Plakkk..

Satu tamparan lagi mendarat di pipi kiri Azela. Ini yang kedua kalinya ia ditampar.
Lemas kaki nya hingga terduduk dilantai, air mata yang sudah ditahan sedari tadi meluruh begitu saja, tangan nya memegang pipi kirinya yang terasa perih. Sedangkan tangan yang satunya lagi memegang dada nya yang terasa sesak.

Ya ia sesak, mengetahui fakta bahkan Papa nya sendiri lebih mempercayai wanita yang baru masuk kedalam hidupnya dibandingkan dirinya.

Lelah ia berusaha meyakinkan Papanya itu namun semua itu terasa sia sia. Bahkan Dyoga seakan menolak mentah mentah penjelasan nya.

Kali ini Azela merasa kasih sayang papanya sudah memudar, semua itu hanya karena air mata buaya wanita busuk yang bernama Nilam.

Disela sela tangisan Nilam, Azela dapat melihat Nilam tersenyum penuh kemenangan didalam dekapan Dyoga.

''DASAR ANAK GAK TAU DI UNTUNG KAMU.''

''SEKALI LAGI SAYA DENGAR KAMU MENYEBUT DIA PEMBUNUH, HABIS KAMU.''
Ucap Dyoga dengan intonasi tajam memekik, kali ini tak akan ia biarkan Azela menghina istrinya lagi.

Setelah mengatakan itu Dyoga meninggalkan Azela begitu saja, ia tak perduli seberapa sakit anak nya itu, bagi nya Nilam adalah segala nya.
💦💦💦

Matahari menyongsong dari barat membawa sinar dan menebar kehangatan.

Kehangatan yang dibutuhkan oleh gadis yang sedang terlentang dilantai, tak ada pelukan kasih sayang untuk nya, ia membuka mata kala setetes air mengenai pipinya, akan tetapi yang awalnya setetes berubah menjadi bulir air yang lebih besar, semakin besar.
Hingga ia merasa tubuhnya mulai basah.

Samar samar ia melihat seorang wanita berdiri dihadapannya. Hingga sebuah tangan mengelus kepalanya namun elusan itu berubah menjadi sebuah jambakan, Azela berjengit memegang kepalanya yang terasa sakit. Sebuah tawa terdengar dari wanita itu, Nilam.

'' hahaha, sekeras apapun usaha kamu papa kamu itu gak akan percaya sama omongan kamu, karena dia sudah cinta mati sama saya, jangan mencoba melawan seorang Nilam Sastriana,Azela.''ucap Nilam dengan senyum smirknya.

Azela mengumpulkan seluruh kesadaran nya, lalu ia berdiri dan mendorong Nilam hingga jarak mereka terpaut beberapa meter.

Satu hal yang perlu diketahui dari seorang Azela, ia bukan lah gadis yang lemah.

''Kurang ajar, masih berani rupanya kamu sama saya?'' geram nya, lalu ia maju dan kembali menarik rambut Azela.

''Akh..'' ringisnya.

Azela menahan rasa sakitnya, entah keberanian dari mana ia memegang tangan Nilam yang menjambak rambutnya lalu mencengkram nya hingga Nilam meringis dan melepaskan jambakan nya.

Nilam kini memegang pergelangan tangannya yang menimbulkan bekas merah itu. Lalu ia menatap tajam Azela.

'' saya gak takut sama wanita perusak rumah tangga orang lain kayak lo.'' ucap Azela dengan nada permusuhan.

'' Awas kamu!.'' ucap Nilam sebelum meninggal kan Azela.

💦💦💦

Dengan setitik semangat Azela sekarang berada di koridor kantor guru yang terlihat sepi. Memacu langkahnya agar cepat sampai ke kelas. Semoga tidak ada yang melihatnya disini, kalau tidak..

''stop..'' sebuah suara menghentikan langkahnya.
Azela menegakkan tubuhnya, ia berbalik lalu sedetik kemudian ia
Melayangkan tatapan dingin pada orang itu.

''Telat 21 menit.'' ucap orang itu.

''tau.'' sahut azela dingin, menatap datar orang didepannya ini.

Story of Azela (On Going)Место, где живут истории. Откройте их для себя