19. Leaned

2.5K 369 16
                                        

Masih di restoran yang sama, mereka belum juga memiliki niat untuk pulang. Jisoo, Jennie, dan Rosé yang sibuk berbincang sambil sesekali melempar canda tawa. Sedangkan Lisa yang suka sekali memperhatikan mereka, sesekali tersenyum sangat tipis mendengar candaan itu.

Lisa tidak mau menyudahi waktu ini. Entah mengapa rasa sepi hatinya menghilang sementara, rasanya seperti Lisa kembali memiliki keluarga seperti dulu.

Namun niatnya harus diurungkan saat ponselnya berbunyi dan melihat nama yang tertera di benda pipih itu membuat Lisa seketika takut.

"Yeoboseyo?" Ragu-ragu Lisa menyapa sosok disebrang sana. Selang beberapa detik, suara teriakan dan tapakkan kaki terdengar begitu keras.

"Nona Lisa! Nyonya Hwang... " suara perawat Kim terdengar. Lisa tahu suara perawat Kim terdengar panik, juga napasnya yang tersenggal.

"... kritis!" 

Jantung Lisa seperti dicabut paksa dari tubuhnya. Ia tahu betul jika suatu saat Nara akan mengalami hal yang buruk, tapi ia tetap egois karena berusaha menutup nata atas fakta itu. Di usia wanita itu yang sudah tua, keadaan kritis tentu sangat berbahaya.

"Lisa-ssi?" Panggil Jennie pelan. Ketiga gadis itu terdiam saat Lisa menerima panggilan itu. Tentu saja karena tidak mau menganggu pembicaraan Lisa dengan sang lawan bicara. Namun melihat gadis berponi itu tiba-tiba diam dengan tatapan kosong, mereka tak bisa hanya diam.

"Jangan melepasnya...," suara Lisa parau dan serak, menandakan betapa sakitnya jiwa dia saat ini.

"Tahan dia apapun yang terjadi sampai aku datang."

Lisa memutuskan sambungannya sepihak. Matanya memerah dengan wajah yang pucat. Dengan gerakan cepat ia langsung membereskan barang-barangnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang kertas lalu meletakkannya di atas meja.

"Pulang naik taxi." Gadis berponi itu langsung berlari pergi dari sana.

"Ada apa dengannya?" Rosé bertanya-tanya. Kepalanya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan tentang keadaan Lisa.

"Tahan? Apa yang harus ditahan? Dan... jangan melepasnya? Apa dia ingin menyiksa seseorang?" Jisoo bergidik ngeri dengan ucapannya sendiri. Dirinya merasa ambigu dengan pembicaraan Lisa di telephone tadi.

"Unnie, kau pulang saja duluan bersama Chaeyoung. Aku harus pergi ke suatu tempat,"

Cepat-cepat Jennie berlari keluar dari restoran itu. Entah tempat apa yang ia maksud, Jisoo dan Rosé belum sempat menanyakan hal itu.

"Ada apa dengan semua orang?"

******

Mobil sedannya melaju dengan kecepatan tinggi. Mengumpat pada siapa saja yang menghalangi jalannya. Lisa seperti sedang kesetanan sekarang, yang ada dipikirannya hanya sang nenek.

"Brengsek! Minggir!" Gadis itu membunyikan klakson mobilnya berkali-kali. Tak peduli jika orang-orang akan menuntutnya karena mengebut di jalan raya.

Ratusan umpatan keluar dari mulutnya hingga kini mobilnya sudah sampai di gedung rumah sakit sang nenek. Perjalanan yang jauh, dan selama itu juga Lisa tidak bisa bernapas dengan tenang.

"Di mana nenek?" Lisa langsung berlari menghampiri perawat Kim yang baru saja keluar dari ruang ICU.

"Tenang dulu, nona. Nyonya Hwang sudah ditangani di dalam. Kami memanggil dokter terbaik untuk memberi penanganan pertama pada nona Hwang."

Perawat Kim mengerti, Lisa pasti sangat panik dan ketakutan mendengar kabar tadi. Sama halnya dengan perasaan Lisa yang kacau, suasana rumah sakit juga sangat kacau tadi.

Nothing [ E N D ] ✔Where stories live. Discover now