04

5 0 0
                                    

Rumah dengan tampilan sederhana itu terdengar ribut walau matahari belum lama terbit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah dengan tampilan sederhana itu terdengar ribut walau matahari belum lama terbit.

Tak lama pintu rumah dengan atap jerami itu terbuka, menampilak sosok wanita bermantel hitam berdiri sembari berteriak nyaring, “YAK! Snow cepat angkat bokongmu itu ke sini sebelum ibu seret paksa!”

Suara langkah kaki terburu-buru terdengar mendekat, lalu sosok Snow dengan pakaian serba hitamnya terlihat.

“Bisakah ibu tidak berteriak satu hari saja? Suara ibu membuat tetangga lain terganggu.”

Hyuna tidak menghiraukan protesan anaknya itu, wanita itu lebih memilih mengunci pintu rumah menggunakan kaitan rantai dengan gembok perak sebagai pengamannya.

“Kau jangan banyak bicara, gara-gara kau terlambat bangun, kita jadi ditinggalkan Ayahmu.”

Rencananya memang hari ini Hyuna dan Snow akan pergi mengunjungi pasar khusus tempat seluruh macam senjata di jual dengan mereka berdua akan ikut menumpang di Dokar Chandra sekalian suaminya itu berangkat bekerja, namun sayang rencana itu batal karena Snow yang terlambat bangun yang artinya mau tidak mau mereka akan berjalan kaki dari rumah sampai jika mereka beruntung menemukan Dokar yang tersedia untuk mereka sewa sampai tujuan.

“Jangan jadikan keterlambatan bangunku jadi alasan dong! Padahal itukan ulah ibu yang mengajakku adu mulut yang mana itu membuang banyak waktu, andai saja ibu tidak cerewet mengenai pakaian yang aku kenakan pasti ayah tidak akan meninggalkan kita.”

Hyuna mendelik kejam pada sosok Snow yang berjalan santai di sampingnya, “kau diam atau ibu tidak segan menendang bokongmu di sini,” ancam Hyuna agak kesal sekaligus enggan mengakui kebenaran yang di katakan putrinya.

Nyatanya, andai saja dia tidak protes dengan pakaian yang di kenakan Snow, pasti saat ini mereka berdua sedang duduk santai di atas dokar yang di kendalikan suaminya itu. Tapi hey! Bagaimana bisa dia tidak protes dan mengomeli Snow jika pakaian yang akan di kenakan putrinya itu sangat tidak gadis sekali_maksudnya pakaian yang dipilih Snow itu adalah kaso hitam polos dengan jaket kulit hitam serta bawahan jeans hitam pula jangan lupakan dengan sepatu boots yang menutupi kaki jenjang Snow sampai betis, benar-benar gaya berpakaian yang sangat Hyuna benci.

Tapi mau bagaimana lagi? Hyuna harus mengaku kalah sebab sang putri memiliki pendukung lain yaitu adalah Chandra, ingin protes tapi dia tidak bisa memaksa seseorang untuk selalu mengikuti keinginannya walaupun itu anaknya sendiri.

Padahal Hyuna sudah biasa melihat gaya berpakaian Snow yang lebih suka mencontek gaya berpakaian ayahnya sedari kecil, sebab itu juga Chandra tanpa ragu mengajarkan anaknya berbagai macam cara bertarung baik menggunakan tangan kosong maupun senjata, sebab Snow memang lebih menggemari hal-hal menantang yang seperti itu.

***

“Kau ingin senjata apa?” Hyuna bertanya ketika melihat putrinya hanya berdiri diam sembari menatap berbinar seluruh senjata yang dijajak para pedagang di pasar itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INHUMAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang