Tertampar keras, Feng Mei Lin terdiam dalam gelengan demi gelengan tak terima atas perkataan Jia Hou barusan atau mungkin, berusaha menghilangkan kejadian-kejadian masa lalu yang berkelebat dalam pikirannya. Tak tahu pasti apa, tapi Feng Mei Lin terlihat tak baik-baik saja, terpukul yang barangkali juga terkejut.

"Berhenti berdalih dariku, Niang. Apa balas dendam lebih penting bagimu daripada aku? Apa karena itu kau menyakiti Yun Bei? Menjebak dan ingin membunuhnya?!" teriak Jia Hou dengan air mata yang tak bisa dikendalikan tuk tak luruh. "Kenapa begitu tega padaku? Apa pernah menganggapku sebagai putramu atau aku selamanya hanyalah alat bagimu?!"

"Benar ...! Kau hanyalah alat bagiku, karena itu aku tidak peduli bagaimana perasaanmu. Karena itu akan kusingkirkan siapa pun yang menghalangi jalanku termasuk Yun Bei, wanita jalang itu dengan cara apa pun!" Feng Mei Lin bangun, berdiri di hadapan Jia Hou yang mematung akan perkataannya.

"Ternyata begitu ... selama ini aku memanggilmu Niang, tapi ternyata tidak ada arti apa pun. Pantas saja semua yang kulakukan tidak ada artinya bagimu, kau sama sekali tidak pernah memberikan pujian atau bangga padaku ... sekarang aku mengerti ... mengerti."

"Karena itu, kuberi kau kesempatan terakhir ... jika ingin aku melihatmu sebagai putraku, kau harus melakukan apa yang kuinginkan ... hancurkan Wang Zhi Feng dan Song Rui Lian, jadikan mereka bersujud dan memohon padaku!"

"Jangan buat diriku semakin membencimu, jangan buat diriku tidak lagi bisa memanggilmu Niang! Berhentilah bersikap gila pada orang yang tak menyukaimu!"

PLAK!

"Kau ada karena aku yang merencanakan. Apa kau pikir bisa lahir ke dunia dan menikmati cinta jika tanpa usahaku?!"

Limbung, berusaha sejadinya Jia Hou menahan kedua tungkai tuk terus berdiri. Napas tercekat, pun netra sembabnya memerah. Mengepal kedua tangan, rahang ikut mengeras dengan pandangan tak mampu dialihkan ke lain arah. Terpaku.

"CUKUP KAU WANITA GILA!"

Suara ini. Menoleh ke asal suara, Feng Mei Lin mendapati Wang Zhi Feng keluar dan mendekat. Bukan hanya Wang Zhi Feng seorang, tapi ada Ming Hai, Yun Bei, Ren Cheng, juga Dao Yang dengan dua pria lagi yang tak diketahui siapa kini malah menahan di sisi kanan dan kiri Feng Mei Lin.

"Jia Hou ... lihat aku, tidak apa-apa," pinta Yun Bei yang menghapus pergi air mata termasuk pula menggenggam erat kedua tangan gemetar Jia Hou. Namun, pria ini barangkali tak mampu mendengar atau melihat apa-apa. "Jia Hou ... kumohon," tangis Yun Bei, mengguncang ringan kedua bahu kekasihnya ini tuk sadar. Alhasil, Yun Bei memeluk pun Jia Hou barulah bereaksi kembali, balik mendekap Yun Bei yang akhirnya mampu tersenyum lega.

"Apa ini? Kau menjebakku?!" seru Feng Mei Lin pada putranya yang baru saja membaik, sontak Yun Bei mengakhiri pelukan mereka.

"Jangan pernah bicara lagi dengannya kau wanita gila!" murka Wang Zhi Feng. Jika bukan Ren Cheng yang menahan, tak tahu apa yang akan terjadi pada Feng Mei Lin.

"Jadi begini balasanmu padaku akhirnya! Tega sekali kau!" Feng Mei Lin masih melempar pandangan pada Jia Hou.

"Tega kau bilang? Lalu bagaimana denganmu sendiri?! Tidakkah kau merasa bersalah padanya?!" bentak Wang Zhi Feng. "Dao Yang, bawa dia dan kurung selamanya jika perlu!"

"Jia Hou, Feng Mei Lin sudah mengakui semua kejahatan. Kini akan berat baginya untuk lolos, tapi kau adalah putranya, satu-satunya keluarga yang dimiliki. Akankah kau sepenuhnya menyerahkan dia padaku ... atau kau masih ingin mencoba membantunya keluar dari hukuman?" tanya Dao Yang, memastikan kembali jawaban seperti apa yang akan dikeluarkan Jia Hou.

"Jia Hou, panggil pengacara untuk membebaskanku!"

"Jia Hou," panggil Dao Yang, pun yang terpanggil memandangnya. "Katakan jawabanmu. Menyerahkan dia padaku atau kau masih ingin membantunya bebas dari hukuman?" Dao Yang mengulangi.

"Aku tidak akan ikut campur dan kuserahkan sepenuhnya padamu, Dao Yang," lirih Jia Hou, tapi Dao Yang belum merasa yakin akan ucapan Jia Hou. Oleh karenanya, Jia Hou mengangguk tuk meyakinkan. "Jangan pedulikan aku, lakukan saja apa yang ingin kau lakukan sebagai hakim. Aku percaya padamu karena kau adalah Dao Yang."

"Kau ...! KAU!" Feng Mei Lin meronta, berusaha melepaskan diri dari tahanan kedua pria yang tampaknya kolega Dao Yang.

"Itu adalah harga dari perbuatanmu. Bayarlah kejahatanmu ... Niang."

"TIDAK! TIDAK!" teriak Feng Mei Lin, mengamuk. Pandangan akhirnya dijatuhkan pada Yun Bei. "Ini semua karena kau! KARENA KAU!!!" Berhasil melepaskan diri dari kedua kolega Dao Yang, berlari secepatnya ke arah Yun Bei. Segera, Jia Hou menghadang termasuk pula mendapati pandangan tajam sang ibu yang tampak bukan lagi ibunya. Beruntung, Dao Yang menendang sebelah kaki wanita gila ini, menjatuhkan. Sontak, kedua kolega Dao Yang menangkap dan memborgolnya.

"Berhentilah berbuat hal gila jika kau masih ingin aku memanggilmu Niang!"

"Akan kuhancurkan kalian semua! Lihatlah!"

Dao Yang akhirnya menghadapkan diri, lurus memandang Feng Mei Lin. Apa ini benar Dao Yang? Pandangan macam apa ini yang bahkan tak bisa dibandingkan dengan Feng Mei Lin. Begitu menakutkan dan mengintimidasi, pantas saja Feng Mei Lin terdiam. Barangkali teringat akan perkataan Yun Bei dahulu terkait Dao Yang yang tak sepatutnya diremehkan.

"Berhenti mengatakan omong kosong jika tidak ingin kuperbuat hidupmu lebih menderita lagi," kecamnya, barulah kemudian Dao Yang mengalihkan pandangan pada kedua koleganya. "Bawa dia!"

"TUNGGU DAN LIHATLAH! LIHATLAH! HA HA HA HA HA HA!!!"

Diseret secara paksa, bukankah menjadi suatu pertunjukan yang menyenangkan tuk dilihat? Pada akhirnya, Feng Mei Lin mendapat hukumannya. Namun, kenapa tak ada siapa pun dalam ruangan ini yang justru terlihat senang? Terutama Jia Hou yang tangannya tampak tak mampu lepas dari Yun Bei.

"Dao Yang, uruslah sesuai hukum."

"Paman Wang tidak perlu khawatir, pasti aku akan mengurus semuanya. Kalian semua juga jangan khawatir, terutama dirimu, Jia Hou. Akan kukabari setelah keputusan akhir keluar."

Melangkah pergi, tapi sebelumnya Dao Yang sudah mendapat anggukan dari Jia Hou. Anggukan yang juga membawa senyuman hangat, mengembalikan Dao Yang kembali sebagaimana dirinya biasa dikenal. Pun kepergian Dao Yang mensunyikan ruang keluarga yang menggila tadi, yang mungkin akan selamanya Jia Hou kenang.

Bittersweet Blossom (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang