ada yang bisa dirinya lakukan. Perubahan Jia Hou sekarang dibandingkan dulu terhadapnya saja sudah menjadi kemajuan pesat, tentu dirinya tak boleh serakah. Yang terpenting, Jia Hou sudah bersedia bicara dan makan dengannya.

Merasa semua cukup, setidaknya untuk saat ini. Pun Wang Zhi Feng melangkah pergi. Pelan-pelan saja, tidak perlu terburu-buru. Mungkin itulah pikiran yang menguasai tiap langkahnya. Akan tetapi, kenapa langkah Wang Zhi Feng terhenti kini? Berbalik melempar pandangan pada putranya.

"Jangan menyalahkan dirimu atau berpikir apa pun, aku tidak menyalahkan dirimu lagi dan sudah memaafkan sepenuhnya, Die."

"Barusan ... barusan kau memanggilku apa?"

"Maafkan aku ... terima kasih sudah selalu memerhatikan dan peduli padaku, Die."

Tak pernah pula Jia Hou membayangkan akhir seperti ini. Orang yang sangat dibencinya tak lain sebenarnya orang yang sangat disayangi. Bagaimana bisa air mata tak turut hadir, bukan? Senyuman bahkan sampai tawa kecil di antara kedua pria yang baru berbaikan ini pun tak terhindari. Namun, tidak sampai berpelukan, butuh waktu lebih lagi untuk tahap itu berkat gengsi di antara ayah dan anak ini yang terbilang cukuplah tinggi.

"Mereka tidak akan bertengkar, bukan?" Terus Ming Hai memerhatikan kamar Jia Hou yang menolak tuk diganggu. Mendesah, tak tahan lagi menampung kekhawatiran.

"Mereka bukan lagi anak kecil, jangan khawatir," balas Ren Cheng, terbilang santai seolah tahu bahwa semua akan baik-baik saja. Padahal dulu, dialah orang yang paling khawatir jika ayahnya sampai bertemu Jia Hou. Mungkin karena itu pula, Yun Bei menyetujui perkataannya. Namun, pandangan gadis ini tak bisa pula lepas dari kamar, terpaku.

Oleh karena itu, Ren Cheng sengaja mendentingkan sumpit, membangunkan kesadaran Yun Bei beserta Ming Hai yang terperanjat menjadi bahan tawaan. Tak habis pikir, seorang Jia Hou yang begitu serius akan segala hal bagaimana bisa berteman dekat dengan Ming Hai yang bertolak belakang sekali kepribadiannya? Uniknya lagi, entah itu Jia Hou atau Ming Hai sekalipun, sama-sama mempertahankan sikap asli mereka tanpa terpengaruh satu sama lain barangkali sedikit saja.

Bittersweet Blossom (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang