-sixteen

1.6K 171 32
                                    

********

   Jeno menatap ragu bunga yang berada ditangannya. Hari ini dia akan menjalankan Rencananya dengan haechan kemarin lusa. Dia akan menyatakan cinta kepada jaemin. Namun dia ragu, bukankah rasanya ini sangat aneh? Bagaimanapun jaemin dan dirinya sama-sama berjenis kelamin pria. Bukankah menggunakan cara romantis seperti ini akan terlihat menggelikan? Tidakkah ini terlalu berlebihan?

'pukkk...'

"Apa yang kau lakukan disini? Cepatlah bersiap!" Perintah haechan. Dia menatap tajam jeno yang sekarang malah terdiam. Jeno menoleh, menatap haechan balik,

"Chan... Aku ragu ini akan berhasil. Kau tahu, maksudku... Tidakkah ini tampak terlalu berlebihan?" Tanya jeno pelan. Jujur saja dia merasa tidak enak dengan heachan yang sudah menyiapkan semua ini. Haechan menghela napas, dia paham benar apa yang ditakutkan oleh sahabatnya itu. Bagaimanapun mereka pria dan apa yang mereka persiapkan ini terlalu terkesan lembut seperti wanita. Jeno pasti takut jaemin tidak nyaman.

"Apakah kau mau kita membatalkan ini saja?" Tanya haechan yang langsung dijawab oleh gelengan kepala jeno.

"T—tidak. Aku tidak masalah dengan semua ini. Maaf chan aku terlalu banyak keinginan." Ujar jeno menatap haechan penuh penyesalan. Haechan tersenyum kecil,

"Hei kita sahabat. Bagaimana mungkin aku merasa keberatan dengan permintaanmu hemm?" Tanyanya dengan lembut. Dia bahkan memberikan senyum terbaiknya. Jeno pun ikut tersenyum saat melihat senyuman lembut sang sahabat. Tanpa berkata apapun lagi jeno menarik haechan kedalam pelukannya.

"Terimakasih chan–ie... terimakasih kau benar-benar sahabat terbaikku." Gumam jeno terus menerus. Haechan tertawa,

"Baiklah, baiklah adik kecil. Sekarang lebih baik kita bersiap oke? Apa tidak jadi hari ini?" Tanyanya. Jeno menggeleng,

"Tidak hari ini saja. Aku sudah yakin untuk menyatakan perasaanku padanya." Jawab jeno antusias. Haechan pun mengangguk dan mengambil ponselnya. Dka harus menghubungi seseorang yang berada di tempat yang telah mereka siapkan.

"Halo john hyung... Apa semua yang disana sudah siap?"

"Aaa... Sudah chan–ie. Kau dan jeno tinggal berangkat kesini saja. Disini semua sudah siap dan sudah menempati posisi masing-masing." Jawab johnny.

Haechan dan jeno pun tersenyum lalu mengucapkan terimakasih berkali-kali.

"Hei! Hei! Hei! Santai sajalah. Jangan terlalu formal seperti itu jeno-ya. Bagaimanapun kau adalah adikku juga. Sudah seharusnya aku membantu."

"Nee terimakasih hyung sekali lagi."

"Hei aku sudah mengatakan untuk tidak terlalu sering mengucapkan terimakasih. Sudahlah lebih baik kalian cepat bersiap. Kami sudah stan by diposisi masing-masing." Ujar johnny. Haechan pun mematikan sambungannya lalu mengajak jeno untuk bersiap.

"Jeno-ya kajja!" Ajak haechan semangat. Jeno tertawa, dia merasa beruntung memiliki seorang sahabat seperti haechan.

"Kajja!!!" Balas jeno tidak kalah semangat. Mereka berdua pun tertawa. Mereka keluar dari kamar jeno dengan saling merangkul.

"Kalian mau kemana?" Sebuah suara menginterupsi langkah mereka. Jeno dan haechan menoleh mendapati renjun yang menatap mereka dengan pandangan tidak suka, tidak suka? Entahlah hanya renjun yang tahu arti dari tatapannya.

"Aa itu kami akan ke pantai yang berada di dekat dorm." Jawab haechan sekenanya. Entah mengapa hari ini dia begitu muak melihat wajah renjun. Entahlah dia seperti merasa jika akan terjadi hal buruk yang disebabkan oleh pemuda mungil ini.

BLUE SKY [NOMIN || JENJAEM] Where stories live. Discover now