🏠 KELUARGA 🏠

1.3K 100 64
                                    

Gadis cantik itu berjalan menyusuri koridor sambil membaca map yang ada di tangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis cantik itu berjalan menyusuri koridor sambil membaca map yang ada di tangannya. Menjadi dokter spesialis penyakit dalam memang bukanlah suatu hal yang bisa dianggap enteng.

Tenaga Karin selalu habis setiap hari selama menekuni pekerjaannya ini. Tapi toh tidak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menjalaninya.

Selain tenaga, waktu juga selalu Karin habiskan untuk bekerja. Ia melakukan ini bukan semata-mata hanya murni karena pekerjaannya, tapi juga sekaligus membunuh kerinduan.

Karin tau, merindukan kekasih yang tidak ada dalam radarnya mungkin suatu hal yang normal. Tapi Karin mencoba untuk tidak menormalisasi hal itu.

Karin mau hidup mereka berjalan terus tanpa harus stuck hanya karena alasan sepele. Rindu.

"Itu materi rapat?"

Gadis itu mendongak dan mendapati Juna yang tengah menyesap kopinya.

"Hah... O-oh.. bukan, kak- eh, pak"

Juna terkekeh "Bebas panggil apa aja. Gue ga banyak aturan"

Karin meringis "Maaf, kak- mmm, pak. Ini bukan materi rapat, nanti ak- maksudnya saya ambil dulu di ruangan saya"

Juna menggeleng heran "Ngobrolnya kayak biasa aja sih, Rin... Canggung banget."

"Tapi kan kak Juna sekarang direktur..."

"Ya lo juga sekarang wakil gue. Udah santai aja. Ga bakal gue pecat juga kok" Juna mengibaskan tangannya.

Akhirnya Karin bisa sedikit santai dengan Juna. Walaupun awalnya canggung pastinya.

"Oh iya, lo ada saran baru ga buat kepemimpinan baru kita?" Tanya Juna sambil berjalan beriringan dengan Karin.

Ia ingin membuat Karin terbiasa dan tidak canggung lagi padanya. Bayangkan jika ia harus bekerjasama dengan orang yang bahkan tidak bisa menatap matanya saat berbicara?

Tentu akan sulit.

"Ng... Aku sebenernya ada ide buat bikin cabang baru, kak. Rumah sakit kita ini kan selama ini cuma jadi rumah sakit umum, tapi kita tuh sebenernya bisa bikin rumah sakit baru yang khusus ibu dan anak. Secara selama ini pasien ibu dan anak juga ga bisa dibilang sedikit" Jelas Karin sambil terus berjalan.

"Ya, walaupun aku tau sih rumah sakit ini masih sangat cukup buat nampung pasien-pasien itu, cuma kayaknya lebih baik lagi kalau kita punya gedung khusus" lanjutnya.

Juna mencerna semua penjelasan Karin dan kini ia mengutarakan pendapatnya.

"Ini kan lo dari tadi ngeliat dari sisi positifnya aja nih. Tapi kalo kita liat dari sisi negatifnya, itu juga lumayan beresiko loh, Rin. Kayak misalnya apakah kita bisa merhatiin dua gedung yang pastinya bakal lebih repot di urus daripada saat gedungnya masih nyatu?" Ucap Juna.

Mellifluous | Spin-off Ethereal [END]Where stories live. Discover now