Taehyung Hyung menyindirku lagi?
Akan tetapi, jauh dari itu Taehyung tak menyadari bila diam-diam Hoseok memindai lamat seraut wajahnya berupaya menelisik secercah rahasia yang tersirat dibalik kepingan hazelnya meski layangkan spekulasi kian gencar menyudutkannya. Kedua kalinya. Taehyung benar-benar aneh. Kurasa dia tengah menyembunyikan sesuatu.
Taktala Hoseok tengah digerayangi berbarai asumsi mengenai perubahan sikap Taehyung yang signifikan, seruan yang digelontorkan seseorang menyekat ilusinya untuk segera menghapus dinding lamunan. "Semuanya! Mari berkumpul! Pemotretan majalah akan segera dimulai!"
"Eoh. Kami akan segera kesana." Namjoon mengayunkan sebilah jemarinya guna memberi isyarat pada sang rekan untuk sedikit lebih menunggu. Sejemang kedua belah pupilnya berpendar guna menelisik satu persatu anggota berupaya memastikan kelengkapan hingga tak ada yang tertinggal barang satupun. "Staff lain sudah menunggu kita! Hoseok-ah kajja!" Kendati kelima presensi berupaya bangkit, Namjoon merangkul pundak sosok disampingnya berupaya menghalau lamunan pemuda Jung itu.
Aneh, kurasa aku benar-benat harus mencari tahunya. Belakangan ini Taehyung dan Jungkook berbeda sekali.
─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚───
Terlihat sang senja kembali mencelupkan dirinya taktala perlahan langit kian berpendar pada bongkahan kegelapan yang menghiasi permukaan bumi beserta berjuta bintang megah yang menyinari awang-awang. Tertinggal sepucuk surat menggenang dalam replika hati sebagaimana tempurung kepala tengah menyudutkannya pada malam hari kemarin—tepat secarik kertas dilumpuhkan tepat diatas meja berlapis kayu. Kendati diliputi sepercik kegundahan menggerayangi pikiran, akan tetapi berulang kali kuriositas kembali menguasai isi pikirannya yang mendadak limbung memetik inti.
Kuharap kau jangan terlalu menaruh cinta padanya, Daehyun-ssi. Karena kau tak pernah tahu bahwa bagaimana semesta akan mempermainkanmu, lagi.
Sekilas netranya melirik jendela bersama setangkup hembusan yang cukup untuk menghalau tiap anak surainya serta partikel bawah berulang kali digigit barangkali gelabah yang berpendar tak dapat berujung meski menghapus spekulasi. Sial, sial. Apa ada sesuatu yang saat ini Taehyung sembunyikan? Ah, tidak. Tidak mungkin ia menyembunyikan sesuatu kepadaku mengenai Jungkook. Mungkin hanya firasat burukku saja. Tetapi jika dipikir-pikir, mengapa Taehyung memberikan surat dengan tulisan seperti itu? Aku benar-benar tidak mengerti apa maksudnya. Aneh sekali.
Bergerak berupaya memangkas jarak pada presensi yang baru saja menjejaki tungkai dalam ruangannya, Daehyun menggelontorkan sejenis pertanyaan guna menjawab keseluruhan kuriositas yang menggema dalam tempurung kepalanya serta jemari yang bergerak kedepan menyodorkan secarik kertas dalam genggamannya, "Eonni, kau tahu apa maksud Taehyung mengirimkanku surat seperti ini?"
Memilih untuk mendaratkan tubuh pada partikel empuk, Seulbi tak langsung menjawab kendati ia harus membaca keseluruhan isi yang Taehyung tulis. Barangkali seceruk yang ada pada area dahi tak luput terpahat lantaran sepercik keheranan menguasai lalu lintas pikirannya. Taehyung memberikan surat pada Daehyun? Untuk apa? Tak mungkin menyatakan cinta, 'kan? Agaknya Seulbi tengah digerayangi kegundahan sebab satu asumsi mengakar dalam tempurung kepalanya.
Seulbi menarik seluruh nafas guna meraup seluruh oksigen bersama rentetan jemari perlahan menyibak kertas kusam digenggamannya. Tidak. Berhenti berpikiran seperti itu. Tak mungkin secara gamblang Taehyung menyatakan cintanya pada Daehyun. Lagipula Daehyun sudah memiliki suami, mana mungkin hal itu terjadi.
Kendati berupaya membersihkan serpihan pulau asumsi yang menghanyutkannya, namun tak ada yang tak mungkin terjadi bila secara paksa sekujur tubuhnya perlahan membeku dengan isi pikiran kian membatu layaknya tak ada satu ruang pun yang tersisih seusai meramu sejumlah kata dalam sepucuk surat pada genggamannya yang perlahan terurai—nyaris terjatuh diatas lantai berubin bila Daehyun tak segera menangkapnya lantaran gravitasi terlalu cepat bergerak menyentaknya.
YOU ARE READING
𝐓𝐑𝐀𝐏𝐏𝐄𝐃 𝐎𝐍 𝐀𝐂𝐇𝐄𝐑𝐎𝐍
RomanceLuka akan dibumbui oleh perihnya duka, Kenangan getir yang merebak memenuhi agenda, Oleh segenap kehancuran yang menelisik jiwa, Tiap goresan yang menghiasi seolah karya terbaik yang pernah ada. Kita adalah jelmaan bentuk luka, Yang saling menyiksa...
Chapter 07 - Moving on
Start from the beginning
