🌱1. Masuk Sekolah🌱

Mulai dari awal
                                    

Zara yang tengah melihat Iqbal jadi menoleh ke arah Rini. "Apa Rin?"

"Lo masih pacaran sama Iqbal?" Rini mengangkat dagunya, seraya meminta jawaban.

Zara menganggukan kepalanya. "Masih,"

"Lo nggak capek apa, makan hati tiap hari? Udahlah putusin aja si Iqbal!"

"Sebenernya capek, tapi rasa sayang gue lebih besar dari pada rasa capeknya. "

Zara menghela nafas panjang. "Nggak apa-apa Rin, udah jadi santapan makanan gue tiap hari, jadi udah terbiasa. Lagian kan, Iqbal cintanya sama gue bukan Anya."

Rini hanya mengangguk pasrah, sebenernya ia sangat kasihan terhadap Zara yang selalu merasa di pojokan oleh semua orang. Semua murid di sekolah ini tidak setuju dengan hubungan Iqbal dengan Zara. Mereka bilang Iqbal tuh cocoknya sama Anya bukan Zara. Kan goblok ya?

Zara menghentikan menyantap makananya, ia beranjak berdiri dari duduknya membuat Rini yang tengah asik menyantap makanan jadi menghentikannya.

"Mau ke mana Ra?" tanya Rini.

"Iqbal," jawab Zara.

Zara langsung bergegas menghampiri mereka semua yang tengah asik bercanda. Saat Zara datang semuanya langsung terdiam dan menatap Zara. Kedua teman Iqbal menatap dirinya dengan sinis.

"Iqbal," panggil Zara

Iqbal menoleh ke samping menatap Zara. "Eh Ra, ada apa? Mau makan bereng?"

"Kalo dia makan bareng sama kita, gue jadi nggak ada selera!" celetuk Bima.

Iqbal melirik Bima dengan tajam. "Bim, lo bisa nggak sih bersikap baik sama pacar gue?!"

Bima hanya tersenyum miring, kemudian ia melanjutkan menyantap makanannya.

Zara mengelus pundak Iqbal. "Nggak apa-apa Iqbal."

"Ra, ada apa ke sini? Kamu mau ngobrol bareng Iqbal?" tanya Anya dengan lembut.

Zara tersenyum dan menganggukan kepalanya. Sebenernya Anya adalah gadis yang sangat baik dan lembut, menurutnya. Kalo saja dia bukan sahabat Iqbal mungkin Zara akan menyukainya. Namun sayangnya gadis itu sahabat Iqbal, entah kenapa ia sedikit kesal dengan Anya.

"Bal, aku mau ngomong berdua sama kamu," pinta Zara seraya menundukan kepalanya.

Iqbal tersenyum dan menganggukan kepalanya. Saat ia akan beranjak berdiri tiba-tiba saja Selatan berbicara.

"Lo nggak liat Iqbal lagi makan?! Ganggu aja sih lo!" cerca Selatan seraya menatap Zara dengan sinis.

Zara hanya menundukan kepalanya, ia pun menatap Iqbal. "Nggak jadi deh, kamu makan aja," ucap Zara seraya tersenyum kaku. Ia kembali berkata, "Maaf ganggu." Zara langsung berlari dari sana.

Iqbal memanggil nama Zara berkali-kali namun gadis itu tetap berlari. Iqbal melirik kedua temannya dengan sorot mata tajam. "Kalian semua keterlaluan!" Iqbal menggebrak meja dengan sangat keras dan langsung mengejar Zara.

💔💔💔

Zara berlari menuju taman belakang sekolah, ia duduk di atas rerumputan seraya menekuk kedua lututnya. Gumpalan bening pun terjun dengan deras membasahi pipinya. Sebenarnya Zara sangat capek dengan hubungan ini, ingin sekali ia mengakhiri hubungannya dengan Iqbal. Namun apa ia sanggup jika harus putus dengan Iqbal? Jujur ia sangat mencintai Iqbal.

Zara terkejut saat ada seseorang yang memeluknya, ia menoleh ke belakang dan mendapati Iqbal yang tengah memeluknya. Zara melepaskan pelukannya dengan Iqbal, ia menyeka air matanya dengan kasar.

Iqbal menggeser tubuhnya dan duduk di hadapan Zara, ia menangkup wajah Zara. "Aranya Iqbal kok nangis? Jangan nangis dong, nanti Iqbal sedih," ucap Iqbal seraya membuat mimik mukanya menjadi sedih.

Zara terkekeh pelan, ia melihat wajah Iqbal yang sangat lucu.

Iqbal tersenyum senang, akhirnya ia bisa membuat kekasihnya tertawa. Ia meraih tubuh Zara dan langsung memeluknya dengan erat, ia merasa sangat bersalah terhadap Zara.

"Maaf Ra," kata Iqbal seraya mengelus, punggung Zara dengan lembut.

Zara melepaskan pelukannya, ia menatap wajah Iqbal dengan serius. Zara menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan. "Bal,"

"Apa sayang?"

"Aku capek Bal, aku capek dengan hubungan kita."

Iqbal mengerutkan keningnya, ia meraih kedua tangan Zara. "Maksud kamu?" tanya Iqbal tidak mengerti.

"Apa lebih baik kita putus?"

Degh! Iqbal terkejut mendengarnya, kenapa tiba-tiba Zara meminta hubungannya berakhir? Biasanya gadis itu sudah terbiasa dengan perlakuan kedua temannya. Apa Zara sudah menyerah?

Iqbal memajukan duduknya, supaya lebih dekat dengan Zara. Ia mendekatkan wajahnya dengan Zara. "Jangan ngomong gitu Ra, aku sayang kamu. Aku nggak mau putus sama kamu," lirih Iqbal seraya menggenggam kedua tangan Zara.

"Tapi Bal---"

Iqbal menempelkan jari telunjuknya ke bibir Zara. "Jangan ngomong lagi, kamu harus strong Ra! Kamu nggak boleh lembek karena perkataan mereka, yang ngejalanin hubungan kan kita berdua, bukan mereka. Jadi kamu jangan peduliin omongan mereka. "

Zara hanya mengangguk, ia pun kemudian memeluk Iqbal. Zara juga tidak sanggup bila harus putus dengan Iqbal, ia sangat mencintai cowok itu.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Word 1489. Secuil jejak kalian sangat berharga bagi author🙏

Heart [DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang