"Tadi katanya kenapa dah dia merem lagi?" Yoojung menatap kekasihnya bertanya.

Doyeon menggelengkan kepalanya menjawab, dia tidak begitu mendengar perkataan Dokter tadi. Yang dia dengar hanya kalimat bahwa Yuri selamat.

"Yaudah anggap aja dia kecapean, jadi dia istirahat tidur." Ucap Yoojung santai.

Setelah mendengar kabar bahwa adiknya selamat, tiba-tiba dia melupakan sosok dirinya yang tadi berteriak dan menangis tak karuan.


***


Yuri sudah sadar, tapi dia masih menutup matanya berpura-pura masih tertidur. Dia sempat ingin membuka matanya tadi, tapi ketika mendengar suara-suara yang dikenalinya dia buru-buru menutup matanya kembali. Dan dengan beruntungnya diantara mereka tidak ada yang menyadarinya.

Dia tau, jika dia bangun. Dia akan banyak menerima omelan entah itu dari kakaknya, kak doyeon atau bahkan teman-temannya.

Yuri bahkan ingin memarahi dirinya sendiri, bisa-bisanya dia ingin meninggal dengan cara tenggelam. Dia merasa sangat tersiksa, tidak lagi-lagi lah dia bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri. Eeh?

"Kak, Yuri nya kita paksa bangun aja yuk." Ucap Yena diangguki Chaewon.

"Iya kak, mumpung gue masih emosi. Jadi nanti enak marahin dia nya."

Yuri berusaha menahan ekspresinya saat mendengar temannya berbicara seperti itu. Chaweon sialan

Yoojung berpikir sebentar lalu menganggukkan kepalanya menyetujui. "Gpp sih kalo menurut gue, lagian tuh anak udah tidur dari pagi tau. Masa iya kurang."

Yena dan Chaewon mengedipkan mata berkali-kali, tidak percaya jika omongan mereka dianggap serius oleh Yoojung.

Sebenarnya mereka berdua berkata seperti itu hanya untuk menghilangkan aura kesedihan diantara mereka semua. Meskipun Yena dan Chaewon sedang berusaha menahan tangisan, mereka berdua tetap tidak ingin yang lain bersedih.

"Heh malah bengong, gimana jadi gak?"

Yena dan Chaewon saling tatap sebelum menjawab pertanyaan Yoojung, mereka berdua mengangguk pelan.

Yuri buru-buru bergerak dan mulai membuka matanya secara perlahan. Bisa-bisa nanti dia malah tertawa jika Yoojung berusaha membuatnya sadar.

Dia menggerang sedikit seakan-akan menahan sakit. Bener gini gak sih biar keliatan natural

Yuri sadar jika sedang diperhatikan mereka semua, dengan perlahan dia menatap mereka polos.

Yoojung mendekati Yuri dan langsung menjambak rambut adiknya itu.

"AAGHH ANJ." Yuri menahan teriakannya sadar jika dia sedang berada di rumah sakit. "Aduuuh Kak sakittt."

"Biarin, bodo amat." Yoojung melepaskan rambut adiknya lalu menjitak kepala adiknya. "Biar otak lo gak miring lagi."

Dia memeluk adiknya erat, mengeluarkan air mata bahagia namun segera mengusapnya. Sudah cukup baginya untuk menangis hari ini.

Yoojung melepaskan pelukannya dan kembali kesamping pacarnya. "Keluar yuk, cari makan."

Doyeon mengangguk mengerti. Mereka berdua tidak ingin mengganggu momen Yuri bersama teman-temannya.

Begitu kedua orang itu keluar dan menutup pintu, Yena dan Chaweon langsung buru-buru mendekati Yuri dan memeluknya.

Yena dan Chaewon menangis, lega. Walaupun tadi katanya Yuri selamat, mereka berdua masih khawatir. Mereka berdua masih butuh melihat Yuri bangun dan bergerak agar mereka benar-benar bisa percaya.

"Hahahaha." Yur tertawa, namun kedua matanya mengeluarkan air mata. Dia menatap teman-temannya yang lain lalu menggerakkan telapak tangannya mengajak mereka semua bergabung.

Yang lain langsung mendekat mengelilingi Yuri dan memeluknya.

"Bisa-bisanya gue khawatir sama makhluk kaya lo." Ucap Minju kesal membuat mereka tertawa.

Minju sudah menceritakan alasan Yuri menjauhi Yena, alasan Yuri menjauhi mereka semua. Minju menceritakan semuanya ke mereka.

Mereka melepaskan pelukan dan menatap Yuri marah. Yang ditatap hanya bisa menampilkan cengirannya.

Chaewon mencubit kencang lengan Yuri, membuat Yuri cemberut menatap Yena meminta pertolongan.

"Apa? Minta di tambahin?" Ucap Yena ikut mencubit lengan Yuri yang satunya.

Yuri ganti menatap yang lain, berharap salah satu dari mereka ada yang kasihan dan menolongnya.

Bukannya kasihan Yujin malah tersenyum licik menatap teman-temannya, dia menggerak-gerakan alisnya.

Tanpa aba-aba mereka langsung menyerang Yuri.

"AAARGHH YUJIN GUE JANGAN DIGIGIT, SAKIT ANJ." Yena menutup mulut Yuri menahan teriakan nya.

"Rumah sakit astagaa, jangan teriak-teriak."



*****

ENOZI [end]Where stories live. Discover now