Love at the First Scent

641 25 2
                                    

강슬기 × 박지민

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

강슬기 × 박지민

Egi × Jimmy

___________________

Merayakan selesainya Ujian Akhir Semester, para anggota OSIS SMAN 1 menyusun rencana untuk pergi ke pantai sepulang sekolah. Seorang perempuan cantik berseragam putih abu-abu menyandarkan tubuh rampingnya di sisi mobil berwarna kuning. Disapanya dengan ramah tiap orang yang melewati tempat dia berpijak.

Pandangannya diedarkan, mencari keberadaan seorang lelaki yang membuatnya menunggu hampir setengah jam.

“Kemana sih?” Bibirnya mengerucut. Dia benci menunggu. Kalau bukan karena menunggu gebetan, dia tak sudi berdiri di bawah teriknya sinar matahari. Ingin menunggu di dalam mobil, tetapi dia takut sang gebetan tak tahu yang mana mobilnya karena hari ini dia mengganti mobilnya. Mengabari lewat ponsel? Huh! Salahkan saja Jeje—sahabatnya yang meminjam ponselnya hingga habis daya.

Beberapa menit kemudian, kerumunan anggota OSIS berjalan bersama menuju parkiran. Wajah perempuan itu berubah sumringah.

“Pai! Di sini, Pai!”

Yang dipanggil menoleh pada sumber suara, bola matanya melebar, kemudian memutuskan mendekat dengan langkah cepat, “Astaga kak Egi, lama nggak? Sorry banget, tadi briefing dulu.”

Namanya Rifa'i Aqsa, dipanggil Pai, panggilan kesayangan dari Egi. Adik kelas tampan gebetan Egi dua bulan terakhir. Masih duduk di bangku kelas sepuluh SMA dan mampu bergabung menjadi anggota OSIS yang rumornya sulit dimasuki murid kelas sepuluh. Kalau ditanya alasan Egi mau saja didekati adik kelas, tentu saja jawabannya karena Rifa'i terlalu tampan untuk disia-siakan. Lagipula mereka hanya berbeda dua tahun, tak masalah bagi Egi. Dan, Egi belum pernah dekat dengan lawan jenis sebelumnya. Jadi tak ada salahnya menerima Rifa’i di kehidupannya yang monoton.

“Yuk kak, anggota OSIS yang lain udah mau berangkat.” Rifa'i tersenyum lebar hingga memperlihatkan barisan giginya yang rapi.

Egi mengangguk, dia berjalan memutar, membuka pintu mobil lalu duduk di kursi pengemudi, diikuti Rifa'i di kursi penumpang. Maklum, Rifa'i belum punya surat izin mengemudi.

Seat belt, Pai.”

“Oh iya hampir lupa.” Rifa’i nyengir lucu, “Kakak ikutin anggota OSIS dari belakang aja kak, aku nggak hapal jalan soalnya.”

Egi terkekeh, jujur dia masih saja merasa aneh dipanggil kakak, terutama oleh gebetan. Jarak usia boleh dua tahun, namun seluruh murid SMAN 1 tahu sifat Egi yang manja dan kekanakan. Kata Jeje, Egi dan Rifa'i itu sama-sama bocah.

✔ b-sidesWhere stories live. Discover now