{1}

489 68 35
                                    

-Mate-

Nafasnya menderu hebat. Keringat deras pun mengucur dari pelipis dan dahinya. Pria berusia dua puluh tahun itu membuka mata begitu mimpi buruk itu kembali menghantuinya. Mata Jungkook bergerak gelisah melihat sekelilingnya. Benar, ini kamarnya, bukan hutan dimana dia berpisah dengan mamanya. Bukan juga kastil mewah tempat dia tinggal sepuluh tahun lalu.

"Berliannya."

Jungkook langsung bangkit dan membuka laci nakasnya. Begitu menemukan kotak kitu, dia membukanya dan bernafas lega setelah mengetahui berlian hitam titipan mamanya masih terjaga.

"Syukurlah," gumamnya.

Jungkook meletakkan kotak berisi berlian itu kembali ke tempat asalnya. Pria itu menghembuskan nafas lagi sembari melihat jam yang ada di dinding using kamarnya.

"Syukurlah masih pagi," gumamnya kemudian menjatuhkan diri lagi ke ranjang.

"Jungkook!"

Bersamaan dengan teriakan itu, pintu kamarnya terbuka. Seorang pria yang nampak masih muda masuk sambil membawakan segelas air berwarna merah untuk Jungkook.

"Sudah bangun rupanya," kata pria itu sambil meletakkan gelas itu di nakas.

"Kau terlihat gelisah. Bermimpi lagi?"

Jungkook mengangguk. "Iya. Entah kenapa aku makin sering memimpikan kejadian itu."

"Tidak papa. Mungkin takdirmu sudah dekat. Usiamu sudah dua puluh tahun kan? Kau sudah mulai tumbuh dewasa."

Jungkook terkekeh. "Dewasa? Apa vampire bisa dibilang dewasa di usiaku ini? Kami masih anak-anak, Paman Kyu."

Pria bernama Kyuhyun itu berdecak kesal. "Kau ini. Kalau kita hidup di dunia vampire mungkin kau bisa aku bilang anak-anak. Tapi kita sekarang tinggal di dunia manusia, Jung. Aku sudah tidak terbiasa menganggam vampire di usiamu ini anak-anak."

"Oh ya?" tanya Jungkook.

"Tapi benar juga. Makin lama tinggal di sini, rasanya aku juga makin terbiasa dengan kebiasaan manusia," kata Jungkook smabil meraih gelas berisi cairan merah yang tidak bukan adalah darah.

"Rasanya aku tidak mau kembali ke dunia immortal. Tapi... hidup di dunia manusia juga tidak sepenuhnya enak," ungkap Jungkook.

"Kau tidak boleh begitu. Kau harus selalu ingat jika kau adalah satu-satunya harapan klan vampire Jang. Klan terkuat yang pernah ada. Kau adalah pemimpin klan."

Jungkook yang mendengar itu terkekeh sinis.

"Pemimpin? Bahkan aku tidak tau apa pengikutku masih ada. Aku tidak tau apa mereka masih hidup dan ada dimana. Apa aku masih bisa disebut pemimpin? Sementara aku terus bersembunyi?"

"Mau kau sanggah seperti apapun. Dalam darahmu itu mengalir darah murni keluarga Jang dan kau adalah satu-satunya keturunan mereka."

"Satu-satunya? Apa Paman lupa aku punya kakak?" ucap Jungkook kemudian kembali menegak darah di gelas yang dipegangnya.

"Yah... terserah kau saja," kata Kyuhyun.

"Sekarang cepat mandi karena sudah semakin siang. Kau harus membantuku membuka toko. Kau juga harus pergi ke kampus kan?"

Jungkook yang sedang menegak darah itu mengangguk. Tangannya bergerak memberikan kode pada Kyuhyun untuk keluar dai kamarnya.

Kyuhyun berdesis kesal melihat betapa menyebalkannya tuan mudanya itu.

"Dasar kau ini," gerutunya sebelum pergi dari kamar Jungkook.

Jungkook hanya terkekeh geli melihat perilaku vampire tua yang sudah merawatnya sepuluh tahun ini. Dia adalah orang terpercaya di keluarganya, Kyuhyun adalah kaki tangan papany. Omong-omong, Kyuhyun adalah vampire yang menyebalkan, tapi percayalah, Jungkook menyayanginya.

My Vampire Mate [TERBIT]Where stories live. Discover now