03% : Your Name

9 3 0
                                    

Haloo, savage bullets😉 Vivi update👏👏👏

Tutor buat lanjut baca cerita ini, silahkan dibaca dulu ya;
1. Follow akun ini
2. Kritik atau saran agar Vivi semangat nulis
3. Kalo suka jangan lupa pencet bintang, biar Vivi tau cerita ini ada yg suka atau enggaknya hehe..
4. Jangan hujat author pake dengan kata-kata copas, plagiat, tiruan, dll., karena cerita ini murni pemikiran saya dan bisa saja berbanding terbalik dengan kehidupan nyata, so ini cuma fiksi. Ambil positifnya saja dan cuss reading...

—————•••••—————

Agust-D menoleh kearah Kim Chi dan terdiam sejenak. "Mungkin karena aku pertama kali melihatmu sebagai ahjumma" (wanita paruh baya)

Kim Chi melotot tidak terima dengan pengakuan itu. "Mwo?! Ahjumma?! Entah itu nenek-nenek, perawan tua, tante girang, mau anak kecil sekalipun! Bukankah semua itu termasuk perempuan?" tanya Kim Chi.

Dan sebelum Agust-D menjawab pertanyaannya, seorang wanita mabuk yang tampak seumuran dengannya melewati mereka berdua dan menabrak bahu Agust-D.

Langsung saja Agust-D menarik Kim Chi untuk digunakan sebagai tameng agar pori-pori kulitnya tak menyentuh tubuh manusia dengan baju kurang bahan tersebut. "Ouch, dunia memang sangat mengerikan. Bagaimana bisa globalisasi membuat orang-orang tampak seperti nasi panjang dengan bungkus plastik tembus pandang seperti ini, huh?" tak terhitung berapa kali Agust-D menggerutu sambil mengusap-usap bajunya yang tadi tersenggol manusia mabuk.

Kim Chi menghela nafas pasrah saat mengetahui bahwa anak dari majikannya termasuk orang yang tidak normal. Bagaimana bisa didunia ini seorang laki-laki memiliki phobia terhadap perempuan?

Pernah lihat magnet? Jika kutub yang berbeda dipertemukan, mereka akan tarik-menarik bukan? Tapi hal ini tak berlaku lagi pada laki-laki disampingnya, Agust-D akan menghindar jika ada perempuan yang bergerak mendekatinya.

"Aigoo, lihat dirimu sekarang. Kenapa kau mengajakku kemari jika kau takut disentuh oleh perempuan?" tanya Kim Chi masih tak percaya dengan fakta yang baru dia temukan.

"Ya-ya-ya, aku tidak merasa takut terhadap mereka. Tapi aku jijik jika mereka menyentuhku dengan tubuhnya yang berkuman" elaknya yang membuat Kim Chi bergidik ngeri.

Daripada mewawancarai Agust-D yang saat ini memilih duduk dipaling pojok agar terhindar dari manusia, Kim Chi lebih baik memesankan soju dan dakbal untuk laki-laki didekatnya ini.

"Immo, berikan soju dan dakbal disini!" pinta Kim Chi pada bibi yang menjualnya sambil mengangkat tangan.

"Algesseo, berapa banyak?"

"Seperti biasa saja"

Tak lama kemudian, pesanannya telah diantar ke meja dan Kim Chi menyodorkannya untuk Agust-D.

"Cha, ini higienis seperti yang biasa kau makan dirumah" ujar Kim Chi.

Agust-D mengantongi ponselnya dan menatap soju dan dakbal yang berada diatas meja. Lalu pandangannya mengalih pada Kim Chi yang dia ketahui bernama Da-eun Suzy.

"Kau mau?" tanyanya tanpa memerlukan pemborosan kata dalam pengucapannya.

"Anniyo, apa yang akan kuterima jika ibumu tahu aku kembali dengan keadaan mabuk? Pasti dia akan marah dan menyebutku dengan aneh-aneh" papar Kim Chi sambil meneguk air putih yang disediakan gratis untuk semua pelanggan.

"Apakah orang itu selalu bermain fisik dan bertindak semena-mena seperti itu?" Agust-D menatap lurus kearah Kim Chi hingga dia merasa sedikit terintimidasi.

DYNAMITEWhere stories live. Discover now