prolog

3 2 0
                                        

Dia menghampiri bayangan hitam yang mengetuk jendela balkonnya. Sedikit mengintip. Dan selalu tidak ada. Sebenarnya, makhluk apa itu.

Hidupnya semakin tidak tenang. Ini salahnya yang selalu menuruti apa yang orang lain katakan. Salahnya ia menjadi orang yang tidak enakan menolak orang lain.

Bayangan itu kembali, saat dia baru saja duduk di atas ranjangnya. Berusaha mengabaikan bayangan itu, namun kali ini dia merasa kalau makhluk itu kian mendekat. Dia menggigil ketakutan didalam selimut tebalnya.

Matii

Sayup-sayup dia mendengar kata itu berulang kali. Rasanya dia ingin berteriak saja, namun seperti ada batu besar yang menghalangi dadanya dan mengunci suara gadis itu.

Nafasnya terengah-engah. Selimutnya ditarik paksa oleh seseorang dan

"Kamu kenapa sayang, hmm?" Dia bernafas lega, ternyata sang ibu.

Ibunya mengusap peluh yang membanjiri kening anaknya, sedikit heran karena akhir-akhir ini anaknya kerap seperti ini, berteriak tertahan sampai terdengar ke kamarnya.

Gadis itu menggelengkan kepalanya, memejamkan matanya menikmati elusan dari sang ibu.

"Kamu mau tidur sama ibu aja?" Tanya sang ibu, dia khawatir jika anaknya kenapa-kenapa. Gadis yang ditanyai itu menggeleng lagi.

Rasanya, dia seperti hilang tenaga bahkan mengeluarkan suara pun. Aneh sekali, sebenarnya dia ini kenapa.

UnknownDonde viven las historias. Descúbrelo ahora