Part 1 - Siyeon

1.4K 134 6
                                    




"Lagi?"

Jaehyun merenggut melihat sarapan yang ada di hadapannya, ia menarik kursi dan duduk dengan wajah yang ditekuk. Setengah mengantuk, dan setengah kesal karena lagi-lagi ia harus menyantap nasi goreng putih dengan telur mata sapi.

"Gue heran kenapa Bang Jongin enggak ada protesnya sama sekali sama kemampuan masak lo yang gak berkembang,"

Krystal mengangkat spatulanya ke atas, mengisyaratkan bahwa ia akan memukul kepala Jaehyun sekali lagi kalau dia tidak berhenti mengoceh, "bersyukur orang mah! Kalau jadi gembel lo udah kelaperan kali,"

Meski udah ngoceh beberapa kali, tetap aja rasa lapar nomor satu, ia menyendok nasi gorengnya ke atas piring dan mengambil satu telur, "Ya Tuhan, cepet kirim Kak Jess pulang, aku gak mau kekurangan gizi,"

"Umur berapa sih? Gak bosen apa bisanya ngerengek mulu?"

Krystal ikut menarik kursi di samping adiknya dan menyendokkan nasi goreng ke atas piringnya. Kemudian ia menaikkan sedikit suaranya untuk memanggil satu lagi anggota keluarga yang belum juga keluar untuk sarapan bersama. Tak berselang lama, si empunya nama keluar dengan setelan kaos putih gading dan celana jeans yang membalut kaki jenjangnya. Ia meletakkan tasnya di bawah kaki kursi dan menyampirkan jaketnya pada sandaran kursi sebelum akhirnya bergabung dengan Krystal dan Jaehyun untuk sarapan.

"Bunda pulang hari ini, tadi telepon minta dijemput tapi aku kayaknya gak bisa deh. Sore ini harus latihan basket buat pertandingan 2 minggu lagi,"

"Yaudah, Jaehyun aja nanti yang jemput."

Jaehyun berhenti mengunyah dan protes, "kok gue, Kak? Udah ada janji sama Rose mau jalan abis balik kerja, gak bisa gue."

"Ya, terus? Harus gue yang jemput? Pake apa? Karpet aladin? Udah tau mobil gue masih di bengkel,"

"Apa aku minta Bunda naik taksi aja?"

"Jangan, pasti dia tidur di mobil kalau minta dijemput. Yang ada dia gak bisa istirahat kalau naik taksi, kan harus standby liatin jalan. Belum lagi nanti supirnya tanya-tanya arah,"

Jeno mengangguk, "terus, siapa yang mau jemput Bunda?"

"Telepon Jongin dulu deh, siapa tau dia bisa."

Jeno dan Jaehyun menlanjutkan sarapan mereka sedangkan Krystal beranjak untuk mengambil susu yang masih ada di dapur dan menelepon Jongin. Krystal dan Jongin cukup lama berbicara di telepon sebelum akhirnya kembali ke meja makan dan mengatakan bahwa ia dan Jongin akan menjemput Jessica.

Jaehyun bersorak dalam hati, akhirnya setelah beberapa hari gagal untuk mengajak pergi pacarnya, ia memiliki kesempatan itu sekarang.

***

Jeno mengeratkan pegangannya pada tas yang ia sampirkan di bahu kanannya, tangannya menjulur ke dalam saku mencari ponselnya dan menekan nomor seseorang, "lo di mana?"

"Gedung olahraga, ke sini langsung aja,"

"Oke."

Jeno meletakkan ponselnya kembali ke dalam sakunya dan ia berjalan dengan terbirit-birit menuju gedung olahraga. Seharusnya ia sudah harus berada di sana sepuluh menit yang lalu, tetapi karena tadi salah satu material maketnya ada yang terlepas, ia harus merapikan dan merekatkan ulang bagian yang terlepas. Cukup memakan waktu, untungnya tidak banyak bagian yang lepas. Kalau telat sampai duapuluh menit, Jeno bisa bayangin kalau pelatihnya akan memintanya untuk squat 50 kali.

Membayangkan hal itu aja udah buat Jeno bergidik ngeri, hari ini dia tidak ada niat sama sekali untuk menambah beban ke dirinya sendiri selain latihan. Karena dia harus jaga fisiknya untuk seratus persen fit supaya pas pertandingan dia bisa maksimal dan menghindari sekecil mungkin resiko kena hukuman pelatih. Beberapa blok lagi sampai ke depan gedung olahraga, dia tidak sengaja nabrak seseorang.

EnamórateWhere stories live. Discover now