3. A Mixed Feeling

8.3K 2K 182
                                    

Superhuman tuh salah satu lagu favoritku di NCT 127. Konsepnya keren, lagunya bagus, unik, agak beda dari lagu-lagu SM dan lagu-lagu dari grup-grup lain, terus visual para member di sini GILA BANGET WOY APALAGI TAEYONG HAHAHA. Sengaja pilih video itu di mulmed soalnya thumbnail-nya chef's kiss :*

Happy reading
*
*
*

Sering mengeluh soal tubuhnya yang mudah lelah, kaku, dan pegal-pegal pada sang ibu membuat Amanda berakhir mendapatkan ceramah dua jam penuh tentang pentingnya menyeimbangkan ritme kerja dengan olahraga. Bapaknya juga ikut-ikutan menceramahi pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi terutama sayur, makanan yang sangat Amanda hindari.

"Buat apa kerja capek-capek, banting tulang, ujung-ujungnya semua duit dipakai buat beli obat. Kesehatan itu nomor satu." kata ibu Amanda tajam.

Nasehat dari kedua orang tuanya berujung pada keputusan Amanda untuk ikut kelas pilates. Dia mencoba dengan mengambil satu kali sesi latihan-ini saran dari teman kantornya-ternyata Amanda cukup menikmati bentuk latihan fisik itu. Dia memutuskan untuk membuat membership dan kini sudah menjalani sesi latihan selama enam minggu.

Walaupun tidak instan, Amanda merasakan perubahan pada tubuhnya. Apalagi sekarang ibunya rajin sekali menyiapkan bekal makan siang dengan porsi sayur yang sangat banyak padahal begitu bekerja Amanda sudah mengatakan pada sang ibu untuk tidak perlu repot-repot memikirkan makan siangnya. Sekarang Amanda merasa dia tidak jauh berbeda dengan kambing. Warna makanannya hijau semua.

"Manda, sini dulu," salah satu kenalannya di kelas pilates memanggil Amanda yang hendak pulang setelah mengakhiri sesi latihan. "Ini undangan buat lo. Awas nggak dateng."

Amanda menerima undangan tersebut lalu mengangguk. "Insya Allah. Lancar terus ya, Mbak."

Temannya mengucapkan terima kasih lalu berlari ke arah taksi yang sudah menunggu di depan.

Amanda berjalan menuju parkiran, mencari keberadaan Brio merah miliknya. Sebelum pulang dia harus singgah dulu ke Harvest, membeli kue untuk anniversary orang tuanya yang ketiga puluh. What a long journey of marriage dan bukan sesuatu yang mudah untuk dijalani. Dia sangat bersyukur kedua orang tuanya bisa melewati itu dan tetap harmonis hingga sekarang.

Baru akan menekan tombol unlock pada mobil, seseorang memanggilnya.

"Amanda? Lo Amanda, kan?"

Seorang pria bertubuh agak gempal berdiri di sampingnya. Wajah pria itu sangat familiar. Apalagi rambut keriting dan bekas luka di alis kirinya.

"Emir?"

Wajah Emir berubah semringah. Emir sampai bertepuk tangan. "Lo masih ingat gue? Alhamdulillah."

Amanda tertawa kecil. Tidak mungkin dia melupakan Emir, teman sekelasnya di SMA yang sangat populer pada waktu itu karena sering membuat junior-junior cantik bertengkar. Karena apalagi kalau bukan masing-masing dari mereka mengaku sebagai pacar Emir. Emir memang playboy pada masanya.

Dia memang tidak setampan cowok-cowok hits di sekolah Amanda dulu, tetapi Emir punya pesona tersendiri. Atau mungkin waktu itu cewek-cewek di sekolahnya silau dengan BMW yang sesekali dibawa cowok gempal ini ke sekolah.

"Apa kabar, Amanda?" tanya Emir sambil mengulurkan tangan kanannya. Amanda menyambut uluran tersebut. "I'm not sure it was you soalnya lo biasanya kacamataan, kan? Tapi gue terobos aja."

"Alhamdulillah sehat. Lo apa kabar?" tanya Amanda balik.

"Sehat banget. Malah makin gendut nih gue," balas Emir sambil menyengir. "Lo pilates di sini?"

NO LONGERWhere stories live. Discover now