The Time to Say Goodbye

206 22 20
                                    

⚠️ contains s word thingy, kalau udah mulai nggak nyaman langsung close aja, aku takut ada yang ketrigger.

--

NARAYA

Setelah tertidur selama lebih dari dua belas jam, aku terbangun masih dengan rasa sakit dan sesak yang sama. Aku bahkan belum makan dari kemarin, tapi tidak merasa lapar sedikitpun. Rasanya kepalaku penuh dengan berbagai hal, ini dan itu.

Aku mengambil telepon genggam yang sudah kutinggal seharian dan menemukan tidak ada satu pesan pun di sana, bahkan dari si brengsek Diranandra. Mungkin dia sedang bersenang-senang dengan pacarnya atau mencari perempuan lain di luar sana untuk ditiduri. Dia sudah tidak butuh aku.

Mirisnya, selama ini aku mengira kalau Dira benar-benar menyayangiku, padahal mungkin dia hanya membutuhkan aku untuk melakukan hal-hal yang memang sering kami lakukan selama ini.

"Bajingan," umpatku lirih, sambil mengusap kasar mataku yang mulai berair.

Kenyataan bahwa Dira sama sekali tidak mencoba untuk menghubungiku membuat aku tersadar, sekarang aku tidak punya siapa-siapa. Sebelumnya aku memang tidak punya banyak teman dan Dira adalah satu-satunya laki-laki yang dekat denganku, atau mungkin terlalu dekat.

Aku menatap nanar ke seisi ruangan. Semua sudut mengingatkan aku pada Dira, membuat rasa sesakku semakin bertambah. Kenapa wanginya harus tertinggal disini? Tidak mungkin aku harus menahan nafas tapi menghirup wangi parfumnya yang tertinggal membuat kepalaku serasa mau meledak.

Dengan sedikit kewarasan yang tersisa, aku akhirnya memutuskan keluar dari sini. Mengambil motorku dari parkiran lalu mengendarainya entah kemana secara tidak fokus sampai aku menerima banyak klakson dan umpatan dari beberapa pengendara lain.

Aku menelan ludah saat motorku berhenti di suatu tempat yang sangat tidak asing buatku. Kampus. Aku juga tidak tahu kenapa aku datang kesini, tapi aku segera naik menuju lantai teratas gedung rektorat lalu membuka secara kasar pintu berkarat yang menghubungkan aku dengan rooftop, tempat biasa aku mencuri-curi kesempatan untuk berduaan dengan Dira di kampus, karena tidak pernah ada yang datang ke tempat ini selain kami berdua.

Begitu sampai, aku menengadah menatap langit. Langitnya begitu cerah hari ini, seolah-olah mengejek aku yang sudah tidak punya masa depan lagi. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa sampai aku kepikiran kalau lebih baik aku mati saja.

Iya, sepertinya lebih baik memang begitu, kan?

Lagipula sudah tidak ada gunanya lagi aku hidup di dunia ini. Tidak ada yang menyayangiku dan aku juga tidak punya cita-cita apapun. Pusat rotasiku sudah pergi, jadi apabila aku adalah bumi, seharusnya aku meledak dari tadi. Dira bahkan menyuruhku untuk membunuh bayiku sendiri, kenapa dia tidak sekalian menyuruhku untuk bunuh diri?

Aku sudah yakin. Yakin untuk mati.

Dengan kaki bergetar aku memanjat tembok pembatas disini, walau sedikit kesusahan. Berdiri di atasnya membuat aku bisa melihat hampir seluruh penjuru kampus, juga beberapa mahasiswa yang sedang beraktifitas di bawah sana. Lucky them, semoga mereka tidak merasakan apa yang aku rasakan sekarang.

Di otakku terlintas bayangan-bayangan sejak aku kecil, terputar secara sepintas seperti sebuah roll film. Tidak terlalu banyak kenangan, karena pada dasarnya dari dulu hidupku tidak pernah menyenangkan. Lagipula, apa yang diharapkan dari mempunyai orang tua yang lebih sayang uang daripada dirimu?

Saat aku menemukan kebahagiaanku disini, ternyata kebahagiaan itu palsu. Tidak pernah ada yang benar-benar menyayangiku, bahkan diriku sendiri. Sepertinya aku memang tidak diizinkan untuk bahagia.

Aku menarik nafas dalam-dalam, menutup mata dan bergumam pelan, "Maaf, maaf buat semuanya."

Setelah itu aku menjatuhkan diri ke depan sampai tubuhku terasa ringan.

Selamat tinggal, dunia.

Selamat tinggal, dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

no..... girl........... please no :(

[COMPLETED] NARADIRA | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang