IV

49 10 0
                                    

"Aku akan keluar mencarinya, ada yang mau ikut?" Yunho bertanya. Menatap ketiga temannya yang sudah bergidik ngeri. Keluar di malam hari dengan pengaman dan pencahayaan yang minim bukanlah hal yang bagus, 'kan?

"K-kau yakin, Yunho?" Mingi menciut.

Menganggukkan kepala nya mantap, Yunho bergegas mengambil beberapa senter dan pentungan kasti yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Sebentar. Kau jangan gegabah. Kita harus memikirkannya lagi. Bukankah Jongho hapal betul area di hutan ini? Ia harusnya bisa kembali dengan aman dan tanpa tersesat" Yeosang menghentikan pergerakan Yunho. Ia memilih memikirkannya dulu daripada menanggung resiko buruk yang bisa saja menimpa mereka semua.

"Justru karena Jongho hapal dengan area bungker ini harusnya ia sudah bisa pulang daritadi. Aku seperti merasakan ada sesuatu yang buruk" Yunho semakin menggenggam tongkat kastinya erat.

"Bisakah kita menunggu disini setengah jam lagi? Jika Jongho belum juga pulang kita baru akan keluar bersama" Gumam Mingi. Sebenarnya diantara mereka berempat memang Mingi lah yang paling penakut.

"Ya sudah kita tunggu saja setengah jam, semoga Jongho cepat kembali" Yunho menyetujui dan kembali duduk. Yeosang dan San juga mengikuti. Tak lupa mereka tetap mencoba menghubungi Jongho lewat telepon.

30 menit kemudian..

Alarm handphone Yeosang berbunyi, tanda sudah setengah jam mereka menunggu Jongho tapi tidak kunjung kembali juga.

"Kita keluar bersama?" Yunho bertanya lagi. Yang lain kompak mengangguk. Mereka sudah lebih siap sekarang dengan persenjataan yang mereka pegang masing-masing seperti tongkat kasti, garpu tanah, pisau, sampai alat yang bisa mengeluarkan sengatan listrik bertegangan sedang. Yeosang juga memutuskan membawa kotak P3K untuk berjaga-jaga.

"Aku dan San akan jalan terlebih dahulu. Kau dan Mingi berjaga dari belakang" Dengan berbisik, Yunho memberi aba-aba agar ketiga temannya itu bersiap. Mereka sudah keluar dari bungker dan Yunho mengarahkan mereka untuk berjalan kearah utara.

Karena area bungker ini adalah hutan, jadi sedari tadi pemandangan yang bisa mereka saksikan hanyalah beberapa tumbuhan, pohon tua, akar yang merambat, sesekali ada hewan kecil seperti tupai atau kancil yang berlarian saat melihat cahaya dari senter mereka.

Sebelum pergi, Jongho sempat mengenakan hoodie berwarna putih yang seharusnya membuatnya tampak menyala didalam gelap. Bulu Meonji juga sama putihnya. Tapi entah mengapa sampai sekarang belum terlihat juga sosoknya.

Namun tiba-tiba..

"JONGHO!! KAMU DIMANAAAA!!!" Mingi berteriak lantang memanggil. Ia berharap Jongho bisa mendengarnya dan langsung menghampiri rombongan mereka.

Faktanya bukan lah Jongho yang datang, melainkan langsung terdengar auman serigala atau harimau yang menggema dan derikan serangga yang langsung bersahutan. Terdengar juga derap kaki segerombolan hewan buas yang seolah senang karena mendapatkan letak mangsa mereka.

"SEMBUNYI!!" Yunho meneriakkan aba-aba selanjutnya. Ia menunjuk semak-semak tinggi yang ada di sebelah kanan dan langsung berlari kesana disusul teman-temannya yang lain.

Di persembunyian, mereka berusaha untuk tidak membuat suara sedikitpun. Yeosang sempat melihat tiga serigala yang lewat didepan mereka. Ada juga segerombolan monyet liar yang bergelantungan di akar-akar beringin. Suasana hutan saat malam hari sangat berbeda dengan siang hari. Begitu gelap dan mencekam.

Setelah dikira suasana diluar persembunyian mereka sudah hening, mereka pun memutuskan keluar.

Disinilah Mingi mulai dihajar teman-temannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 30, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

thysía || ateezWhere stories live. Discover now