- itu Kak Jiheon

182 33 4
                                    

Wonyoung memasuki kelasnya lalu duduk di bangku belakang yang belum terisi, sebelumnya dia sempat melemparkan senyum pada seorang gadis yang duduk di depan bangkunya.

Wonyoung menghela nafasnya panjang.

Semoga aku punya temen.

Pikir Wonyoung kala melihat para siswa siswi yang sudah akrab satu sama lain.

Beberapa menit telah dilewati dengan perasaan yang gugup dan campur aduk. Hingga bel berbunyi, Wonyoung belum mendapatkan teman satu bangkunya.

Diliriknya ke seluruh penjuru kelas, penuh. Semua bangku penuh, hanya Wonyoung yang duduk sendirian.

Wonyoung menghela nafasnya.

"Tenang Wonyoung kamu masih bisa kenalan sama yang lain, kamu pasti bisa punya temen" tenangnya pada diri sendiri.

Hingga para kakak kakak osis datang ke dalam kelas lalu menyuruh semua siswa untuk bersiap-siap dan mengikuti upacara kenaikan bendera di lapangan utama.

Saat dalam perjalanan menuju lapangan utama, lengan Wonyoung tidak sengaja di senggol oleh seseorang.

"Eh, maaf!" Ucapnya begitu sadar telah menabrak lengan Wonyoung, kemudian berlari sekencang mungkin meninggalkan Wonyoung yang sedari tadi hanya diam tanpa membalas ucapan kakak kelas tadi.

"Pasti telat itu"

Wonyoung terkejut ketika tiba-tiba saja ada seseorang yang berbicara di sebelahnya.

"Eh maaf, aku ngagetin kamu ya?" Ucapnya sambil terkekeh.

Wonyoung hanya menyunggingkan senyum kecil.

"Kelas sebelas sama kelas dua belas udah disuruh baris dari dua puluh menit yang lalu, tapi masih aja ada yang telat kaya gitu" ucapnya.

Wonyoung hanya diam tanpa membalas ucapan sang gadis berlesung pipi di sebelahnya itu, karena hey, Wonyoung ga tanya apapun?

"Aku duluan ya" ucap gadis manis itu lalu pergi berjalan mendahului Wonyoung.

Wonyoung hanya bergumam, dia merasa kagum dengan gadis tadi yang berani berbicara pada orang yang tak dikenalinya, sangat berbeda dengan Wonyoung yang sangat malu untuk melakukan hal seperti itu.

"Pasti dia punya banyak temen, ga kaya aku" gumam Wonyoung lalu berjalan ke barisan kelasnya.






—forest—







Materi tengah berlangsung, Wonyoung sekarang sedang fokus mendengarkan apa yang diucapkan guru di depan.

Namun mata Wonyoung tak sengaja bertemu dengan mata salah satu kakak pembimbing kelasnya.

Wonyoung menyunggingkan senyumnya namun hanya dibalas leosan oleh kakak pembimbing itu.

"Jutek banget" gumam Wonyoung.

"Itu Kak Jiheon, banyak yang bilang dia jadi gitu semenjak ibunya meninggal"

Wonyoung terkejut saat tiba tiba seseorang di belakangnya menyahut gumaman Wonyoung.

Wonyoung berbalik untuk melihat orang yang tadi berbicara padanya.

Cewek berponi itu mengulurkan tangannya.

"Aku Yoon, semoga kita bisa jadi temen"

Wonyoung dengan ragu menjabat tangan itu.

"Aku.. Wonyoung"

"Namanya cantik, kaya orangnya" balas Yoon.

Wonyoung tertawa, semoga ia bisa berteman baik dengan Yoon.

"Cewek yang berponi, tolong perhatikan saya!"

Sontak Yoon menegakkan badannya dan Wonyoung kembali berbalik menatap depan.

Itu tentu saja Yoon yang dimaksud karena hanya dia yang memiliki poni di kelas ini.

"Psst nanti ke kantin bareng ya" bisik Yoon sebelum dia kembali fokus memperhatikan apa yang guru jelaskan.

Wonyoung hanya mengangguk dengan senyuman, ya walaupun dia tahu kalo Yoon tak bisa melihat senyumannya. Namun Wonyoung senang akhirnya dia memiliki teman setelah 16 tahun hidup di dunia.

—forest—


Masih santai santai dulu, belum ada yang serem serem.

forestWhere stories live. Discover now