12.PENGGANGGU

87 8 2
                                    

Setelah hujan mulai mereda, akhirnya Sasa dan Iqbaal memutuskan untuk kembali ke rumah, sedari tadi handphone milik Shasa susah jebol pesan dari kak Sisi.

Hujan belum berhenti total tapi ini sudah bisa untuk diterobos, walaupun sedikit basah.

***

Pulang sekolah telah tiba, sekolah kini sudah sepi dan parkiran sekolah juga sudah mulai sepi, satu persatu kendaraan sudah keluar dari gerbang. Sasa yang kini berjalan sendiri menuju parkiran karena hari ini dua habis menghadiri rapat OSIS tadi.

"Aduhhh handphone mati lagi, bagaimana mau pesan taksi." batin Sasa yang terus berusaha agar handphone miliknya itu menyala. Andai saja dia punya kekuatan bisa nyalaij handphone, pasti dia sudah lakukan

Tiba tiba sebuah motor berhenti tepat di depannya, awalnya Sasa hanya cuek hingga orang itu membuka kaca helemnya. "Naik taksi lagi?" ucap orang itu sembari kemudian membuka helem miliknya.

"Niatnya gitu tapi, handphone mati," balas Shasa ramah, yah itu bisa di tebak pasti Iqbaal siapa lagi kalau bukan dia

Iqbaal hanya tersenyum ke arah Shasa seperti memberikan sebuah kode melirik jok motornya yang kosong tanpa penghuni "khemm."

Shasa mengerutkan keningnya sungguh dia bingung dengan Iqbaal. "Apasih?"

"Pulang bareng," datar Iqbaal. Yah tadi Iqbaal fikir Shasa bakal tahu kode darinya tapi nyatanya tidak.

Shasa bergumam sebentar.

"Gua ga terima penolakan lagi dari seorang Vanesha. Gua yang bilang ke pacar lo kalau dia marah," ucap Iqbaal.

***

"Kenal sama Riko?" Tanya Iqbaal yang masih fokus ke jalan. Yah saat itu Iqbaal melihat dari kejauhan, tapi tak berani untuk mendekat saat Eki sudah tiba.

"Iyah."

"Kok bisa? Kan kamu baru di sini. Kok udah kenal aja. Kenal di mana?" tanya Iqbaal yang mulai berbondong bondong dan membuat Shasa kebingungan harus jawab dari mana.

Yah Sasa tidak pernah bercerita ke Iqbaal tentang masa lalunya dan menurut dia itu tidak perlu karena Iqbaal bukan siapa siapa.

Shasa berfikir sejenak. "Adalah baal, kenal nya udah lama banget," ucap shasa yang tersenyum ke Iqbaal lewat spion motor.

Tepat motor Iqbaal berhenti di depan rumah Shasa, dan di sana sudah ada sebuah mobil putih sedang yang terparkir rapi, sepertinya itu tamu Shasa "Siapa? Tamu?" tanya Iqbaal menatap mobil itu yang seperti pernah melihatnya di sekolah

"Itukan mobil kak Eki," jawab Sasa singkat

"Kok bisa?"

Sasa segera masuk, dan melihat ternyata itu pacar sisi. Tidak heran sih kalau dia memakai mobil Eki. Sehari full tadi Sasa tak pernah bertemu Eki.

Dia tadi sudah sangat kaget jika Eki yang di dalam. Bagaimana kalau lihat dia pulang sama Iqbaal.

***

Malam ini mereka ke sebuah pesta guru mereka. Hari ini ulang tahun ibu Fara, dan mengundang semua siswa SMA Global School.

Disana semua berjalan baik dan biasa biasa saja. Semua terlihat cantik dan tampan dengan baju yang mereka kenakan. Banyak sekali lampu kelap-kelip dan suara musik yang begitu keras membuat semua berjoget.

Riko datang menghampiri Sasa dengan jalan sedikit tak teratur.

"Vanesha Ayufa Frinsiska, lo itu bagaimana bunga melati," ucap Riko mendekat. Sasa tak habis pikir jika ibu Fara mengundang brengsek ini, padahal dia sudah menjadi mantan siswa SMA Global School.

"Pergi ga Rik!" Tegas Sasa.

Disini tak ada siapa siapa, tapi Sasa sama Nay dan Bella tapi mereka berdua ke WC sebentar.

"Ayo kita dansa," Riko mulai memegang Sasa.

Sasa memalingkan wajahnya saat mencium aroma mulut Riko. "Minum lo?"

"Ayo sayang, mantannya Gala. Apa gua panggil Gala?" Riko mulai menarik Sasa ke pelukannya.

PAKKKKKKK

Sebuah tamparan yang keras kini mendarat di pipi Riko.

"Kamu jangan kurang ajar yah Rik," bisik Shasa.

BRUKKK.....

Riko terlempar dan terjatuh di lantai akibat sebuah dorongan dari seseorang. Semua yang ada di sana sungguh terkejut dan melihat Riko sedang berbaring di sana

"Iqbaal," ucap Shasa berbalik.

"Gua ga punya masalah sama lo baal," ucap Riko yang mulai berdiri dan menatap Iqbaal.

"Lo jangan kurang ajar ke cewek, kalau dia ga mau jangan di paksa, sampe megang megang segala ga sopan," tegas Iqbaal sembari menatap Riko yang kini berdiri di hadapannya.

"Kenapa? Cemburu? Ups, kan udah punya pacar. Kalau gitu pacar lo itu buat gua aja yah!" ucap Riko.

"APAANSIH LO!" Iqbaal sedikit mendorong tubuh Riko agak menjauh darinya, karena bau alkohol mulut Riko kini menyengat hidung Iqbaal.

"EH BAAL, SANTAI LAH," Riko kembali mendorong Iqbaal tapi lebih keras dari dorongan Iqbaal tadi.

"Kok lu ngegas?"

"Lo yang mulai anjing."

"Eh, gua ga akan mulai kalau bukan Lo yang mulai."

"GUA GA NGAPA NGAPAIN LO!!" Bentak Riko dengan mengarahkan telunjuknya ke depan wajah Iqbaal.

Yah sejujurnya Iqbaal belum selesai dengan cowok ini sejak peristiwa Runa dulu. Sungguh saat ini andai saja Iqbaal tidak berperasaan mungkin dia sudah membunuh cowok ini.

"STOPP!!" Sasa melerai mereka berdua.

Al yang baru saja tiba kini menarik Iqbaal pergi diikuti oleh Sasa.

***

Iqbaal menghampiri Sasa di depan kelas. "Kenapa Riko kenal sama lo?"

Sasa berbalik, dia tak tahu harus jawab apa. "Kenapa?"

"Gua tanya Sa kenapa?"

Sepertinya Iqbaal serius dengan pertanyaan saat ini.

Sasa masih diam da seperti berfikir sesuatu di kepalanya.

Sasa kembali menoleh. "Dia saudara mantan ku."

Iqbaal tak habis fikir jika Gala adalah mantan Sasa. Jadi?

"Gala??" tanya Iqbaal.

"Kenal Gala?" tanya Sasa.

"Dia seangkatan sama Eki, dulu di keluarin di sekolah ini karena berantem sama Eki. Saat itu gua kelas 10 awal."

Sasa diam.

"Sasa ga di apa apa apain kan sama gala?"

Batin Iqbaal terus bertanya, dua tahu betapa bajingannya kedua bersaudara itu.




See you next chapter guys...





It's You [HIATUS]Where stories live. Discover now