Mature Content!🔞
Top! Yoongi
Bott! Jimin
Yes, it's a boys love fanfiction.
Skotlandia, 1661.
Sebut saja pembunuhan massal ini dengan nama "Witch Purge" atau pembersihan penyihir. Aku menyebutnya pembunuhan massal karena yang menjadi korban mayorit...
Matanya menjadi gelap ketika memuntahkan darah. Kerumunan warga langsung panik dan menjauh dari orang yang terkena sihir Jimin. Beberapa detik kemudian, darah yang dimuntahkannya semakin banyak bersama dengan ratusan kecoak serta kalajengking yang keluar dari mulutnya.
"Itu namanya sihir merah. Dia akan tersiksa sampai di akhirat." suara Jimin terdengar begitu pelan dan lemas membuat Yoongi harus menoleh ke belakang, "sekarang, bisakah kamu membawa kita pergi jauh dari sini?"
Tangan kiri Yoongi yang tidak terluka membawa kudanya berlari ke arah selatan. Mencari tempat yang jauh dan aman untuk mereka. Keduanya sama-sama merasakan sakit dan lelah. Berkali-kali Jimin mengusap darah yang keluar dari hidungnya efek dari menggunakan sihir berlebihan. Sedangkan Yoongi berusaha menahan luka bakar parah pada telapak tangannya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Keduanya berhenti ketika menemukan sungai jernih yang lokasinya sangat jauh dari desa. Langsung saja keduanya berbaring di rumput untuk melepaskan penatnya, sedangkan kuda mereka sedang beristirahat sambil meminum air sungai.
"Mana tanganmu?" panggil Jimin kepada Yoongi yang sedang mengisi air.
Yoongi menggeleng dan menolak, "Kamu akan pingsan setelah mengobatiku."
"Aku tidak akan pingsan."
"Pasti pingsan. Aku bisa mencium darahmu sepanjang perjalanan. Kamu pasti mimisan dan pergelangan tanganmu juga belum diobati."
Jimin malah tertawa kecil, "Tidak masalah jika aku pingsan. Justru, aku lebih takut kehabisan darah karena ada seseorang yang meminumnya selama aku tidak sadar."
"Aku bisa menahan diri."
"Mana mungkin. Taringmu saja masih bisa terlihat dari sini."
Jimin bangkit dari posisinya yang tadi berbaring dan berpindah posisi menjadi duduk bersandar pada pohon di samping Yoongi. Keduanya menatap ke arah yang sama yakni pada sungai yang mengalir disinari cahaya sore.
"Aku belum membayar kebaikanmu. Dan sebenarnya... aku tidak masalah jika kamu menggigit dan meminum darahku. Kamu bilang kita ini satu takdir. Aku yakin seorang vampir tidak akan menyakiti matenya sendiri."
Yoongi melirik ke arah pergelangan tangan Jimin yang lukanya sudah sembuh. Kini tangan mungil itu berusah menggenggam tangannya. Hanya saja, Yoongi merasa tidak pantas diperlakukan seperti ini. Dirinya sedari tadi hanya menyembunyikan kekuatannya.
Ketika Jimin menggenggam tangan Yoongi, cahaya putih sayup-sayup bersinar keluar dari tangan Jimin. Rasa panas pada telapak tangannya berganti rasa dingin yang sejuk. Ketika cahaya itu menghilang, tangan Yoongi sudah sepenuhnya sembuh.
"Maaf karena aku menyembunyikan kekuatanku." kata Yoongi
Jimin menggeleng sambil tersenyum, "Maaf karena aku yang keras kepala. Seharusnya kita langsung pergi dari sana."