5

255 30 0
                                    

...

Sudah 3 hari Jungkook tidak makan dengan baik, ia hanya makan makanan yang diberikan Mingyu di malam hari setelah selesai bekerja. Neneknya kembali sakit lagi sehingga ia harus merelakan upah dan juga uang untuk makan dirinya demi membeli obat untuk nenek.

Nenek sering menolak Jungkook yang membelikan obat karena nenek tak ingin merepotkan cucunya, tapi nenek merupakan keluarga Jungkook satu-satunya saat ini, apapun akan ia lakukan demi kesembuhan nenek. Jungkook kerap kali berbohong mendapatkan uang lebih untuk membeli obat nenek, padahal itu adalah uang upah dan juga uang makan Jungkook.

Sepanjang hari ini Jungkook lemas karena kurang asupan makan, di kelas ia hanya tidur dan tidur selama pelajaran. Badannya terasa lelah setelah mengantar koran dan susu di pagi hari. Jam istirahat Bambam mengajak Jungkook untuk pergi ke kantin, namun Jungkook menolak karena ia tidak punya uang dan bahkan Jungkook tidak membawa bekal.

"Jung, aku yang akan membayar. Ayo ikut makan bersamaku" Ajak Bambam dengan wajah yang khawatir.

"Aku juga ingin makan Bam, dan aku senang aku ditraktir olehmu. Tapi aku malas sekali berjalan ke kantin, badanku terasa lemas" Jungkook masih menelungkupkan wajahnya pada meja.

"Kau sakit, Jung? Kita ke ruang kesehatan oke?"

"Tidak, hanya lemas saja"

"Kalau begitu agar tidak lemas kau harus makan, ayo" Bambam menarik Jungkook. Jungkook pun menegakan badannya berdiri dengan perlahan. Bambam takut temannya sakit lagi, ia tahu sekali kalau si Jungkook ini punya imun yang tidak bagus. Cukup sering Bambam melihat wajah pucatnya.

Akhirnya mereka berjalan beriringan ke kantin. Bambam gemas sekali karena Jungkook berjalan sangat pelan, padahal perutnya sudah meronta untuk diisi. Memang Bambam bukan anak yang selalu membawa bekal. Pernah ia merajuk pada orang tuanya untuk buatkan bekal tapi berakhir dengan hanya diberikan uang lebih karena orangtuanya sibuk bekerja dan harus berangkat pagi-pagi sekali.

Bambam selalu berdalih kalau dia kurang perhatian dari orangtua karena ibunya jarang membuatkan bekal. Padahal sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah ia sering dibuatkan bekal hanya saja sekarang Bambam sudah besar sehingga ibunya memberi pengertian untuknya untuk makan siang dengan membeli saja di kantin.

Sekolah mereka tidak seperti sekolah lainnya yang menyediakan makanan untuk semua siswa. Terdapat sebagian siswa yang memang membayar uang makan untuk biaya makan siang selama di sekolah. Adapun yang hanya membayar perhari saja dan ada juga yang membawa bekal sendiri.

"Jung cepatlah, perutku sudah tak bisa diajak kompromi"Bambam menoleh kebelakang, melihat lagi Jungkook berjalan lama sekali dibelakangnya. Bambam makin gemas. Untung belum pada mode marah karena lapar. Bambam punya kebiasaan jika lapar ia akan berperilaku menyebalkan.

Jungkook hanya mengangguk-anggukan kepalanya, memberi kode Bambam untuk duluan saja. Lantas Bambam berjalan lebih cepat lagi sedikit meninggalkan Jungkook yang masih berjalan di koridor.

Tapi Bambam berbalik lagi, di kantin pasti penuh. Ia pikir harus ada yang menjaga bangku ketika mereka bergiliran membeli makanan. Bambam paling malas kalau harus makan dengan orang yang dia kurang dekat. Ia ingin makan bersama dengan Jungkook.

Begitu Bambam berjalan menyusuri koridor ia mendapati Jungkook sedang berjongkok sambil menutup mulutnya. Bambam segera mendekat, ia agak panik.

"Kenapa Jung?!"

"Aku mual Bam"

"Shit jangan muntah disini!" Bambam membantunya berdiri dan segera menarik Jungkook untuk ke pergi ke toilet.

Seketika Jungkook muntah-muntah diatas kloset, setelah memuntahkan makanan berlanjut Jungkook memuntahkan cairan bening saja berkali-kali. Bambam membantu memijat tengkuk Jungkook sambil menutup mulut dan hidungnya sendiri, menahan diri untuk tidak ikut muntah.

Setelah selesai, Bambam membantu menyiram bekas muntahan Jungkook dengan memencet tombol flush di kloset, sementara Jungkook masih terduduk lemas bersandar pada bilik toilet.

Bambam mengambil beberapa tisu yang dibasahi dengan air untuk mengelap mulut Jungkook.

"Jung, keruang kesehatan oke? Kau sakit!"

"Nanti juga baik-baik saja Bam"

"Sialan kau Jung, kubilang ke ruang kesehatan jangan membantah!"

"Tapi aku ingin makan Bam"

"Iya nanti setelah diperiksa dulu, kau ini!" Bambam ingin sekali memelintir Jungkook kalau sedang menjadi batu seperti ini.

Bambam memapah Jungkook untuk keruang kesehatan.

Diruangan tersebut kebetulan sudah ada Pak Lee dokter sekolah yang hanya satu minggu sekali praktik di sekolah.

Bambam membantu membaringkan Jungkook di kasur, kemudian pak Lee segera menanyakan apa yang terjadi dengan Jungkook. Bambam menjelaskan kejadiannya dan Jungkook pun memberikan keterangan perihal pola makannya beberapa hari ini.

Dokter Lee memeriksa Jungkook dengan telaten. Menyenter mata dan mulut Jungkook dan memeriksa tekanan darahnya. Kemudian dokter Lee memeriksa detak jantung dan mengarahkan stetoskopnya pada bagian perut Jungkook.

Sedikit dokter Lee menekan bagian perut sebelah kiri Jungkook dengan tangannya.

"Sakit?"

Jungkook mengernyitkan dahinya, ia mengangguk.

Dokter Lee melepas stetoskop dari telinganya. Ia kemudian mengambil obat yang terdapat di lemari, memberikannya pada Jungkook bersama dengan satu gelas air bening.

Jungkook menurut saja dan meminumnya.

"Lambungmu bermasalah, setelah setengah jam baru kau isi perutmu. Saya akan izinkan kau untuk tidak mengikuti pejaran berikutnya" dokter Lee mengambil lembar kertas izin.

Dokter Lee bertanya nama lengkap dan kelas Jungkook, menuliskannya dan membubuhi tanda tangan. Ia menyerahkannya pada Bambam.

"Kau istirahat saja disini, nanti saya bantu untuk memesankan makanan ke bagian kantin untukmu" Dokter Lee memberikan selimut pada Jungkook, kalau-kalau Jungkook merasa kedinginan.

"Tidur saja, nanti saya bangunkan"Ujar Dokter Lee lagi. Dokter Lee faham dengan memeriksa Jungkook anak itu kelelahan dan asupan makanan tidak cukup sehingga membuat badannya lemas dan lambungnya bermasalah, yang Jungkook butuhkan saat ini adalah beristirahat dan meminum obat untuk lambung. Dokter Lee juga menyiapkan beberapa vitamin yang perlu diminum Jungkook.

"Dokter, tidak bisakah aku menemani temanku disini? nanti aku yang akan membawakan makanan untuk temanku" Tanya Bambam.

"Bilang saja mau bolos kan?" Sambar Jungkook

Bambam memelototkan matanya pada Jungkook.

"Ah Jung kau ini benar-benar! Aku kan ingin membantu" Padahal Bambam mengiyakan dalam hatinya ia ingin bolos pelajaran sehabis jam istirahat.

Dokter Lee hanya tergelak melihatnya.

...

Tbc

DREAM [ON HOLD]Where stories live. Discover now