Bonus Chapter : Yoshi & Delia

35 4 35
                                    

Ruangan itu hampir seluruhnya putih. Dindingnya, langit - langitnya, lantainya, pencahayaannya, jendelanya, semuanya putih. Seperti sebuah sel yang sengaja diciptakan agar penghuninya jadi gila karena warna putih di sekelilingnya. Walau begitu, ruangannya sangatlah bersih, sampai rasanya kau bisa berkaca di dindingnya dengan mudah. Kelihatannya seperti sebuah ruangan yang cukup bagus, meski ruangan ini tetap memberikan sebuah kesan aneh.

Seorang pria tengah duduk di sebuah kursi kayu yang juga berwarna putih. Dia melirik ke beberapa lembar kertas yang ada di atas meja yang juga berwarna putih, kemudian mengambil sebuah gitar berwarna biru muda. Sesaat, dia melirik ke arah sebuah ranjang bernuansa puih yang ada di seberang ruangan, tepatnya ke arah seorang perempuan yang ada di sana. Si pria tersenyum, kemudian dia memainkan gitarnya dengan nada - nada lembut, dan membiarkan dirinya terlarut dalam musiknya.

Entah berapa lama momen hening itu berlangsung. Hanya ada musik yang mengisi keheningan yang tercipta. Si pria terlalu asyik dengan musiknya, hingga dia tidak menyadari kalau perempuan yang berada di ranjang itu kini membuka matanya dengan perlahan.

Si perempuan ini adalah Delia. Hal terakhir yang bisa dia ingat adalah, kalau dirinya berada di kamarnya dan pergi tidur sebelum hari yang menegangkan baginya datang. Tapi kini, dia bingung ketika melihat apa saja yang ada di sekelilingnya.

Ruangan putih ini memberikan kesan aneh bagi Delia, meski di sisi lain dia merasakan kalau ruangan ini memang seharusnya begini. Tapi, tentunya Delia tidak tahu kenapa dia bisa tiba - tiba berada di sebuah ruangan yang tidak dikenalinya, dan di sekelilingnya hanya ada warna putih.

Mengingat kalau terakhir kali Delia berada di kamarnya dan dia pergi tidur, sepertinya dia tidak perlu panik. Mungkin saja ini hanyalah sebuah mimpi. Mimpi yang sepertinya cukup aneh, karena tentunya tidak setiap orang punya mimpi yang sangat spesifik seperti ini. Entahlah, mimpi itu sering kali aneh dan tidak masuk akal, yang membuat Delia penasaran akan apa yang bisa saja terjadi setelah ini.

Delia kini menyadari kalau dia berada di atas ranjang. Dia bisa merasakan kalau ranjang tempatnya berada ini sangatlah lembut. Dia mengucek matanya, berusaha untuk mengenali lingkungan tempatnya berada. Meski kelihatan aneh, Delia bisa merasa kalau ada sesuatu yang familiar dari tempat ini. Tapi kenapa? Kenapa Delia merasa kalau dia pernah berada di sini sebelumnya?

Setelah beberapa saat terdiam dan berdebat dengan pikirannya sendiri, Delia memutuskan untuk mencari tahu semua jawaban yang ada di dalam kepalanya itu. Dengan perlahan, dia berdiri dan melirik ke sana dan kemari. Hanya ada warna putih di sepanjang matanya memandang. Tentunya ini bukanlah pemandangan yang biasa dia temui di dunia nyata, tapi ... Delia merasa kalau dia pernah berada di sini.

Jadi, Delia kini memutuskan untuk melangkahkan kakinya menelusuri ruangan putih itu. Meski kakinya tidak beralaskan apapun saat menginjak lantai, dia tidak merasa kedinginan. Malah, lantai di bawahnya seolah memberikan kehangatan yang tidak biasa. Perasaan ini membuat Delia merasa kalau semuanya jadi makin aneh saja.

Hingga akhirnya Delia bisa melihat seorang pria tengah duduk di sebuah kursi berwarna putih, memainkan gitar dengan melodi yang indah sambil memejamkan matanya. Kakinya seolah tidak bisa menolak untuk mendekati pria itu. Kulit si pria berwarna cerah, dan rambutnya sewarna dengan jahe. Ketika pria itu membuka matanya, Delia bisa melihat kalau dia memiliki iris berwarna biru. Mata si pria dan gitar yang dia pegang adalah satu dari beberapa hal yang tidak berwarna putih di ruangan itu.

Ketika melangkah mendekatinya, beberapa ingatan seolah kembali ke dalam diri Delia. Dia memang pernah berada di ruangan ini. Bukan pertama kalinya Delia mendapatkan mimpi di tempat serba putih ini. Malah, Delia ingat mimpi penting apa tempatnya berada saat ini. Ketika melihat pria yang memainkan gitar itu, Delia bisa mengingat semuanya.

The Detective 9 : Future and PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang