[ sepuluh ]

282 171 113
                                    

Bruk !

"Gak usah bohong Kevin!" Ucap Darrel sembari mendorong tubuh Kevin sampai terjatuh.

"Vin, gue gak nyangka," Tutur Reva. "Gue gak nyangka elo masuk in racun ke minuman Vina,"

"Gue engga ngelakuin itu, Reva!"

"Punya bukti apa elo, hah?! Se enak nya nuduh gue!" Selak Kevin.

Reva pun berdecak lalu menghela nafas panjang, lalu ia mengalihkan atensi nya kepada Arga, meminta untuk Arga yang menjelaskan.

"Tadi, elo nganter minuman ke gue, Albiyu, Vina, Hyeri, sama Reva. Dan udah ketebak, Vin. Elo pasti naruh racun di minuman Reva, 'kan?! Pas gue sama yang lain kecuali Vina minum jus itu, kita enggak ngerasain apa-apa. Tapi, pas Vina yang minum, dia langsung sesak nafas terus meninggal begitu aja. Kurang apa lagi bukti nya, Kevin?!" Ujar Arga dengan sangat jelas.

Kevin terdiam beberapa saat, ia menutup mata nya. Tak kuasa untuk melihat tatapan dari teman - teman nya.

Tak lama kemudian, Kevin pergi, pergi dari tempat itu. Dia pergi ke rumah nya. Awal nya, dia sempat di cegah oleh Albiyu dan yang lain, tetapi Kevin tetap lah Kevin, dia tidak memperdulikan atensi teman - teman nya. Dia kecewa, ya, kecewa.



Di satu sisi, terdapat seseorang yang sedari tadi memperhatikan pertengkaran yang terjadi diantara Kevin dan teman teman nya.

"Haha, udah mulai tuduh - tuduh an nih."





Sore ini, Reva dan yang lain datang ke upacara pemakaman Vina, terkecuali Kevin, dia tak datang sedari tadi. Reva dan Hyeri sedih, sangat sedih. Pasalnya, Vina adalah teman kecil mereka berdua. Suka duka mereka jalankan bersama. Akan tetapi, kenapa Vina pergi secepat ini?

"Vina, maafin gue belum bisa jadi temen yang baik buat elo," Tutur Hyeri sembari menangis tersedu-sedu.

"Vina, kenapa harus elo yang pergi? Kenapa engga gue aja, Vin?" Ujar Reva, sama hal nya dengan Hyeri.

Arga memegang bahu kedua teman perempuan nya itu. "Sabar, ya? Ikhlas in aja. Kalian jangan terlalu berlarut dalam kesedihan gini. Kasian Vina nya, gak bisa tenang di atas sana,"

"Doain aja Vina bisa istirahat tenang disana."  Tutur David.

"Kita semua juga merasa kehilangan banget," ucap Zilvi.

• • •

Sudah dua hari berlalu semenjak pemakaman Vina. Devan dan yang lain nya tidak berinteraksi sama sekali. Bisa di bilang, itu adalah efek dari kepergian Vina. Terlebih Kevin, dia sudah tidak memperlihatkan batang hidung nya sama sekali.

Dan ternyata, Kevin pergi ke Olympus untuk menemui ayah nya. Kevin adalah seorang Demigod,
Lebih tepat nya keturunan dewa Ares , dewa peperangan.

Dan ternyata, Devan dan Reva juga sedang berada di Olympus . Anak dari Dewi Athena dan dewa Poseidon itu juga menemui ibunda dan ayah nya.

Kevin terkejut, pasalnya, ia sempat berkontak mata dengan Reva, akan tetapi, Kevin memutuskan kontak mata nya dengan Reva.

Datang lah seorang lelaki, ya, dia adalah Devan. Devan menghampiri Kevin. Devan terkejut, karena ia baru mengetahui kalau Kevin adalah Demigod .

Devan percaya kepada Kevin, karena seorang Demigod itu tidak melakukan ke jahat - an.

"Vin," panggil Devan sembari memegang bahu Kevin. Kevin terkejut, dia adalah tipe orang yang mudah terkejut.

"Gak perlu di pikirin tentang itu , gue tau elo gak nge - racunin Vina, kok." Tutur Devan.

Kevin tersentak "Lo percaya kalo gue gak nge - racunin Vina?"

Devan mengangguk, lalu menampilkan seulas senyum nya. Kevin yang melihat itu juga tersenyum tipis. Dan benar ya, senyum itu menular.

•••

Hari mulai berlalu, interaksi antara Devan dan kawan-kawan sudah pulih kembali. Setelah mengetahui bahwa Kevin Demigod, teman - teman nya percaya bahwa Kevin tidak melakukan hal itu. Mereka curiga, bahwa ini adalah perlakuan si dalang dari permainan ini.

"Leon," Panggil Hyeri.

Leon hanya menoleh lalu mengangkat alis nya, "kenapa?"

"Si Daniel dari kemarin kenapa gak kelihatan ya? Dari waktu pemakaman Vina, loh." Tutur Hyeri.

"Eh? Iya ya. Tapi gue kurang tau, sih. Mungkin dia ada urusan pribadi,"

"Masa sih? Kok lama banget..."

"Hei! Nyariin gue?" Tiba - tiba, ada seseorang berpostur tubuh lumayan pendek, ya, itu adalah Daniel.

"Baru di omongin, udah Dateng aja nih anak," ucap Leon.

Daniel terkekeh, lalu ia membuka topik pembicaraan "omong omong, Vina keracunan, ya?"

Hyeri dan Leon mengangguk.

"Wah, turut bersuka cita — ralat, turut berduka cita ya," ucap Daniel.

Hyeri hanya berdahem. Lalu ia pergi meninggalkan Leon dan Daniel berdua.

"Kok Daniel ngomong nya begitu, sih? Kayak seneng gitu pas denger berita Vina,"

"Jangan - jangan ... Yang ngeracunin Vina Itu ...  Daniel?!"




Maaf chap ini pendek
Banget.

Next

The Game || 00L ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang