28- Teman Senasib

Start from the beginning
                                    

"Hatchim!!" ia tiba-tiba bersin.

"Jorok ih! Kalo bersin ntuh ditutup!" Serena memberi tisu.

"Nggak usah, gue gak perlu. Lagian, kenapa lo pusing begitu? Tante Haru perasaan bukan penyihir jahat kayak nyokapnya bawang merah, deh. Santai, Ren.. Nilai lo nggak buruk amat," tukas Wilona yang mendapat tatapan masam olehnya.

"Pembullyan. Akhhhh..! Kenapa gue punya sahabat yang nggak punya hati gini, sih?! Kenapa dia pandai banget bikin orang sakit hati..? Wilona lo nyebelin...!" ia menggeram sembari memukul meja dengan mewek dan kesal.

Wilona hanya mengernyit alis. Serena memang selalu begini kalau sudah pembagian rapot. Wilona tak pernah mengerti mengapa.

Setiap Serena melihat nilainya dan membandingkan dengan nilai miliknya, dia akan langsung menggila sembari berkata bahwa Wilona kejam dan mengutuk gadis itu dengan sumpah serapah pakai bahasa Jepang-nya.

Huhhh, begitulah... Wilona hanya menepuk-nepuk punggungnya seperti biasa. Sembari melakukan hal tersebut, ia memikirkan teman-temannya yang juga pembagian rapot bayangan hari ini.

Kira-kira... Yang lain gimana, yah?

♔♔♔

"DIANITA ARTEMIS RHEI BINTI DIRGANTYO BINTI DANANG ALERT ARKARA....! ANAK BEGO NAKAL DIMANA KAU....!!"

Siswa lain pada dibuat ketakutan dengan seorang wali yang berteriak garang itu.

Nampak di belakangnya dua gadis dengan seragam sama begitu juga wajahnya, namun bukan siswi Alvarez terlihat kesusahan menenangkan si wanita.

"Mama! Ma, Ma, Mama..! Kalem Ma, tenang...! Kita ke ruang wali kelasnya dulu, ok?! Entar aku cariin Dita nya. Udah, yok pergi..?!"

"Aisshhhh! Daesekiya, lepas! Aku tahu kau bersekongkol dengan kakakmu itu. Takkan ku biarkan kalian mencegahku kali ini, DIANITA!!!"

Gadis yang tengah dicari itu menatap ke bawah dengan raut wajah masam, "Merepotkan."

♔♔♔

Pergi ke bagian gedung SMA, tepatnya di basecamp DevilVel yang berada dekat dengan kelas milik Lukas dan kawan-kawan.

"Alamak...! Mati gue."

"Sans ajah, Jim. Nama juga bayangan, bukan yang asli selow ajah!"

Mahesa tertampar dengan aesthetic,

Plak!

"Belum tau mak gue lo."

Bukan hanya Jimmy saja yang dibuat mengacak-acak rambut sekarang, yang lain juga begitu. Namun tidak untuk yang pintar.

"Lo nggak temui wali lo?" tanya Lukas menghampiri Romeo yang sibuk menelpon seseorang.

"Gak, nyokap gue ngurus adek gue dulu."

Lukas manggut-manggut mengerti, namun ia penasaran siapa yang sedaritadi Romeo berusaha keras hubungi. Pria itu mencoba mengintip.

"Haddeh gue pikir siapa"

Ia tersenyum sembari geleng-geleng. Lukas kemudian ngikut-ngikut si Remoe menghubungi orang yang dicintai.

The Leader [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now