Obat

504 75 3
                                    

'Kadang, aku tidak membutuhkan obat.'
.
.
.

Tsukishima Kei mendapati orang yang paling ia benci didepan rumah.

Baju yang terkoyak, luka lebam dan darah yang sesekali menetes dari robekan kulit. Kuroo Tetsurou tidak baik-baik saja sekarang ini.

Seharusnya Tsukishima meninggalkan orang itu begitu saja. Sayangnya keberadaan Kuroo tidak benar-benar bisa diabaikan karena orang itu masih dalam tanggung jawabnya.

"T-tsuki--" Kuroo meraup wajah Tsukishima, matanya samar-samar melihat gurat kekesalan diwajah itu.

"Diam."

"Terimakasih."

Senyum polos Kuroo yang tidak seperti biasanya membuat Tsukishima menghela nafas kesal. Kenapa dia harus peduli? Sementara dulu Kuroo Tetsurou tanpa peduli meninggalkannya.

Hah, dia pusing.

"Aku dicampakkan," Kuroo membuka suara.

"Aku tahu."

Tsukishima secara pelan kembali mengobati bekas luka dibadan Kuroo, Si rambut hitam menyrengit. Rasa perih ketika kapas basah mengenai lukanya.

"Ini sakit."

"Bayangkan saja hal-hal yang kau suka agar mengalihkan rasa sakitmu," kata Tsukishima ketus.

Kuroo mengangguk, dia tidak lagi mengeluh.

Tsukishima selesai dengan bekas luka, lalu dia membalut luka Kuroo dengan perban. Deru nafas orang disampingnya membuat dia ternganga, Kuroo begitu dekat dengannya.

"Kuroo berhenti menggodaku."

Kuroo Tetsurou menghela nafas.

Baiklah jika itu yang Tsukishima mau.

Dia kembali duduk dengan tegak, mata kucingnya memperhatikan Tsukishima yang membereskan kotak P3k lalu beralih kejam dinding. Sorot matanya panas, dia kesal dengan dirinya sendiri.

Seharusnya, meninggalkan Tsukishima untuk orang lain tidak pernah terfikir dalam benaknya.

Dia terbatuk, cukup sakit.

Paru-parunya berdetak kencang, nyeri pada dadanya tidak terhindarkan lagi. Pukulan yang kemarin dilayangkan padanya masih terasa.

Well, itu salahnya sendiri yang menjadi selingkuhan istri orang.

Jadi ya, begini akibatnya.

"Tsukki!"

Tsukishima mendengus.

"Kei!"

Panggilan menyebalkan itu, Tsukishima mendengus sekali lagi.

"Pergi! Kamu sudah selesai diobati."

Ada senyum tabah diwajah Kuroo, dia mengangguk kecil. "Baiklah, aku akan pergi."

Dia berdiri dengan susah payah dan berjalan meraih gagang pintu.

"Terimakasih atas pengobatannya."

Pintu ditutup, menyisakan Tsukishima yang jatuh berlutut.

"Ya terimakasih kembali."

'Terimakasih pada luka yang tidak pernah bisa aku sembukan.'

Luka pada hati Tsukishima kembali menganga, dia tidak ingin Kuroo kembali menggenggamnya seperti masa lalu.

-Fin.

Kurotsuki FanbookWhere stories live. Discover now