Gara-gara Matematika

83 19 0
                                    

"DEJUN!"

Doyoung keluar dari rumahnya dengan mengacungkan sebuah buku paket cukup tebal.

"Nggak mau belajar! Hari libur belajarnya juga libur!"

"Heh, kamu udah kelas 3, bentar lagi ujian. Nilai matematikamu itu lho perbaiki. Nggak malu sama Masmu?"

Dejun mendengus kesal, "Yak terus bedain aja terus! Yok bisa yok Dejun bisa gila!"

"Pulang nggak? Ayo belajar lagi bareng-bareng. Lihat tuh Seungmin rajin belajar."

"Nggak denger!"

"Dejun!"

"Yah!" Seungmin keluar sambil membawa bukunya, "ini bener jawabannya gini?"

"Oh, nggak bisa. Ini kan limit tak hingga dan pangkatnya sama, jadi tinggal dilihat variabel dari pembilang sama penyebutnya. Ya udah itu isinya."

"Kalo ini? Terangin di dalem aja."

Sementara itu, tangan Seungmin diam-diam melambaikan tangannya pada Dejun. Menyuruh adiknya untuk kabur jauh-jauh. Dejun mengacungkan jempol dan berlari secepat kilat ke arah timur.

Ia terengah-engah di depan rumah Yuta. Jam menunjukkan pukul 8 pagi tapi ia sudah dehidrasi.

"Wah, alamat nggak bisa pulang hari ini."

"Ngapa, Jun?"

Dejun menengadah. Wajahnya meliuk-liuk menunjukkan ekspresi kebingungan. Temannya itu, Lucas, sedang di atas pohon dengan memakai celana pendek selutut dan tanktop warna putih. Tangannya memegang palu dan satu kayu berbentuk persegi panjang.

Ia memutuskan masuk ke pelataran rumah Yuta dan menyusul Lucas ke pohon besar di samping rumah. Ia melirik ke dalam, mendapati Yuta tengah menonton kartun. Oh, ternyata ada Taro yang duduk di bawah.

"Lu ngapain?"

"Bikin rumah tangga."

"Rumah pohon!"

"Nah tuh tahu ngapain nanya."

"Basa-basi dikit kek."

"Males, lu dah basi."

"Astahgfirullah, orang ganteng harus sabar dikatain orang jelek."

"Gue lempar palu pala lu."

"Ikut bantu lah," Dejun mengambil satu papan kemudian memandanginya, "bantuin apa yak?"

"Lu bikin tangganya aja, gue bikin rumahnya."

Wajah Lucas dan Dejun sumringah ketika menyadari sesuatu. Keduanya saling bertatapan kemudian berseru, "Jadinya rumah tangga, bwahahahaha."

Dejun mulai memaku papan kayu yang lebih kecil ke batang pohon. Lucas yang memerhatikannya dari atas pohon tiba-tiba terkekeh mendapati wajah Dejun yang ditekuk.

"Dimarahin lagi lu?"

"Biasa lah. Disuruh belajar mulu padahal lagi libur."

"Gue penasaran," Lucas menerawang langit, "Om Doyoung itu apa nggak mendidih otaknya kalo tiap hari makan angka mulu?"

"Tanyain sono."

"Dih ngambek."

"Apa lu?"

"Hahaha sabar bro sabar, itu artinya lu masih dianggep anak. Kalo nggak, mana mungkin si Om marah-marah mulu tiap hari."

"Tapi nggak usah ngebandingin juga kali. Dikira otak manusia kapasitasnya sama semua? Bisa aja ada hal yang gue bisa tapi Mas Seungmin nggak bisa."

[3] Ramadhan'21 : Kampung Duren [✓]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt