Part 21 : The turmoil

478 129 15
                                    

Shin Hye POV

"Eun Jin-ah, putriku... ayo minum susu sekarang.... ssst... Jangan menangis, putriku. Eomma ada di sini."

Aku berada di kamar Eun Jin dan menggendongnya karena dia terus menangis dan dia sedang tidak mood untuk minum susunya. Baru kemarin kami mengunjungi rumah orang tuaku. Dia sangat sehat dan energik saat kami menghabiskan waktu bersama kakek dan neneknya. Setelah shift kerjaku dari rumah sakit hari ini, aku menerima telepon dari Nyonya Min yang panik memberitahuku bahwa Eun Jin sakit. Dia menolak meminum susunya dan dia terus menangis. Segera, aku pulang dan Eun Jin yang sangat tertekan muncul di hadapanku. Nyonya Min juga sangat khawatir.

"Apa yang akan aku lakukan untukmu putriku? Aigoo..."

"Agassi, apa yang akan kita lakukan agar dia meminum susunya?"

"Ny. Min, gendong dia sebentar. Aku ganti pakaianku dulu. Aku akan menyusui dia."

Setelah mengganti pakaianku, aku segera kembali ke Eun Jin. Tangisannya mereda sedikit dan aku menggendongnya lagi. Meskipun kami ingin memberinya susu formula, dia menolaknya. Aku membaringkannya dengan nyaman di pelukanku dan menyusui dia. Aku bisa merasakan pipinya yang hangat di dadaku. Aku tahu dia merasa tidak nyaman dan mungkin kesakitan karena demam. Aku menenangkan rengekannya dengan memijat lembut punggungnya dan bersenandung dengan lembut. Obat yang kuberikan sebelumnya mungkin mulai berefek karena dia nampak mengantuk dan mulutnya tak pernah lepas dari putingku. Aku berharap dia bisa mendapatkan susu sebanyak yang dia butuhkan. Memang benar bahwa aku berhenti minum pil yang disarankan oleh dokter kandunganku karena aku sedang mengonsumsi pil laktasi untuk menghasilkan susu. Karena kemajuan teknologi, aku bisa menyusui Eun Jin meski aku tidak hamil dan melahirkan.

Melihat bayiku dalam kondisi seperti ini membuatku sangat sedih. Aku tidak ingin melihatnya menangis dan aku merindukan 'Eun Jin yang energik'. Demamnya mulai mereda tapi aku masih bisa melihat rasa sakit di wajahnya. Kami berbaring dengan nyaman di tempat tidur dan aku berbaring miring karena masih memberi makan putri kecilku. Dengan mata tertutup dan gerakan mengisap terus-menerus di payudaraku, setetes air mata keluar dari mataku. Aku tidak dapat memahami perasaan berat yang aku rasakan saat ini hanya karena anakku sakit. Dalam pengalamanku sebagai seorang dokter, aku selalu berpendapat bahwa para ibu terlalu melebih-lebihkan jika menyangkut anak mereka, tetapi apa yang aku rasakan sekarang tidak berlebihan. Itu adalah kepedulian yang nyata dan murni, cinta dan kecemasan untuk bayi yang aku sebut milikku.

"Shin! Bagaimana kabar Eun Jin? Ny. Min memberitahuku bahwa dia sakit dan dia menolak meminum susunya. Oppps. Maaf, aku tidak tahu kau.. uhmm... menyusui dia."

"Jangan khawatir. Dia akan baik-baik saja..."

"Aku akan ganti baju dan akan menemanimu di sini."

"Jangan repot-repot, Yong Hwa... kau tidak perlu berada di sini... Eun Jin sedang tidur sekarang. Demamnya akan segera hilang."

"Yah... Shin Hye, maaf."

"Yong, tolong jangan membicarakan masalah itu sekarang."

Yong Hwa keluar dari kamar Eun Jin dan aku tidak bisa menahan diri selain menangis. Aku pikir setelah liburan kami di Jeju, kami akan menjadi keluarga bahagia yang selalu aku impikan. Tapi itu mustahil bagi pria bernama Jung Yong Hwa itu. Kemarin, setelah makan malam kami, ponsel Yong Hwa berdering tanpa henti. Ponselnya tergeletak di meja samping tempat tidur dan aku tahu aku tidak boleh mengganggu privasinya jadi pertama-tama aku mengabaikan panggilan tersebut. Tetapi penelepon itu sangat gigih dan aku tidak punya pilihan selain menjawab teleponnya karena Yong Hwa sedang mandi. Saat aku menjawab telepon, keterkejutan tercetak di wajahku.

The Baby Surprise [ Tamat ] ✔Where stories live. Discover now