"Gimana bisa perempuan secantik ini, jadi pacar Niko si?" gumamnya takjub sambil mengelus dahi gadis itu.

FLASHBACK ON

Sewaktu MOS, cowok yang mengalungkan ID Card OSIS-nya tengah memotret-motret berbagai kegiatan yang dilakukan para anak baru untuk memasuki masa putih abu-abu. Ia berjalan ke arah segerombolan murid yang dikuncir dua ala anak SD dan mengenakan kalung bernama "CONFIDENT" yang mengartikan itu adalah nama grupnya.

Niko menaiki kamera DSLR-nya lagi untuk memotret gerombolan itu yang terlihat sangat heboh, termasuk salah satu gadis yang daritadi menjadi pusat perhatiannya. Ia takjub sampai menurunkan kameranya demi untuk melihat gadis itu tertawa, terlihat sangat imut menurutnya, sampai ada salah satu dari kelompok lain yang memanggilnya.

"Kak Niko, Kak Niko..."

Niko menghadap ke belakang, dan orang itu mengayunkan telapak tangannya memberi kode agar Kakak Kelasnya itu menghampiri. "Fotoin kita dong kak Niko." teriaknya seraya mengembangkan senyum.

Niko mengangguk, lalu berlari ke kelompok lain. sedangkan daritadi, ternyata cowok itu sudah menjadi pusat perhatian kelompok Confident.

Salah satu temannya menyenggol Dinda, "Din, kita minta foto juga yuk ke ka Niko!" ajaknya.

Dinda menoleh saat disenggol, dan ia mengangguk setuju. "Yaudah ayo, kapan lagi kan kita ala anak SD begini." kekehnya.

"Tapi lo yang minta ya Din." seru teman lainnya.

"Lah kok gue? ya barengan lah mintanya."

"Enggak pokoknya lo yang minta, soalnya lo cantik, siapa tau kak Niko abis ini jadi tau lo."

Dinda segera menggeleng, ia menolak. "Ih enggak mau---

Dinda di dorong teman-temannya hingga akhirnya gadis itu pasrah dan menghampiri Niko.

Dinda kini berada di belakang Niko, ia menarik nafas dalam sebelum akhirnya memanggil cowok itu yang sibuk memotret tiga orang yang sedang bergaya. "Kak Niko."

Niko menghadap belakang lagi, kali ini raut wajah cowok itu sedikit terkejut karena kehadiran Dinda. "Ya?" alisnya terangkat.

Dinda diam sejenak seraya mengulum bibir bawahnya sambil melihat Niko dengan penuh gugup. "Fotoin dong tolong Kak."

Niko mengangguk dengan senang hati, dan tersenyum untuk pertama kalinya ke anak baru. "Yaudah, ayo." ia menghampiri kelompok Dinda, dan mulai mengatur posisi anak-anak dengan benar.

"Kamu disini.." Niko merapihkan posisi mereka, lalu ia menunjuk Dinda yang masih saja tidak tahu harus dimana posisinya. "Kamu?"

Dinda membulatkan mata, ia terkejut, dan menunjuk dirinya sendiri. "Saya?" tanyanya memastikan.

Niko mengangguk, sementara teman-temannya yang lain kini memperhatikan mereka berdua. "Siapa nama kamu?" tanyanya.

Dinda semakin terbelalak ketika ditanya nama, dan yang menjawab malah teman-temannya. "Namanya Dinda kak!" seru yang lain seakan tau makna dari pertanyaan Niko.

Dinda tidak bisa berkutik, ia memilih diam, sedangkan Niko, dua sudut bibirnya terangkat menggambarkan sebuah senyuman kecil untuk gadis itu. Kemudian, setelah semuanya rapih barulah cowok itu memotret-motret grup Confident.

"Udah nih," kata Niko sehabis mengecek-ngecek hasil fotonya, lalu melihat ke mereka. "Mau dikirim kemana ya?" tanyanya seraya menaikkan kedua alis.

"Kirim ke Whatsapp aja Kak,"

"Whatsapp Dinda kak."

Dinda auto menoleh dengan mata yang memelotot lucu, ia memberi tanda agar temannya itu tidak bersikap kurang ajar kepada Kakak Kelas. "Eh jangan kaya gitu dong!" bisiknya namun masih terdengar Niko, hingga cowok itu terkekeh dan menggeleng.

YoursWhere stories live. Discover now