Luka akan dibumbui oleh perihnya duka,
Kenangan getir yang merebak memenuhi agenda,
Oleh segenap kehancuran yang menelisik jiwa,
Tiap goresan yang menghiasi seolah karya terbaik yang pernah ada.
Kita adalah jelmaan bentuk luka,
Yang saling menyiksa...
"Ceritakan saja semuanya, Taehyung. Tak ada yang perlu kau takuti." Suara Hoseok menginsterupsi serta terselip lantunan persuasi yang ia jabarkan dengan deru nafas kelewat tenang seolah dapat menyatukan jiwa dalam ketegangan yang kian kental. "Kau memiliki masalah dengan Jungkook?"
Harus kujawab apa? Tak mungkin aku memberitahunya secara terang-terangan.
Mengangkat kepala terasa berat, pijar hazel milik Taehyung masih enggan untuk menyorot sang lawan bicara kendati secercah ketakutan kembali merayapi dinding hatinya. Agaknya Taehyung dapat merasakan gelabah yang bergerumul kian membentuk bola besar. "Aku tidak memiliki masalah apapun dengannya, Hyung. Kami baik-baik saja." kilah pemuda Daegu itu serta merta membentuk lengkungan pada ceruk labiumnya berupaya memberikan kesungguhan.
Sepasang netra Hoseok menyipit menilik lebih dalam mencoba meramu kata yang Taehyung lampirkan. Akan tetapi, Hoseok hanya mendapatkan sebait kejanggalan yang terselip dalam seutas jawaban sang lawan hingga senyum tipis yang terulas terabaikan. "Benarkah? Tapi mengapa kulihat dua hari yang lalu kau dan Jungkook saling berdiam diri? Bukankah biasanya kalian sangat dekat?"
Pertanyaan yang Hoseok deklarasikan mampu membuat aliran darah Taehyung meremang mendadak sekujur tubuhnya mengkristal meski tak ada sejumput salju yang mengitari. Kerongkongan kering kerontang serta lidah yang kian kelu. Kendati Taehyung tetap berupaya mati-matian meluruhkan selarik kata agar sang lawan bicara tak lagi menaruh sekelumit kecurigaan, "Hyung, sungguh, aku dan Jungkook baik-baik saja. Tak ada masalah apapun yang melibatkanku dengan Jungkook." Taehyung menggigit bibir bawah berulang kali seusai merampungkan jabarakan aksaranya, harap-harap Hoseok dapat menaruh kepercayaan.
"Jangan berbohong, Kim Taehyung. Jelaskan apa yang terjadi diantara kalian. Meskipun aku tak tahu apa yang menyebabkan kalian seperti ini, akan tetapi kau harus membuka masalahmu. Kau tak bisa terus menerus memendamnya seorang diri. Setidaknya denganku kau dapat terbuka."
─── ・。゚☆: *.☽ .* :☆゚───
Hayo, hayo sudah mulai pendekatan pada konflik pertama ( ya walaupun masih agak jauh si ), gimana perasaan kalian baca chapter ini? Menemukan sesuatu aneh? Atau bagaimana? Sudah kubilang ya, satu persatu member bakalan tahu rahasia Jungkook. Jadi setelah ini siap-siap aja pihak ketiga atau bahkan pihak lain bakalan tahu.
Chapter ini sebenernya (niat awal) mau kubikin spesial momen Koo dan Daehyun saja, tapi kayaknya ga mungkin hehe. Jadi bakalan kubagi dua juga buat POV lainnya. Hope u like it guys! Stay save and healty ya! Semangat buat kalian!
Yang mau Send virtual HUG boleh kok! Sini sini merapat! 🙆🏼♀️🙆🏼♀️🙆🏼♀️🙆🏼♀️🙆🏼♀️🙆🏼♀️🙆🏼♀️
Sekali lagi, mohon maaf lahir batin semua. Selamat merayakan hari raya idul fitri. Semoga harinya penuh berkah dan berjalan lancar sebagaimana mestinya. Semoga kalian tetap dilimpahkan rezeki dan umur panjang ya! Tahun ini gapapa, ya, ga mudik dulu. Ketemu keluarga masih bisa pakai video call kok, ga harus langsung juga kan?
Kalau kalian ga mudik, itu sama artinya kalian menyelamatkan nyawa orang lain dan meringankan beban para tim medis. yang sudah lama berjuang menyembuh- kan pasiennya. Jadi, untuk situasi sekarang mohon dimengerti untuk tidak mudik dulu. Sekarang keadaannya sudah berbeda, ga kayak dulu lagi :")
Koo nya masih bobo, belum siap siap buat sholat ied hehe👰🏻
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.