13

247 36 2
                                    

...

Beberapa minggu setelah kejadian percobaan bunuh diri itu, Jungkook sudah bisa masuk sekolah. Semua berkat bantuan sahabatnya, Bambam dan juga Mingyu.

Jungkook masih saja menelungkupkan kepalanya. Setelah makan siang tentunya membuatnya menjadi mengantuk, apalagi pada malam hari Jungkook lembur di restoran keluarga Mingyu, malam itu banyak sekali pengunjung sehingga Jungkook harus ekstra membersihkan banyak piring kotor.

Bambam disampingnya terus saja mengoceh tiada henti. Ingin sekali Jungkook membekap mulutnya agar tidak mengganggunya. Berharap Bambam peka dan dia berhenti mengoceh. Nyatanya disini Jungkooklah yang keras kepala karena tak mau mendengarkan Bambam.

"Jung, please. Ini demi hidupmu. Ini agensi yang cukup besar beberapa artisnya pun debut dan cukup sukses. Ayolah telfon!" Ujar Bambam heboh, setelah beberapa waktu lalu menemukan kartu nama agensi Jin Hit di rumah Jungkook, Bambam seperti kesetanan memotivasi Jungkook agar mencoba menghubungi agensi tersebut.

Si kepala batu itu masih saja mengabaikannya.

"Ini kan hidupku Bam, terserahku saja" Ujarnya sejenak menengadahkan kepalanya menjawab Bambam.

Bambam harus menahan diri agar tidak memukuli sahabatnya itu.

"Kenapa aku harus berteman dengan batu ini ya Tuhan!!"

Betul memang ini adalah hidupnya Jungkook. Tapi Bambam bukan orang bodoh yang tidak mampu melihat kesempatan. Kalau dia jadi Jungkook ia akan menggunakan kesempatan ini.

Ia tentunya sangat peduli dengan Jungkook. Ia sudah sering kali melihat Jungkook yang kesulitan keuangan entah itu jika neneknya sakit atau untuk dia menghidupi dirinya. Dan si kepala batu itu akan menolak jika dibantu oleh Bambam ataupun Mingyu, dengan dalih tidak ingin merepotkan.

Setidaknya Bambam ingin Jungkook berjuang dijalan yang akan membuahkan hasil yang lebih dari cukup.

Jungkook sejujurnya sudah sangat mempertimbangkan mengenai keutungan dari tawaran ini hanya saja ia masih takut mengambil keputusan. Jungkook adalah orang yang lambat mengambil keputusan. Ia akan banyak sekali membuat pertimbangan.

Bukan tidak memikirkan, Ia hanya malas saja mendengarkan ocehan Bambam.

Bambam menghela nafasnya.

"Kalau begitu nanti pulang sekolah akan aku bayar tagihan ponselmu!"

Jungkook mendongak.

"Please Bam! Kau sudah memberikanku ponsel, jangan lagi menambah yang lain. Aku bisa sendiri membayar tagihannya"

Tadinya Bambam mau membelikan ponsel baru untuk Jungkook tapi apa daya kebaikannya ditolak mentah-mentah, akhirnya Jungkook mau diberikan ponsel bekas pakai Bambam.

"Kalau kau tidak telfon sendiri, kupastikan aku akan membayarkanmu tagihan ponselmu bulan ini!"

"Haish!"

...

Akhirnya setelah diancam Bambam, Jungkook menghubungi nomor yang tertera di kartu itu.

"Halo? Ada yang bisa saya bantu?" Ujar seseorang di ujung sana.

"Eum, apakah benar ini dengan Seijin-ssi manajer dan juga casting talent dari agensi Jin Hit?" Jungkook memastikan terlebih dahulu.

"Betul, ini dengan siapa?"

"Saya yang waktu itu diberikan kartu namamu Seijin-ssi, di tempat audisi acara survival di seoul"

Orang yang bernama Seijin terdengar menahan nafasnya, ia tidak berbicara lagi. Mungkin sedang berusaha mengingat.

DREAM [ON HOLD]Where stories live. Discover now