Manhattan • Ten [Ending]

253 31 6
                                    

"Aku harus ganti baju lagi gitu?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku harus ganti baju lagi gitu?"

Kamu menatap malas kearah ibumu yang mengangguk. Ini sudah gaun yang kesekian. Sumpah, kalau tau begini lebih baik kamu berada di kantor sambil menyelam dengan berkas-berkas yang memusingkan.

Kamu berbalik masuk ke dalam ruang ganti dan dibantu oleh pekerja butik mencopot gaun berat tersebut. Kamu meraih salah satu gaun yang sederhana tetapi terlihat mewah.

Kamu memakainya dan menunggu pekerja tersebut menaikan resleting gaun untuk mu.

Memang benar resleting gaun tersebut dinaikan tetapi tiba-tiba bahumu yang memang sedikit terbuka diciumi berkali-kali. Kamu langsung menoleh kearah kaca dan melihat han jisung masih dengan pakaian kerjanya tengah sibuk menciumi pundakmu. Bahkan tangan laki-laki itu melingkar tepat di perutmu.

"Kenapa?"

"Kamu cantik"

Kamu menghela nafas malas. Dua bulan setelah pertunangan itu kamu mencoba menerima jisung dengan baik. Awalnya kamu mengira laki-laki tersebut terlalu dingin nyatanya itu hanya kedok semata.

"Capek?" Tanyanya membuat kamu langsung mengangguk. Kamu menyenderkan tubuhmu kepada jisung membuat laki-laki itu tersenyum kecil memperlihatkan giginya yang lucu.

"Aku udah ganti gaun beberapa kali dan bunda masih belum ketemu yang cocok sama selera dia"

"Kamu pake gaun model apa aja cantik tapi jangan gaun ini please"

"Kenapa?"

"Pundak kamu terlalu terbuka. Aku gasuka"

"Posesif"

Jisung tertawa mendengar perkataanmu lalu mencium pipimu sejenak. "Biar kamu ga kabur dari aku"

"Aku ga kabur ya. Waktu itu aku cuma mau refreshing sama sekretarisku"

"Iya refreshing ke bali tanpa ngabarin siapa pun. Aku kalut pas tau kamu ngilang lagi"

Kamu tertawa kecil mengingat kejadian itu dimana dua hari setelah makan malam, kamu langsung mengajak nakyung terbang ke bali selama tiga hari dan mematikan telfon. Tentu keluargamu, keluarga han, dan laki-laki itu kalut mencarimu kesana-kemari.

"Tuh kan ketawa. Seneng ya kamu ngeliat aku kalut?"

Kamu menatap jisung dari kaca lalu menggeleng kecil. Kamu berbalik dan menatap laki-laki di hadapanmu ini secara langsung.

"Emang sesayang itu sama aku?"

"Sayang banget"

"Sayang atau emang ngerasa bersalah?"

"Ngapain ngerasa bersalah? Waktu itu kan kamu yang ngajak bukan aku yang maksa"

Ucapan santai jisung berhasil membuat pipimu benar-benar semerah tomat. Laki-laki tersebut tertawa kecil lalu menggesekan hidungnya di hidungmu.

"Lucu kalo malu"

"Diem". Kamu memukul dadanya dengan pelan karena di ejek seperti tadi.

Jisung memegang pipimu lalu mengarahkan wajahnya agar menghabiskan jarak antara kalian berdua. Laki-laki itu mengecup kecil bibirmu yang tentu kamu balas.

Tanganmu memeluk leher jisung agar ciuman kalian tidak terlepas. Tentu hal itu di setujui laki-laki tersebut karena ia menarik tubuhmu untuk semakin dekat dengan tubuhnya.

"Bu katanya fitting baju ma- Oh sorry"

Nakyung yang baru masuk langsung berbalik saat tau kamu tengah sibuk dengan jisung.

Kedatangan nakyung membuat kamu mendorong jisung agar ciuman kalian terlepas.

"Ganggu aja sih". Jisung menoleh kearah pintu masuk lalu kembali mendekatimu. Ingin merasakan bibirmu lagi tetapi hal itu kamu tolak.

"Kenapa sih?"

"Gamau. Bibir aku sakit kamu gigit"

Jisung tertawa kecil. "Iya maaf ya sayang"

Seketika itu juga pipimu kembali memerah dan kamu langsung berjalan meninggalkan jisung yang menggeleng kecil sambil tersenyum.

——

"Bu, mata gua berdosa banget liat kalian tadi"

Kamu yang tengah menyeruput ice latte menoleh kearah nakyung yang sedari tadi sibuk bergumam. Kalian memilih mampir di salah satu caffe dan tentu saja laki-laki di sebelah mu akan senantiasa ikut.

Jisung mengusap pinggangmu pelan. pergerakan laki-laki itu sama sekali bukan gangguan untukmu.

"Kalian jangan sampe kelepasan sebelum waktunya"

"Ngelakuin lebih dari itu juga pernah". Gumammu kecil membuat nakyung yang mendengarnya menatap kearahmu dengan pandangan tidak percaya.

"Serius? Kapan?"

Kamu bukannya menjawab malah menoleh kearah jisung yang tersenyum kecil. Lalu kamu tertawa sambil menyenderkan kepalamu di dada laki-laki tersebut.

"Ada deh. Penasaran kan lo"

Nakyung mendesis kesal dan memilih menikmati sepotong cakenya sambil terus bergumam tidak terima karena kamu merahasiakan sesuatu darinya.

Nyatanya kalau kamu tidak nekat ke manhattan, kamu tidak akan pernah menjumpai laki-laki di hadapanmu ini. Dan juga tidak akan pernah menikah dengannya.

 Dan juga tidak akan pernah menikah dengannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yeay, selesai.

Jangan ngarep banyak-banyak dari cerita ini soalnya aku emang sengaja ga pengen bikin part banyak-banyak. Pengennya yang santai gini.

Btw, makasih banyak udah mau baca cerita yang aku tau ga terlalu seru. Tapi aku sebisa mungkin bikin alurnya nyantai biar kalian dan aku sendiri ga pusing wkwk.

Jangan lupa kasih aku saran dan kritik biar aku bisa memperbaiki kesalahanku dalam penulisan.

🤸🤸

Manhattan || Han Jisung √Where stories live. Discover now