33

4.6K 598 110
                                    

Sunyi. Suasana yang dapat dideskripsikan saat ini, tidak ada satupun dari mereka berdua yang membuka suara atau memulai topik. Hanya terdengar suara gelombang kecil yang terdengar dari Black Lake, dan hembusan angin yang menerpa rambut dan wajah mereka berdua. Draco dan Summer larut dalam pikirannya masing masing, gadis itu sedang merangkai kata kata sedimikian rupa di dalam kepalanya sementara Draco termenung karena tidak tau apa yang harus dilakukan. Langit juga mulai mendung, awan hitam lebih mendominasi langit tapi mereka masih diam tidak mengungkapkan isi hati masing masing.

Draco kecewa dengan Summer yang menutupi kebenaran ini, Jikalau dia tahu lebih awal, mungkin dia akan mencari tau jalan keluarnya. Bahkan waktu dia hanya tersisa 2 hari, Draco tidak yakin itu cukup untuk menyelesaikan perkara ini. Summer merasa diri dia pengecut, dia tidak berani untuk mengungkapkan segala kebenaran hanya karna takut bahwa Draco yang akan pergi meninggalkannya setelah mengetahui ini semua tidak nyata, dia hanyalah sebuah angin lewat yang nantinya akan menghilang setelah semuanya selesai.

Meski yang terlihat di wajah Draco hanyalah kekesalan dan amarah tapi jauh dilubuk hatinya dia merasa kecil, dia sedih, dia takut bahwa Summer tidak akan kembali lagi. Tangannya terkepal kuat untuk menahan air mata nya, dia laki laki dan ayahnya berkata seorang laki laki tidak boleh menangis. Namun, yang dirasakannya sekarang hanyalah kesedihan dan air mata. Summer dari tadi hanya memandang ke arah Black Lake, jujur dia terlalu takut untuk berbicara atau sekedar mengalihkan pandangannya ke arah laki laki di depannya.

Begitu dia dengar suara marah Draco di luar kantor Dumbledore tadi, kakinya tiba tiba terasa lemas. Biasanya hantu pun dilawan tapi kali ini keberaniannya menciut seakan tersedot oleh Vaccum Clearner. Tangannya terasa dingin, dia bisa merasakan betul perubahannya. Mungkin karna suhu yang tiba tiba menjadi dingin karna akan segera hujan.

"Do you want to explain everything or just silent?"Draco yang tak tahan pun akhirnya bersuara juga. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Summer, gadis itu menoleh sedikit ke arah Draco dengan takut.

"Tidak ingin mengatakan apapun?"tanya Draco

Draco menunggu jawaban Summer yang masih diam dari tadi. Padahal di dalam kepalanya sudah banyak kata kata yang harus dikatakan, tapi lidahnya kelu karna terlalu takut untuk mengungkapkannya. Sudah banyak skenario yang dia persiapkan di dalam kepalanya dan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi setelahnya. Summer sudah memperhitungkan itu semua di dalam kepalanya.

"Okay."kata Draco

"Kau tidak bersuara sama sekali. Apa orang tua mu tidak mengajarkan sopan santun?!"Nada Draco meninggi untuk menggertak Summer agar mau berbicara dan menjelaskannya. Tapi cara dia salah, Summer semakin takut dan mengurungkan niatnya untuk membuka suara.

"Baiklah"Draco pun berjalan meninggalkan Summer yang masih diam. Tapi dengan buru buru Summer berbalik dan menahan tangan Draco. Laki laki itu berhenti berjalan dan tidak menengok sama sekali ke belakang "Now, care to explain?"tanya Draco tanpa sama sekali melihat ke arah Summer dibelakangnya.

Summer melepaskan tangan Draco dan berdiri tegak untuk mempersiapkan mentalnya setelah ini. Laki laki itu menghadap ke arah Summer dan menatap tepat pada iris coklat gadis itu.

"Maafkan aku"Summer akhirnya menyerah dan mulai berbicara. Draco menghela nafas lalu melihat ke arah lain sementara gadis itu hanya menunduk karna tidak berani menatap Draco.

"Ya, benar. Apa yang dikatakan Dumbledore benar"kata Summer

Dia tertawa terpaksa lalu menyeka air matanya yang berhasil lolos dari bendungannya. "Semua memang salahku, aku yang seharusnya tidak menulis hal konyol pada kertas itu. Dan semua obsesi ku terhadap..."

A Letter ; Draco Malfoy x Reader [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang