[17] (ter)Tolack Angin

2.8K 488 130
                                    

Sendal Aink ilang kebawa banjir Hiks:")

'past'

"Ibu, kami berangkat!"
Sahut tanjirou dan Nezuko hendak pergi ke pasar menjual arang.

"Hati-hati Tanjirou! Nezuko!"

"Kakak! Nanti belikan aku permen ya!" Ucap Takeo memeluk Tanjirou.

"Baik baik, nanti kakak belikan, kalau begitu kami pergi dulu ya, Takeo."
Tanjirou mengacak rambut kelam Takeo dan pergi ke pasar.

Sesampainya di pasar...

"Ah! Tanjirou-kun! Paman mau beli arangnya ya! Kebetulan aku sangat membutuhkannya."

"Oh tentu saja paman."
Tanjirou dan Nezuko senang karena ada orang yang mau membeli banyak arangnya, tapi tiba-tiba ia mencium sesuatu... Aroma amarah.

Tanjirou POV..

"A-Apa ini?.. aroma Amarah ini... Amarah dan kebencian bercampur menjadi satu..."

Tenggorokan ku terasa panas akibat aroma Amarah ini, Siapa yang sedang Marah? Tapi aku tidak pernah mencium Amarah dan kebencian sebesar ini sebelumnya, aku pikir akan berbahaya jika ada orang semarah itu. Dia bisa saja melukai orang lain kan?

"Ini uangnya tanjirou-kun! Kembaliannya Ambil saja ya! Sampaikan salam ku pada Adik-adik mu."

"Terimakasih paman."
Kataku dan Nezuko membungkukkan badan.

"Onii-san, aku mau membeli permen untuk Takeo dulu ya."

"Tentu Nezuko, aku akan menunggu Disini."  Ucapku saat Nezuko pergi ke toko lain.

Ukh! Aroma Amarah itu lagi..
Sebenarnya Amarah Siapa ini? Aku harus melihatnya, mungkin saja dia dalam masalah! Aku segera berlari mengikuti aroma ini melewati kerumunan massa.

Saat aku berlari, tak sengaja ku lihat wanita bersurai (H/c) sedang meringis seperti menahan sakit bersender di tiang listrik. Oh, aku tau dia sedang menahan emosinya, itu artinya aroma amarah ini datang darinya.

"A-Ano Nee-san baik-baik saja?"
Tanyaku menarik pelan Haori birunya. Jujur saja, aku takut mendekati Nee-san ini.

Perlahan dia menoleh, Cantik...
Nee-san ini sangat cantik, mata Sapphire itu sangat indah. Aroma amarahnya juga lenyap begitu saja.

"Tan...jirou?"
He? Dia tau namaku? Bagaimana bisa?

POV end..

"A-Ano apakah nee-san baik-baik saja? Nee-san tidak terluka kan?" Tanya Tanjirou menggenggam tangan (y/n).

"Hangat..."
Batin (y/n) merasakan genggaman tanjirou di tangannya. Entah kenapa.... Tanjirou terlihat begitu menyilaukan di matanya.

"A! Ma-maafkan aku! A-Aku tidak bermaksud aneh-aneh kok! Aku kawatir kalau nee-san sakit jadi... Eeeeh.." tanjirou melepaskan genggamannya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kawaii..."
(Y/n) justru tertawa kecil melihat polosnya tanjirou, amarahnya juga lenyap tak berbekas, padahal Sangat jarang (y/n) tertawa seperti ini. apakah ini karena tanjirou?

"Aku baik-baik saja ok? Tidak perlu kawatir, justru aku Harus berterimakasih padamu Shounen." Ucap (y/n) tersenyum cerah.

"Uuh silau..."
"Ta-tapi berterimakasih karena apa?"
Tanya Tanjirou.

"Hmm.. entahlah, aku hanya merasa harus berterimakasih padamu." Balas (y/n) terkekeh kecil. Keberadaan tanjirou benar-benar memperbaiki moodnya.

"Onii-san!"
Seru Nezuko datang terengah-engah habis berlari.

。*♡𝚃𝚎𝚊𝚌𝚑 𝙼𝚎 𝙷𝚘𝚠✧*。 [ᴋɴʏ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ]Where stories live. Discover now