❅ After Story

511 101 9
                                    

Pada hari dia meninggalkan Korea, Dahyun menitipkan sebuah pesan untuk Minhyun

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Pada hari dia meninggalkan Korea, Dahyun menitipkan sebuah pesan untuk Minhyun. Dia akan kembali secepat mungkin kapanpun lelaki itu mengeluarkan kalimat magisnya.

Aku mencintaimu.

Benar. Kalimat seperti itu akan membuatnya datang sesegera menuju sisinya. Sama seperti yang ia lakukan setelah penantian delapan tahun.

Ayo menikah denganku.

Siapa juga yang akan mengira wanita itu akan dilamar sesederhana itu. Hanya dengan selembar tiket pameran galeri lukis dan sebuah cincin perak yang tidak seberapa harganya.

Dahyun kira dia akan selamanya hidup sendiri. Bahkan ibunya sudah berencana menikah lagi, tapi dia tahu kalau pernikahan ibunya tidak akan berjalan jika Dahyun belum mempunyai pasangan.

Yoojin mengkhawatirkan Dahyun, namun di sisi lain dia juga memahami kondisi Dahyun yang masih tetap sendiri.

Dia tidak bisa memaksakan.

Dahyun sudah cukup dewasa untuk mengerti perasaan orang-orang sekitarnya. Dia memberi restu kepada ibunya untuk menikah lagi, meskipun artinya satu-satunya keluarganya bukan lagi miliknya.

Mental Dahyun sudah cukup kuat untuk menghadapi segala kenyataan. Bekas lukanya selalu jadi pengingat betapa kuatnya dia menjalani hidup selama ini.

Maka setibanya surat dan bingkisan kecil itu, Dahyun bergegas menjemputnya. Kebahagiaan yang selama ini ia tunggu. Penantian yang sangat memuaskan.

Karena membuatmu menunggu betahun-tahun, akan kuberikan sisa hidupku padamu sebagai kompensasi.


Kalimat tambahan di ujung surat Minhyun membuat Dahyun tersenyum lebar. Sama seperti dia yang disana, Dahyun juga sudah memberikan hidupnya padanya sejak pertemuan pertama mereka.

"Ibu, bolehkah aku melakukan resepsi pernikahan di Korea?"

Yoojinㅡyang pastinyaㅡterkejut mendengar permintaan Dahyun. Tapi dia hanya mengangguk,

"Akan kusuruh Junmyeon mengatur gedung dan acara pernikahanmu disana."




ㅇ ㅇ ㅇ



"Hah... akhirnya dia menikah juga."

Jinyoung dengan senyum mengejek melihat sepucuk undangan yang datang pagi hari itu.

Sebuah undangan yang dia tunggu-tunggu selama beberapa tahun.

"Aku sempat takut kalau dia akan menjadi bujang lapuk," ejeknya lagi.

"Hentikan itu. Kau tidak boleh kasar begitu dengan temanmu. Lagipula umurnya juga baru tiga puluh satu."

Istrinya menghentikan kesenangannya mengejek temannya.

Jinyoung merengut. Padahal hal yang paling ditakuti dari membujangnya Minhyun tak lain adalah kemungkinan lelaki itu kembali menaruh rasa pada Jisoo.

Sudah bagus-bagus lelaki itu menemukan cintanya yang lain, malah dilepas begitu saja.

"Bukan begitu, sayang. Kan dulu niatnya aku mau menjodohkan anakku dengan anak mereka." elak Jinyoung menyembunyikan fakta dia tetap cemburu akan kedekatan istri dan temannya.

"Putri kita mana mau menikah dengan bocah yang lebih muda setidaknya tujuh tahun. Itupun belum tentu laki-laki yang lahir," keluh Jisoo.

Jinyoung meringis membenarkan lelucon istrinya.

"Tapi aku benar-benar bahagia mereka akhirnya menikah."

Jinyoung merangkul Jisoo dari belakang. Dibelainya lembut bahu istrinya yang berada dalam dekapannya.

"Mumpung timing-nya tepat, apa setidaknya kita menyiapkan calon pasangan yang pas agar bisa jadi besan mereka?"

Jisoo tertawa lalu menerima dengan suka cita serangan ciuman dari suaminya.



ㅇ ㅇ ㅇ



Minho menatap undangan berwarna merah itu. Tidak ia sangka ia akan mendapatkannya.

Dia tersenyum melihat dua nama yang tertera di atas kertas. Nama gadis yang dulu ia cintai kini akan menjadi wanita yang mengikat sumpah cinta dengan lelaki lain.

Namun, ia tidak apa-apa.

Semuanya sudah berlalu. Dia sudah merelakannya. Setidaknya itulah yang dia pahami dari maksud wanita itu mengiriminya undangan. Dahyun ingin mengatakan padanya bahwa semua baik-baik saja.

Tidak ada lagi luka. Tidak ada lagi kesedihan. Tidak ada yang perlu tersakiti.

Minho tersenyum sebelum memasukkan undangan itu ke dalam tas kerjanya. Dia merapikan kerah dan jasnya. Bukan hanya wanita itu, dia juga sepenuhnya sudah siap menyambut hari barunya.


ㅇ ㅇ ㅇ

Side story End

Side story End

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.




Anggap aja bonus ^.^








next project aku masih belum tau ya kapan publishnya. soalnya masih banyak yg on-going. di wp maupun rl banyak tanggungan
:(

aku pengennya ngetik yang ringan-ringan kek get a boy atau mantan. tapi belom ada ide. kalau kalian ada ide boleh dong sumbangin ke aku :D

buat spoileran aja next project kebanyakan sad ending (kayaknya), kecuali slice of lifenya Suzy-Dahyun sama Dahyun-Minho-Jungwoo-Chanwoo kuusahain ga sad end :)

makanya kasih aku ide biar gak bikin ff yg sad end :(

Luph yu all.

Senjakala ; minhyun ❦ dahyun ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora