1

15.2K 829 34
                                    

Seorang wanita muda duduk kursi sembari memandangi sebuah keluarga kecil yang sedang bermain tidak jauh di dekatnya.

Keluarga itu tampak bahagia, seorang ayah yang hangat, ibu yang lembut dan dua putri cantik.

Ada rasa sakit di dada gadis itu, tidak bisa dipungkiri ia memang iri dengan anak beruntung yang dicintai oleh ayah dan ibunya, tidak seperti dirinya yang tidak mendapatkan cinta dari orangtuanya, juga saudarinya.

Alangkah bahagianya ia jika saja ia memiliki keberuntungan seperti itu dalam hidupnya.

"Berhenti menyakiti dirimu sendiri, Lynnelle. Cinta adalah sesuatu yang tidak akan pernah kau dapatkan dalam hidupmu." Wanita yang bernama Lynnelle itu mengingatkan dirinya sendiri.

Ia mengalihkan pandangannya ke arah cahaya jingga di langit. Hari sudah sore, sebentar lagi matahari akan terbenam.

Lynn masih ingin berada di taman kesukaannya itu, tapi ia harus segera kembali ke rumahnya. Meski pada kenyataannya tidak ada yang peduli ia kembali ke rumah atau tidak.

Bangkit dari tempat duduknya, Lynn segera melangkah menuju ke sebuah mobil mewah di tepi jalan. Ia membuka pintu mobil itu lalu melajukannya.

Lynn menekan remote ke arah gerbang tinggi kediaman megah di depannya, setelah itu daun pintu gerbang terbelah menjadi dua. Lynn melajukan mobilnya melewati gerbang lalu menutup gerbang itu lagi menggunakan remote yang sama.

Lima puluh meter dari mobil Lynn saat ini terdapat sebuah bangunan megah bergaya Eropa yang bernuansa putih. Lynn menghentikan mobilnya di garasi kediaman itu, lalu kemudian ia melangkah menuju ke bangunan utama.

Rumah megah itu hanya ditinggali oleh Lynn, saudarinya dan orangtuanya serta beberapa pelayan yang bertugas untuk mengurus rumah.

Sudah biasa bagi Lynn ketika ia memasuki rumahnya yang ia rasakan hanya sepi. Mata Lynn memandang ke sebuah figura berukuran besar di dinding, di mana terdapat foto keluarganya di sana.

Foto itu diambil tahun lalu, ia dan keluarganya tampak sangat harmonis dan saling menyayangi. Akan tetapi, percayalah itu semua hanyalah kepalsuan.

Ayah dan ibunya hanya mencintai Shirley Archerio, kakak Lynn.

Ia juga darah daging ayahnya, tapi ia tidak diperlakukan seperti seorang anak. Semua kebutuhannya memang dipenuhi, tapi tidak ada kasih sayang di sana.

Masa kecil Lynn tidak bahagia sama sekali. Orangtuanya mengabaikannya, hanya membiarkan ia tumbuh di bawah asuhan pelayan.

Meski ia menangis hingga matanya sembab, orangtuanya tidak akan peduli padanya.

Awalnya Lynn merasa sangat sedih, tapi lama kelamaan ia terbiasa. Ia juga sudah mengetahui alasan kenapa ia tidak mendapatkan cinta dari keluarga itu.

Saat itu ia berusia tiga belas tahun, dan ia mendengar semuanya dari pertengkaran ayah dan ibunya.

Ia memang putri ayahnya, tapi ia bukan putri istri ayahnya yang saat ini ia panggil dengan sebutan Mommy. Ya, ia adalah putri ayahnya dengan seorang wanita panggilan.

Pada usia itu, Lynn sudah mengerti dengan jelas apa maksud orangtuanya. Semuanya menjadi jelas utnuk Lynn, alasan kenapa ia tidak pernah dicintai adalah karena ia aib keluarga itu.

Ayahnya tidak pernah menginginkan kehadirannya, sementara wanita yang ia ketahui sebagai ibunya selama tiga belas tahun mana mungkin bisa mencintai anak dari selingkuhan suaminya.

Dan untuk saudari tirinya, wanita itu jelas tidak akan menyayanginya karena keberadaannya merusak keharmonisan di keluarganya. Shirley memang tidak pernah memakinya, tapi wanita itu selalu menjaga jarak darinya. Ia dan Shirley tidak memiliki hubungan yang dekat.

In Bed With The EnemyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora