"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juuuga, seeeekaranggg juuuugaaaa..."
Fiyuhhh~
Prok prok prok prok prok...
"Selamat ulang tahun, sayang." tutur sang suami, lalu mencium lama kening wanita di depannya.
"Selamat ulang tahun, ibuku sayang. Semoga segala sesuatu yang ibu lakuin kedepannya, bakal menjadi hal yang bermanfaat. Terus semoga ibu selalu di beri umur panjang, sama tuhan." suara keras sang anak membuat wanita paruh baya yang sedang berhadapan dengan suami, lantas menoleh lalu tersenyum haru.
"Aamiin, makasih ya sayang." ujar sang ibu lirih.
Tap
Tap
Tap
Semua atensi mengarah ke arah tangga, dimana gadis berpakaian sederhana tengah menjinjing sebuah kado berukuran kecil.
Kakinya perlahan melangkah ke arah ibunya, tersenyum tulus lalu tangannya menyodorkan kado pemberiannya.
Belum sempat terpegang, kado kecil pemberian gadis itu sudah terlempar jauh ke arah meja Televisi.
Matanya memanas, bukan hanya hari ini saja sang ibu memperlakukan dirinya dengan semena mena. Tapi hampir setiap hari, setiap waktu, setiap jam pasti sang ibu selalu semaunya sendiri.
"Ibu..."
"Apa?!"
Tubuhnya tersentak, tangannya gemetar hebat. Darahnya juga seperti berhenti mengalir.
Mulutnya diam seribu bahasa. Hendak bertanya namun ia urungkan lagi, karena sudah pasti ia akan kena pelampiasan amarah sang ibu terus menerus sampai sang ibu merasa puas.
"Apa, Kayla?! Kamu gak terima kado kamu ibu buang, iya?"
Namanya Kayla, Kayla Auristela. Cantik wajahnya, tidak seimbang dengan keadaan kehidupannya. Banyak orang beranggapan, bahwa hidup Kayla itu berjalan dengan baik. Selalu jauh dengan kesengsaraan.
Tapi salah! Semua itu tidak berlaku buat Kayla! Kayla menderita, Kayla sakit, Kayla terluka, Kayla bahkan hampir mati setiap kali sang ibu menyiksanya tanpa kenal ampun.
"Kenapa diem, ha?!"
Buliran air bening, satu persatu turun melewati pipi tirus Kayla. Giginya menggigit bibir bawahnya kuat kuat, mencoba menahan isakan. Ia meremat jari jari tangannya.
"Bisu ya kamu?!" sentak Tina, ibu Kayla.
"E-eng-engga-k buu."
"Mau protes kadonya ibu buang, iya?!"
Kayla mengusap pelan air matanya, kepalanya terus menunduk tak berani menatap retina tajam milik ibunya.
"Enggak bu, cuma Kayla bingung. Kenapa setiap Kayla kasih ibu kado pas ibu ulang tahun. Selalu ibu buang, ibu maunya Kayla kasih apa biar ibu bisa sayang sama Kayla. Kayak ibu sayang sama kak Kalia?"
Kayla dalam masalah besar, mulutnya benar benar tak bisa ia kendalikan untuk sekarang ini. Pasti setelah acara ini, ia akan mendapat santapan malam untuk kesekian kalinya.
Mata Tina melebar, nafasnya memburu mendengar penuturan lancang dari mulut Kayla. "Kamu berani ngejawab ibu, Kayla?!"
Kayla menggeleng takut, tubuhnya gemetar lagi. Bahkan kulit hangatnya, berubah menjadi dingin.
"Sekarang kamu masuk kamar!"
"Masuk kamar, Kayla!!!"
Kayla membalikkan badannya, berlari kencang menaiki tangga menuju kamarnya.
Marwan, Ayah Kayla hanya bisa diam tak berani membantu Kayla. Sedangkan kakak sulung Kayla, Kalia ia juga hanya diam sambil menatap iba pada sang adik.
YOU ARE READING
IRIS [On Going]
Teen FictionIni tentang Kayla si gadis cantik, yang menjadi korban amarah sang ibu setiap hari. Kenapa? karena setiap penyakit sang kakak kambuh, maka ibunya akan melampiaskan segala rasa cemasnya pada anak bungsunya, yaitu Kayla. Memang tak adil. Tapi sudah m...
![IRIS [On Going]](https://img.wattpad.com/cover/262541319-64-k953434.jpg)