- "kau bisa sakit."

1.5K 143 13
                                    

Typo? Bilang aja yya...

- - -

Wajah cantiknya ia malingkan dari pandanganku. Ia tengah merajuk karena aku tidak memperbolehkannya memakan es krim untuk yang kelima kalinya. Giginya bisa saja sakit jika dalam sehari ia sekaligus memakan es krim sebanyak itu.

"Ayolah, [Name]. Besok kau baru boleh memakannya lagi. Kalau kau mau aku akan memberikanmu lebih banyak, sekalian mau penjualnya juga aku belikan?" Wajahnya masih tidak menatapku. Ia keras kepala sekali, walaupun begitu, aku tetap menyayanginya.

Aku menghela nafas lalu duduk disofa disampingnya. Kepalaku kusandarkan pada bahu kanannya yang kosong. Aku tahu ia tidak akan menghindar jika aku sudah bersandar dipundaknya seperti ini.

Wajah yang asalnya ia miringkan itu ini kembali menatap lurus kearah televisi. Matanya kini malah asik melihat film yang ditayangkan tersebut. Ia mengabaikanku.

Aku memeluk lengan kanannya sambil ikut - ikutan memohon. "Ayolah, jangan mengabaikanku seperti itu~".

Semoga aku tidak salah lihat. Telinganya memerah. Dan semburat merah itu perlahan - lahan mulai menyebar kewajahnya. Ide jahilku muncul.

Chuu~

"K-Karma?!" ia tersentak setelah kucium rahang bawahnya. Sekarang wajahnya sudah benar - benar memerah. "Jangan mengabaikanku."

"Terse---"

CTARRR!!!

Satu hantaman suara gemuruh sukses mengangetkan kami berdua. Kami terdiam sebentar lalu kembali menormalkan detak jantung yang sama sama berdetak dengan kencang yang disebabkan oleh suara gemuruh yang sangat kencang tadi.

"Eh?"

Gadis ini. Ia berlari secepat anak kucing yang menghampiri ibunya ketika mendengar suara hujan mulai membasahi halaman rumahku. Ia segera membuka pintu halaman dan main hujan - hujanan.

Aku meloncat mengikutinya, bermaksud membawanya masuk kembali. "Masuklah! Nanti kau sakit, [Name]." ucapku. Apalagi ini baru hujan pertama dibulan ini, bisa saja [Name] mendadak sakit.

"Tidak mau, aku ingin disini sebentar. Ayo bergabunglah Karma!" Ajaknya, tangan kanannya terulur untuk menarikku bermain hujan bersamanya.

"kau bisa sakit." Aku menggeleng pelan dan kembali dibalas dengan tatapan memelas.

"Ayolah. Anggap ini sebagai ganti karena kau tidak memperbolehkan aku memakan es krim, bagaimana? atau setelah ini aku tidak akan makan es krim selama satu minggu penuh!" Sungguh, wajahnya sangat imut. Membuatku rasanya ingin langsung menghalalkannya, tapi sadar umur.

Aku menghela nafas. "Baiklah, tapi hanya sebentar. Aku tidak bertanggung jawab jika nanti kau mendadak demam." Wajahnya tersenyum bahagia. Ia kembali bermain dengan air hujan yang sudah membasahi seluruh badannya. Rambut panjang yang asalnya ia ikat ekor kuda kini ia geraikan begitu saja.

Matanya terpejam sebentar sambil menatap langit lalu menatapku dengan tatapan manisnya. "Terima kasih. Aku mencintaimu, Karma!" ia berteriak kearah langit.

Aku tersenyum kecil.
"Aku lebih mencintaimu, bodoh."

- - -
050221
awalia
©akabanewifey

#petrichor, Karma.Where stories live. Discover now