"Kau mandi lagi?"

"Ya Jeongwoo, kenapa kau memakai tasku? tasmu ada di bawah, bodoh!"

Begitulah kekacauan di pagi hari, membuat sang pemilik rumah hanya bisa memijat pelipisnya lelah,

sudah kubilang mereka itu tak berguna. -Hyunsuk.

****

"Harusnya kalian sarapan lebih dulu."

Hyemi kini ikut berdiri di perempatan jalan, menunggu bus. "Atau tinggallah satu hari lagi, kalian belum melihat tempat terbaik di sini bukan? Nanti Heejin akan menemani kalian." Imbuhnya.

Jeongwoo dengan cepat menggeleng, menolak dengan sopan, "Tak perlu bibi, lagi pula besok kita akan sekolah."

Sebenarnya Jeongwoo mau-mau saja lebih lama di sini, dia menyukai tempat tinggal Hyunsuk. Dan pemilik rumah itu pasti akan memberinya makanan lezat. Jujur saja makanan di sini sangat fresh benar-benar baru saja dipetik langsung dari kebunnya, ataupun seafoodnya yang baru saja kena tangkap. Jeongwoo akan menikmati itu semua.

Tapi ketika ia mendengar sang bibi menawarkan menjelajahi tempat bersama Heejin, ia lebih baik memilih pulang saja, belajar di rumah. Dari pada telinganya harus sakit lagi diakibatkan suara membahana dari tenggorokan gadis itu.

Seperti tadi malam, ia tak bisa tidur karena terngiang terus di seluruh kepalannya. 'yak Park Jeongwoo ulangi lagi. lagi! lagi! lagi! Dan lagi!!'

Jeongwoo bergidik ngeri.

Tak ada pilihan lain sekarang mereka harus menanti busnya datang. "Lain kali datanglah dengan nyaman, tak usah sembunyi-sembunyi seperti kemarin. Arraseo?" pesan Hyemi dengan senyum yang begitu ramah. (Mengerti?)

"Nee arraseo ...."

"YAK!! KALIAN AKAN PERGI??"

Heejin datang dari arah belakang mendorong Hyunsuk hingga tersungkur ke depan. "Aish, sialan!" Sampai tak sadar laki-laki itu mengumpat karena hampir saja tengkurap di atas tanah.

Dengan nafas terengah-engah, Heejin membungkuk, tapak tangannya bertopang pada kedua lutut kakinya, kelelahan.

Melihat keadaan Heejin saat ini membuat Junkyu tersenyum terenyuh. Pasti Heejin akan melarangnya pergi, Lihat dia tak ingin kita pergi bukan. batinnya kegirangan.

"Hhhh baguslah, cepat pulang dasar kaum-kaum merepotkan. Di mana busnya?" Heejin menengok kanan kiri mencari Bus.

Hyemi sampai tak habis pikir harus mencubit pinggang Heejin mengkode agar putrinya itu tak berbicara sembarangan.

Sesaat wajah Junkyu berubah, yang tadi sempat tersipu kini berdecih, "Kukira hubung kita special. Kau akan menangis lalu menahan kita untuk pergi," rajuknya tak percaya.

"Jangan bermimpi. Kenapa aku harus menangis?"

Hyunsuk memberikan rangkulan pada Junkyu. "Dengar, Kyu! Jangan berharap pada seokor Heejin!"

"Aku tidak punya ekor, Hyunsuk!"

"Lihat! Itu busnya."

Baiklah.. bisakah Heejin mengatakan jika itu kebohongan? Sebenarnya ia tak tahu mereka akan kembali pagi ini, bukankah ini terlalu cepat. Padahal dia baru saja memikirkan menu makanan yang ingin dia masak pagi ini, lalu disuguhkan pada mereka.

Flashback on.

Baru saja Heejin ingin memulai kegiatan memasaknya tiba-tiba ayahnya menertawakan dia saat melewatinya di dapur.

My Day || Hyunsuk x Heejin [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now