Bonchap

11.7K 1.2K 139
                                    

satu lagii ehehehe


Yura dan Jeno kini tengah berada di depan pemakaman umum, sebelum masuk Yura tak lupa membeli bunga kesukaan mamanya. Yura tersenyum menatap Jeno lalu berjalan kearah makam mamanya.

Jeno mengikuti Yura dari belakangan tangannya membawa bunga yang berbeda dengan Yura.

"Jen, mama pasti suka lihat kamu nanti" ujar Yura sambil terus berjalan.

"pasti, aku kan mantunya" Yura terkekeh mendengar ucapan Jeno.

sesampainya didepan makam mama Yura, Yura bersimpuh didepan makam mamanya dan tangannya yang mengelus nisan mamanya.

Jeno ikut bersimpuh di sebelah Yura, tangannya membersihkan debu-debu tipis yang menutupi marmer makam mama Yura. Yura mendekat ke nisan mamanya lalu mengecup nisannya, air matanya turun perlahan saat ia mengecup nisan mamanya. rasanya seperti mencium pipi mamanya.

"maafin Yura baru bisa dateng sekarang, ma."

"ma, Yura masih suka nyalahin diri Yura sendiri atas perginya mama, Yura ngerasa Yura bersalah, Yura durhaka banget sama mama, bisa bisanya Yura benci mama tanpa tau alasan mama minta cerai ke papa"

Yura mengusap air matanya, lalu ia meletakan bunga mawar biru dan putih kesukaan mamanya disamping nisan mamanya, setelah meletakan bunga mawar itu Yura berganti menghias tanda salib yang terbentuk di makam marmer milik mamanya.

Jeno menepuk pundak Yura, "aku mau naruh bunga ini"

"ya terus?"

"pindah dong, tangan aku ga panjang tapi kalo itu panjang" ujar Jeno dengan kekehan

Yura mencubit pipi Jeno, "ini makam tau"

"iya iya maaf, sana gih minggir"

Yura berpindah posisi dengan Jeno tapi tangannya tak berhenti menghias. setelah Jeno meletakan bunga lily disebelah bunga yang Yura bawa, ia kembali ke posisi awalnya.

Yura meletakan keranjang bunganya, lalu mengelus nisan mamanya lagi. Jeno mendengar isakan kecil yang keluar dari mulut kekasihnya itu, dengan sigap ia merengkuh tubuh kekasihnya itu.

"ma, ini Jeno. masih inget kan, ma. Jeno selalu ada buat Yura, Jeno juga yang membuat Yura bangkit dari keterpurukan ini, ma. Jeno laki-laki yang Yura sayang setelah papa dan bang Yuta"

"Jeno, mau ngobrol sama mama?" tanya Yura.

bukannya menjawab Jeno malah celingukan entah kenapa, Yura yang menyadari sikap aneh Jeno itu langsung menggenggam tangan Jeno dan mengusap punggung tangan Jeno dengan lembut.

"kenapa?"

"gapapa bingung aja mau ngomong apa sama mama"

"kok bingung, tadi katanya mau ngomong sesuaㅡ"

"aaaa iya aku inget, bentar minggir dulu sana" Yura menggelengkan kepalanya menatap Jeno heran, lalu ia berpindah posisi lagi dengan Jeno.

Jeno menatap lamat nisan mama Yura, lalu mengelus lembut nisan mama Yura.

"halo ma, ini Jeno mantu mama. ma maafin Jeno ya, dulu Jeno selalu nyia-nyiain Yura, selalu buat Yura nangis, gak bisa ngebahagiain Yura. Jeno nyesel ma, bener deh. untung aja anak mama yang manja ini punya hati seperti malaikat, jadi Jeno bisa dimaafin deh"

Bastard | Jeno ✔Where stories live. Discover now