BAB 12 : Penyerangan

3 1 0
                                    

Sesudah Alam selesai sarapan, ia pamit kepada Ratih untuk pergi ke rumah Radja.

Ya sudah, kalau kamu mau pergi. Hati-hati. Sekarang kan kamu sudah menjadi Manusia Anjing seutuhnya, pasti banyak musuh mengincarmu. Terutama Manusia Kucing.”

“Iya, Bu. Alam ngerti. Alam akan berhati-hati. Alam permisi.”

Alam melajukan motornya menuju rumah Radja. Hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk Alam tiba di sana.
“Ja, apa yang mau lo bicarain sama gue?”

“Gue mau bicara tentang…”

Belum selesai Radja berbicara, segerombolan orang bertopeng tiba-tiba mengepung mereka.
“Siapa kalian? Mau apa kalian di sini?” tanya Radja.

“Serahkan kitab itu! Kami mau kitab itu.”

Alam dan Radja melakukan perlawanan kepada orang-orang bertopeng tersebut. Hanya membutuhkan waktu sebentar untuk mereka melawan orang-orang bertopeng tersebut.
“Siapa yang menyuruh kalian?” tanya Alam emosi sambil mencoba menahan salah satu orang bertopeng itu.

“Kita buka saja topengnya, Lam. Siapa tahu kita kenal sama mereka.”

Alam membuka topeng tersebut.
“Kau? Kau kan anak desa sebelah? Ngapain kalian mau merebut kitab ini?”

“Ampun, Lam, Ja. Kami hanya disuruh.”

“Wah, kalian berani-beraninya mau merebut kitab ini. Kitab ini bukan kitab sembarangan. Kita kasih saja mereka pelajaran, Lam.”

“Siapa yang menyuruh kalian?”

“Hmm, kami disuruh…”

Tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri.
“Aku yang menyuruh mereka, Putra Alam.”

“Kau lagi? Siapa kau sebenarnya?”

“Aku adalah putri Ratu Daisy, ratunya para Manusia Kucing. Namaku Dalia. Aku ke sini untuk merebut kitab yang kalian pegang. Serahkan kitab itu padaku.”

“Tidak! Ini kitab milik para Manusia Anjing. Bukan milikmu!” jawab Radja.

“Ow, ow, ow. Galak sekali kalian. Aku meminta dengan baik-baik. Pasukan, serang mereka dan rebut kitab itu!”

“Baik, Tuan Putri.”

Pasukan Manusia Kucing mulai menyerang Alam dan Radja.
“Sial, jumlah mereka banyak, Lam. Gue ragu kita bisa mengalahkan mereka semua.”

“Cepat lo hubungi Manusia Anjing lainnya pakai ilmu telepati.”

“Memangnya bisa? Gue belum pernah mencoba ilmu itu.”

“Ya sekarang lo coba.”

Radja mencoba menghubungi para Manjing lainnya menggunakan ilmu telepati.
“Kak Petir, Kak Rimba, Kak Ranting, kami dalam bahaya. Para Manusia Kucing datang menyerang. Mohon bantuannya.”

“Baik, kami akan segera ke sana,” jawab Petir.

“Bagaimana, Ja? Apakah bisa?”

“Bisa, mereka sedang menuju ke mari.”

Beberapa saat kemudian, Petir, Rimba, dan Ranting datang membantu. Hanya butuh beberapa saat, mereka berlima berhasil mengalahkan para pasukan Manusia Kucing.
“Sial, kita kalah! Ayo, kita pergi dari sini!”

“Pergi kau! Jangan beraninya kau datang kemari lagi!” ucap Petir dengan lantang.

“Kalian baik-baik saja?” tanya Rimba.

“Baik, Kak. Terima kasih atas bantuannya,” jawab Alam.

“Sama-sama. Apa yang mereka inginkan?”

“Kitab Manjing. Mereka ingin merebutnya,” jawab Radja.

“Hmm, mereka ingin merebut kitab itu ternyata. Radja kau simpan kitab itu dengan baik. Jangan sampai kitab itu jatuh ke tangan mereka.”

“Baik, Kak. Radja akan simpan kitab ini di tempat yang aman.”

“Ya sudah, kami bertiga permisi dulu.”

“Baik, Kak. Sekali lagi terima kasih atas bantuannya.”

Petir, Rimba, dan Ranting pergi. Sedangkan Alam dan Radja masuk ke rumah Radja.

“Oh, iya apa yang tadi ingin lo bicarakan?”

“Gue mau bicara tentang…”

Bersambung...
©2021 By WillsonEP
Radja ingin membicarakan soal apa ya?🤔

Manusia AnjingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang