1. Tetangga baru

41 6 1
                                    

Gissa POV

Pukul 10 pagi aku dan Dara baru saja keluar kamar untuk menuju dapur umum, seperti biasa Dara mengeluh kelaparan. Saat sedang berjalan menuju dapur aku melihat keberadaan Maca dan Zaina yang tengah sibuk dengan makanannya.

"Kalian liat gak sih? Kamar sebrang tadi ada yang ngisi, cowok berdua." Ucap Maca dengan raut semangatnya kearah kami berdua yang masih berjalan.

"Hah? Cowok? Siapa gak liat gue." Aku mengerutkan dahiku bingung sebab tidak tahu menau mengenai penghuni baru.

"Kata Kak Bert kemarin bilang bakal ada penghuni baru tapi artis," Sahut Zaina dengan penuh semangat.

Aku dan Dara semakin bingung, mana ada artis yang ingin tinggal di kostan sesederhana ini, "Artis siapa si Sa ?" tanya Dara padaku yang aku pun tidak tau.

"Gak tau gue," Jawabku lalu berlalu menuju kompor untuk segera memasak.

"Yaudah gini aja dari pada kalian-kalian penasaran udah selesai makan kita samperin tuh cowok." Ucapku, membuat Maca yang semula sedang menikmati makannya cengo.

Ya seperti itulah aku, jika penasaran akan suatu hal aku akan langsung bertanya pada yang bersangkutan dari pada menerka-nerka tidak akan menemukan jawaban pastinya.

"Gamau gue, kalian aja," Tolaknya membuat Zaina yang berada disamping Maca mengerutkan bibirnya, sebab gadis itupun sama penasaran.

"Ko gitu si Ca?" Ucapannya terpotong kala ekor mata Zaina mengarah pada dua pria yang tengah berjalan kearah dapur, membuat Zaina spontan membalikkan tubuhnya kearah dua pria itu.

"Eh mas mas," Tegur Zaina spontan membuat keduanya langsung menghentikkan langkahnya. Aku yang masih masak hanya cengo dengan perlakuan spontan yang dilakukan oleh Zaina.

"Iya ada apa?" Tanya salah satu dari mereka. Aku buru-buru fokus kembali pada kegiatan memasakku,  berpura-pura tidak mengetahui apapun termasuk Dara.

"Mas penghuni baru disini ya?" Tanyanya dengan sedikit ragu.

"Iya, kenapa?"

Ekor mata Zaina terarah pada Maca yang sedang menikmati makanannya, "Masnya artis ya?" Tanyanya lagi namun membuat kedua pria itu spontan mengerutkan jidatnya dan aku spontan melihat kearah kedua pria itu untuk menunggu jawaban dari mereka, sial jiwa kepoku ini memang sulit dikendalikan.

"Artis apanya? Kita mahasiswa dikampus depan," Jawabnya dengan memasang wajah yang terheran-heran.

Oalahh salah sasaran, Aku langsung menundukkan kepalaku seraya menahan tawa sebelum menghampiri kedua temanku ini.

"Oh iya kirain artis," Ucap Zaina langsung beralih padaku yang sedang berjalan.

"Sa salah anjir," Bisiknya padaku, membuatku spontan tertawa melihat ekspresi malu gadis itu.

"Mas, sini gabung bareng kita." Teriakku pada mereka untuk sekedar mencairkan suasana tegang, kedua pria itu pun langsung menganggukkan kepalanya, menyimpan barangnya di tempat yang kosong lalu berjalan kearah kami.

"Iya nanti gue gabung, mau beresin kamar dulu." Sahut salah satu dari mereka lalu berlalu menuju kamarnya.

"Bukan itu artisnya anjir," gerutu Zaina dengan sebal, namun Maca, aku serta Dara tak kuasa menahan tawa dengan kepolosan Zaina.

"Ya emang kalau iya mereka artis lo mau apa ?" Ta Dara pada Zaina yang masih terlihat sebal.

"Gak tau gak tau malu gue." Sahutnya lagi-lagi membuat kami yang ada disana tertawa puas.

***

Pukul 13.00 kami berempat ditambah Kak Nathan, Kak Bert, Naya, dan Ales seperti biasa jika tidak ada kegiatan akan berleha-leha diruangan tengah yang tersedia di kostan ini, menonton acara gosip, gibah,  membuat konten di aplikasi tiktok atau hanya menikmati cemilan yang biasa kami bawa masing-masing.

Namun kali ini ada yang berbeda sebab kedua pria yang tadi kami temui didapur datang menghampiri kami untuk gabung, dengan senang hati Kak Bert menyambutnya dengan sangat baik.

"Boleh ikutan gabung?" Tanya dari salah satunya, membuat kami spontan mempersilahkan keduanya untuk duduk bergabung.

"Oh boleh sini gabung mas," Ujar Kak Bert.

"Btw kita belum sempet kenalan tadi, kenalin gue Row." Ucap salah satu pria yang duduk disampingku sambil berjabat tangan.

"Oh iya, gue Arsya." Lanjut temannya sambil ikut berjabat tangan.

Usai memperkenalkan diri, kami semua pun mulai banyak bercerita terlebih mengetahui sedikit jauh mengenai penghuni baru ini.

"Gue kira lu artisnya, sebab ibu kost bilangnya kemarin sama gue bakal ada artis yang dateng tapi gatau kapan." Ucap Bert pada kedua pria itu diiringi tawa khasnya.

"Lah iya juga kemarin ibu kost bilanng begitu," Tambah Kak Nathan.

"Mungkin artisnya belum kali Za, sabar aja." Ujar Ales kearah Zaina yang sepertinya masih terlihat sebal.

"Lagian ya lu udah ada Dapin tapi kenapa antusias gitu sih ?" Tanya Naya kearah Zaina dengan sedikit bingung, iya juga untuk apa Zaina begitu antusias.

"Gak tau juga gue," 

"Kalian kuliah disana udah semester 5 terus kenapa pindah kostan kesini?" Potong Maca pada kedua pria itu.

"Oh itu karena kostan yang dulu kita tempatin harganya makin tinggi terus kurang nayaman, jadi kita terpaksa nyari kostan baru dan nemu ini deh yang kayanya cocok walau jarak dari sini kekampus agak lumayan." jelas Arsya membuat aku dan yang lain mengangguk.

"Jauh juga kalian bawa motor, lah kita jauh dekat tetap bareng mamang gojek atau gak jalan kaki," Celetuk Dara. Membuat semua yang disini tertawa, ada benarnya juga aku dan Dara sering mengeluh kelalahan jika berjalan dari kostan menuju kampus atau tidak mengeluh duit habis untuk membayar gojek.

"Gue dah nyuruh lu bawa motor juga," Sahutku namun dengan cepat Dara menangkasnya, "Lu tau sendiri gue sering rebutan motor ma bokap."

"Heh Dicky sini lo!" Teriak Naya kearah pria yang baru saja keluar dari kamarnya sambil membawa piring kotor, aku pun spontan ikut melirik kearah pria itu, mengenakan boxer kecintaannya dan kaos oblong jangan lupakan wajah bantalnya yang dapat kutebak pasti baru bangun tidur.

"Mau apa ?" Tanyanya.

Aku menghela pelan, memang Dicky ini selalu begitu tiap kali diajak untuk gibah, "gabung aja, kenalan ada penghuni baru." Ujarku.

Pria itu berjalan mendekati lalu berlalu menuju dapur, "Oh bentar naro ini dulu." 

"Susah banget ya si Dicky diajak menuju jalan yang benar," Celetuk Ka Nathan.

"Menuju jalan yang benar udel kau bolong," Timpa Kak Bert membuat kami semua tertawa dibuatnya. Selalu ada saja kelakuan mereka yang membuatku betah berada disekte ini.




HOMEWhere stories live. Discover now