•Prolog•

32 7 0
                                        

      Gadis kecil dengan senyuman terindah sedang berbicara dengan sang penyinar malam. Gadis dengan nama Adhara Amadora Darcey , banyak simpang siur tentang betapa beruntungnya adhara mempunyai senyum indah layaknya mentari pagi yang membuat siapapun merasa hangat didekatnya.

“haoOo b - bullaan , ccape yaa dengel celita adalla? thawuu nda t - tadii dalaa dengell buna ccama d - dad bellantem agwii” suara cadelnya yang khas membuat siapapun gemas mendengarnya.

Belum lama dia berbicara dengan langit malam , terdengar suara lembut seorang ibu dibelakangnya “Adhara sayang knp blm tidur? Ayo tidur nak udh malem loh ini memangnya kamu gamau nyapa matahari pagi?” adhara mengangguk.

“b - bunaa , thenapwaa buna ccama dad bellantem twelus eungg?” muka polos dengan tatapan sendu , hanya itu yang dilakukan Adhara karena dia hanya seorang gadis kecil berumur 5 tahun yang harusnya belum mengerti tentang pertengkaran orang tua. Pertanyaan itu dibalas dengan senyum , tatapan hangat , serta tangan yang mengelus lembut rambut anaknya dan dia menjawab dengan nada lembut “Sayang... maafin bunda ya kalau udah buat dara takut” adhara tertawa kecil , “ndapapa buna , tapi buna t-thidul diccini yyaa themeniin adalla” dengan senyum yang membuat siapapun merasa hangat saat melihatnya , adhara memohon agar bundanya tidur bersama dia.

“iya sayang , ayo tidur udh malem”  adhara mengangguk lalu memejamkan mata saat bundanya akan mencium keningnya namun....

✨✨✨

“Ayo bangun non udh mau siang ini” bi asih mencoba membangunkan dara yg sedang tertidur nyenyak. Adhara yang merasa tidurnya terganggu dengan berat hati dia mencoba untuk bangun “eunghh , bi knp dibangunin padahal dara mimpi indah banget” mukanya berubah menjadi sendu “non dara mimpi apa?”

Senyum dara mengembang saat mengingat mimpinya “dara kangen bunda bi , tadi dara mimpi tentang kejadian dulu waktu dara sama bunda masih sering samasama” bi asih memeluk dara untuk menguatkan hatinya , sebuah pelukan sangat berarti buat orang yang rapuh. “maksud non dara teh pas non masih kecil?” dara mengangguk dan tersenyum

“emm bi , sekarang hari apa?”
“hari senin” dara menepuk dahinya , dia lupa kalau sekarang senin dan 20 menit lagi upacara akan segera dimulai. Secepat kilat dara berlari dan bersiap untuk sekolah

“non dara gamau sarapan dulu?” bi asih berteriak saat melihat dara yang akan siap berangkat sekolah dengan motor kesayangannya. Dara menggeleng dan langsung berlari agar dia tidak terlambat.

TBC✓

Hai , maaf ya klo kurang jelas. Ini cuma cerita dari kegabutan doang sih

Jangan lupa vote+komen , thank you🥺

I'm not perfectDonde viven las historias. Descúbrelo ahora