EXTRA PART VII

106 5 0
                                        

"Jaga putri Ibu baik-baik ya nak, ibu sudah percayakan Aqila kepada mu" sambil tersenyum dan memindahkan pandangan kepada Aqila " untuk Qila jadi istri yang taat pada suami. Dan kalian berdua belajar yang benar disana buat orang tua kalian bangga" ucap Maryam. Setelah itu disusul dengan Syauqi yang juga mengatakan hal yang sama.

"Dzaky, jaga Aqila baik-baik jangan pernah sakiti dia, jika Kamu menyakitinya sama hal nya kamu menyakiti ibu. Jaga diri kalian baik-baik dan belajar yang sungguh-sungguh disana" Delina menambahkan.

"Iya Bu" jawab mereka bersama. Tiba-tiba Alif menggenggam tangan Aqila yang membuat Aqila terkesiap, sedikit menegadah melihat Alif, tapi tatapan Alif tetap kedepan, Alif tahu bahwa Aqila sedang memperhatikannya itu sebabnya ia seolah tidak peka

"Kalau pulang jangan lupa oleh-olehnya ya Pasbar" celetuk Syafira. Mendengar kata itu membuat orang-orang sekelilingnya mengerutkan kening.

"Pasbar?" Tanya Aqila yang juga mewakilkan semuanya. Mendengar itu membuat Syafira cengengesan.

"Iya, Pasbar 'Pasangan baru', jangan lupa oleh-olehnya ya" baru mereka mengerti maksud dari perkataan Syafira tadi.

"Baiklah, nanti Aqil bawakan Piramida nya sekalian, kalo nggak Onta nya Aqil bawa khusus untuk kakak" jawab Aqila melebih-lebihkan.

"Emangnya bisa bawa Piramida?"

"Bisalah, nanti Aqil bawa Piramida nya pulang" ucapnya tertawa kecil. Gantungan kunci bergambar Piramida maksudnya. Lanjut Aqila dalam hati.

"Enggak perlu, bawain aja kakak teman tapi anak kecil dan dia panggil kakak dengan aunty" ucap Syafira sambil mengedipkan sebelah matanya. Mendengar itu orang-orang disana tertawa, sedangkan Aqila masih mencerna.

Syafira mendapat cubitan dari Afni yang berada disampingnya dan itu membuat Syafira meringis tapi tetap saja dia masih tertawa dan tersenyum jahil

"Mereka itu pergi belajar bukan pergi honeymoon Ra. Kamu ini ya, ada-ada aja" bisik Afni yang membuat Syafira makin tertawa. Ia sangat suka menggoda Aqila. Lihatlah sekarang tatapan Aqila padanya sangat sulit diartikan. Syafira yakin Aqila tidak mengerti maksudnya. Bagi Aqila kata-kata itu terlalu ambigu untuk diartikan.

"Perlakukan Aqila dengan lembut, jangan sampai lu berbuat kasar sama dia" bisik Hauna ketika adiknya menyalami dirinya. Mendengar itu Alif terkekeh.

"Tenang aja, akan gue ikutin kata-kata Lo kak"

"Ini baru adek gue" ucap Hauna sambil menepuk pundak Alif. "Jangan sampai gue dengar Lo menyakiti dia, jika sampai itu terjadi---"

"Kenapa?"

"Kakak orang pertama yang menghabisi Lo"

"Et dah, galak amat jadi kakak" ucap Alif ngeri setelah itu dia mengendong Aisyah keponakannya " Aish, jangan tiru mama kamu ya, dia itu galak amat. Jadi perempuan yang sholeha ya cantik" ucap Alif mencium pipi Aisyah sampai anak kecil itu tertawa kegelian. "Om jaki angan upa icah ya, Icah ayang om" mendengar kata-kata itu dari seorang anak kecil entah mengapa ia tidak ingin meninggalkannya, hatinya menghangat dan setelah itu Alif memperkuat pelukannya pada Aisyah dan mencium pipinya.

"Udah udah anak gue sesak nafas nanti" Hauna langsung mengambil Aisyah dari gendongan Alif. Alif kesal tapi setelah itu dia tersenyum dan memeluk sang kakak. Segalak-galaknya Hauna, hauna tetaplah kakaknya.

Mengakhiri percakapan semuanya,  Alif dan Aqila berjalan menjauhi mereka dan melakukan check in. Tangan Aqila terus melambai-lambai dan tersenyum, senyum yang didalamnya tersimpan sebuah kesedihan dan kerinduan nantinya. Dia harus kuat demi mencapai cita-cita dan kesuksesannya.

Didalam pesawat, setelah tadi melewati masa-masa menegangkan saat pesawat lepas landas tapi saat ini sudah kembali normal.

"Sudah muroja'ah hari ini?" Tanya Alif ketika melihat Aqila termenung menatap kedepan dengan tatapan kosong. Mungkin sedang merindukan keluarganya atau masih takut dengan kejadian barusan.

Takdir Yang Menentukan [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang