9. Empat hari menjelang pulang

15 6 5
                                    

Halo pengguna WP yang budiman^^
Saya back, hehe ...
Disarankan untuk membaca ulang part-part sebelumnya, karena ada sedikit perubahan, mwehehe.

Gorengan maknyus dekat umang
Cuss,, sikat mang!
------------------------------------------------------------

"Kawan-kawan awak dah pulang, tinggal awak je seorang. Emm ... lekas, ikut aku!" Soldi berjalan meninggalkan Rani.

"Ke--kemana?" tanya Rani gelagapan.

"Jalan-jalan, makan angin," jawabnya terus berjalan tanpa melihat Rani.

Tentu saja dengan senang hati Rani akan ikut. Sebenarnya dia akan diajak kemana oleh Princenya ini, ke mall? Dibelikan baju dan sendal? Apa makan-makan, atau jangan-jangan ia akan dibelikan cincin yang akan mengikatnya ke dalam hubungan yang suci? Oh, dia tidak bisa menggambarkan betapa bahagianya dia sekarang.

BRUKK!

"Aduh ...," ringisnya setelah sedikit terpental pada sesuatu yang ia tabrak. Seketika imajinasinya lenyap. "Kenapa tiba-tiba berhenti, ish!"

Soldi melihat Rani yang tampak kesal sedang megusap hidungnya. Mungkin sedikit sakit karena mengenai dada bidangnya.

"Awak ni, janganlah terlamun di tengah jalan, bahaya tau! Tak kan lah kau tak tau. Nasib baik kau tak pape," ujarnya.

"Apa yang kau lamunkan tadi?" tanyanya kemudian.

"Cincin kita," refleks Rani.

"Ape?" Soldi memicingkan alisnya.

Rani menutup mulutnya, matanya mulai melebar. Betapa bodohnya ia. Lihat, kan jadi malu sendiri. Sumpah serapah pun ia lakukan dalam hati terhadap mulutnya itu. "Tak de pape, tak de pape, hehe ...," kekehnya dengan logat ala Malaysia.

"Sini lah, jalan samping aku. Tapi dengan jarak." Rani mengangguk pertanda setuju. Bagaimana mungkin ia menolak tawarannya Soldi. Jangan ditanya tentang jantungnya, semakin kesini semakin berpacu.

Cukup jauh ia berjalan bersama Soldi. Melewati kerumunan orang yang tengah bercanda gurau menikmati semilir angin di kursi panjang sisi jalan. Tak lupa bermacam-macam makanan ringan di pangkuannya.

Salah satu dari mereka beranggapan bahwa Soldi dan Rani adalah sepasang kekasih yang serasi. Bahkan ada yang menganggap bahwa keduanya telah menikah. Senyum mengembang terlukis pada wajah si gadis. Sesekali ia mencuri pandang  prianya.

"Ada fun fair. Kau nak pergi?"

"Mau, mau!" jawab Rani antusias.

•••

Di salah satu supermarket, Fatonah dan temannya sedang mengantri untuk melakukan pembayaran. Antrian lumayan panjang karena mesin kasir yang biasa digunakan mengalami sedikit kerusakan. Akibatnya, hanya dua mesin yang dipakai.

"Semuanya 14 Ringgit," ujar Mbak kasir.

Mereka hanya membeli sayuran dan beberapa mie instan untuk stok empat hari saja. Berhemat telah mereka rencanakan dari dua tahun silam.

Merukapan keinginan semua anggota FA untuk pergi menjenguk Zahra. Tapi sebagai syarat, Fatonah memberikan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh teman-temannya. Setelah persetujuan dari semua teman, akhirnya mereka mengumpulkan uang mulai dari nol.

Bahu-membahu mereka menabung mulai dari uang sisa jajan, hingga uang Fatonah hasil kerja. Rani, Aisyah, Aida dan Tari juga rela berjualan online. Beruntung karena Tari yang suka berswafoto membuat dagangannya laku, dipadukan dengan pelayanan Aisyah yang ramah tamah, berhasil menarik beramai-ramai pelanggan.

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Sep 11, 2021 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

A Trip for Memories(Slow Update)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें