Ch: 4] Last part

636 67 263
                                    

🎧Ending Scene -
Jungkook cover

🥀🥀

Terima kasih sudah hadir. Meski hanya sekedar singgah.

🥀🥀🥀

__

_________________________

Selamat membaca✨
****

Penyesalan memang selalu datang diakhir. Keputusan yang selalu diambil dengan tergesa tanpa mempertimbangkan lebih dulu; dan pergi tanpa mengetahui penyebab dari apa yang membuat rasa sakit itu ada.

Fakta yang baru diketahui setelah sekian lama bersama, menambah luka yang bahkan tidak seberapa dengan kekecewaan sebelumnya. Hingga hanya isakan yang terus keluar dari bilah bibir dan air mata yang mengalir; menatap fokus pada pria yang terbaring lemah dengan peralatan infus rumah sakit.

Ketika tubuh bergetar dan lemas setelah melihat keadaannya sekarang. Satu tepukan pada bahu mengalihkan atensiku padanya; entitas pria manis dengan mata yang menyipit hilang tersenyum padaku.

Memberikan serangkaian afeksi dan perlakuan manis, mengelus suraiku dengan jemarinya. Wajahku dibenamkan pada torso pria yang tiba-tiba datang menghampiriku; menepuk-nepuk pelan punggungku. Saat seguk tangis kembali menggema bahkan lebih dalam rasa sakit yang kurasakan.

"Jim, mengapa kau tidak bilang jika Suga sakit?" Suara lirihku terdengar sangat pelan.

Jimin melepaskan pelukannya, beralih menatapku dengan kedua tangan yang menangkup pipiku. "Bukankah, pertama kali kau bekerja kau tau jika Suga sakit. Ia tidak bisa berjalan?"

Air mata itu semakin meluruh kian deras. "Tapi aku tidak tau jika Suga sakit separah ini? Mengapa kau tidak bilang jika Suga mempunyai masalah dan kerusakan pada 'Hati' nya?!!"

"Tapi, bukankah kau tidak perlu tau soal itu? Kau hanya bekerja bukan?"

Aku menggeleng cepat. "Aku mencintainya, bahkan sudah lama." Ungkapan itu keluar begitu saja, bersamaan dengan wajah yang kututupi oleh telapak tangan.

Jimin terdiam memaku mendengar apa yang kuucapkan kali ini, ia memijat pelipisnya. "Yoorin, aku memintamu bekerja merawat Suga. Bukan untuk menaruh hati padanya," Jimin menatap nyalang padaku.

"Jim, bekerja atau tidaknya. Aku tetap mencintainya, bahkan jauh dari dulu. Aku sudah mengenal dan mencintainya," ucapku dengan bibir yang bergetar disertai isakan yang teramat lirih.

"Yoorin, sebaiknya kau pulang. Ibumu pasti menunggu di rumah." Pinta Jimin padaku, aku menggeleng tidak terima.

"Aku akan tetap di sini. Bahkan aku belum masuk untuk menemuinya, Jim kumohon. Aku hanya ingin meminta maaf padanya, melihat wajahnya untuk terakhir kali. Ku mohon," aku bersimpuh pada kaki Jimin. Memohon agar aku diizinkan untuk masuk ke dalam.

Jimin melirik ke arah samping, mungkin ia malu karena melihatku yang bersimpuh padanya memohon. Jimin memegang bahuku agar aku bangkit, lantas mengangguk mengizinkanku masuk.

Pandanganku tertuju pada pria yang terbaring lemah dengan peralatan infus, aku mendekat ke arahnya. Menyeka air mata yang setia mengalir, menatap iba padanya. Tanganku terulur ingin mengelus Surai hitamnya namun urung karena ia bersuara dengan perkataan yang menyinggung.

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐇𝐈𝐌 ✓Where stories live. Discover now