"Benar-benar anak malang," ucap pria itu lalu menjauh untuk bernegosiasi sendiri dengan papa Romeo melalui telepon.
Di saat itulah Romeo berusaha mengambil kesempatan meloloskan diri. Dengan berani ia menendang kaki pria di sisi kanannya. Lalu menonjok perut pria lainnya dengan siku tangannya. Serangan belekang. Romeo pernah mempelajari gerakan-gerakan dasar bela diri itu ketika menjalani training di klub bolanya.
"Berani kamu, ya!"
Salah satu pria hendak menyerangnya. Namun Romeo gesit menghindar dan melakukan serangan balasan dengan memelintir lengan musuhnya.
"Sudah main-mainnya, ya. Aku muak."
Pria yang baru selesai menelepon, memasukkan ponselnya ke saku. Sebagai gantinya ia mengeluarkan sesuatu dari sana. Mengkilat dan tampak sangat runcing di mata Romeo yang mengawasi pergerakan pria itu.
"Bahkan papamu yang sangat kamu sayangi, tidak peduli jika kamu mati." Pria itu berkata dengan senyum sinis. Prihatin namun geli melihat sikap Romeo yang masih saja membela musuhnya itu.
"Diam!" bentak pria itu ketika Romeo mencoba memberontak lagi.
Kali ini ia terkunci. Tak bisa lari kemana-mana. Dua pria di kanan kirinya memegangi pundaknya kuat-kuat dan kencang.
"Kita akan tahu setelah ini, apa sikap papamu akan berubah jika tahu putranya sudah tidak bernyawa," tukas pria yang membawa pisau sembari melangkah lebar-lebar menuju korbannya.
Romeo melebarkan matanya. Ia mungkin tidak bisa lari, tapi ia jelas bisa menyelamatkan diri.
Sekali lagi, ia bisa menyelamatkan diri walau diam dan tak melakukan pergerakkan apa pun.
Karena Romeo sebenarnya bisa berubah menjadi apa pun.
Dengan bentuk tubuh yang masih sama, ia bisa menduplikat fungsional sebuah benda. Menyalin dan menyerap ciri-ciri dari benda tersebut.
Namun secara fisik, tak ada yang berubah dari dirinya. Masih tetap tampan dan gagah. Ia pernah berubah menjadi batu sehingga apa pun yang menghantamnya tidak akan bisa membuatnya rubuh.
Seminggu yang lalu saat nyaris terjatuh dari pohon mangga di halaman sel penjara, ia berubah menjadi selembar tisu. Jadi tubuhnya melayang-layang pelan layaknya tisu yang diterbangkan angin, sampai akhirnya ia mendarat mulus di aspal tanpa terluka sedikit pun.
Ia bisa menjadi apa pun, sesuai keinginan dan kebutuhannya.
Hanya satu yang ia tidak bisa; menjadi dia yang kau cinta..
(begitulah Romeo yang masih sempat-sempatnya modus di situasi genting sekali pun).
"Bersiaplah, kali ini tidak akan aku lepaskan!" gertakan dari pria yang mengacungkan pisau ke hadapannya itu, hanya ditanggapi Romeo dengan senyum pasrah. "Kamu harus meminta maaf ketika bertemu dengannya di alam baka nanti."
Maka Romeo memutuskan untuk hanya berdiam. Merasa jika hidupnya tak lagi berguna.
Bola, papanya, keluarga...
Semua kenangan pahit itu seperti bayangan gelap yang melintas di depan matanya. Membuat Romeo seolah tak memiliki kendali untuk menggunakan kekuatannya. Ia memilih pasrah ketika mata pisau itu terangkat tinggi lalu dilesatkan ke perutnya.
***
Mari kubantu merekap tiga target yang sudah berkenalan dengan kalian :
Ruth Sahamaya : Menghancurkan seseorang melalui tatapan (Menyerang titik-titik syaraf manusia)
Erlando Apollo : Meniru suara seseorang (Ada hal lain yang bisa membuat kalian juga terkejut. Erland pun belum menyadarinya).
Romeo Mencari Juliet : Menduplikat, menyalin, menyerap fungsional suatu benda. (namun secara fisik tubuhnya masih sama).
Ada yang mau ditanyain?
Triple L kapan, Kak?
Tunggu sebentar lagi. Kalian pasti akan berkenalan dengan ketujuh targetnya.
Udah vote dan spam komen?
Kalau belum, yuh spam 'gaasss' di sini!
Salam sayang,
Rismami_sunflorist
ILY 3000 dollar
YOU ARE READING
LOADING ERROR
RandomEros Perlambang Asmoro, sering dipanggil Cupid Millenial oleh teman-temannya. Sebutlah Mak Comblang versi kekinian. Tak terhitung berapa banyak pasang manusia yang akhirnya bisa berjodoh berkat perantara tangan dinginnya. . Malangnya, ia mengalami...
TARGET 2
Start from the beginning
