Tips Membuat Klimaks dan Anti klimaks yang Baik

Start from the beginning
                                    

Itu dinamakan klimaks penyelesaian.

Sekarang kita masuk ke tip-tip dalam membuat klimaks dan antiklimaks.

Adapun Tip-tip membuat atau menyusun klimaks dan antiklimaks adalah:

1. Fokuskan pada satu konflik utama

Sebelum mencapai klimaks, konflik-konflik kecil dan pendukung harus diselesaikan dulu. Jangan sampai konflik-konflik kecil sepanjang cerita kita biarkan begitu saja dan tanpa ada penyelesaian, bahkan setelah klimaks. Jadi, selesaikan semua konflik kecil, lalu kita bisa fokuskan pada konflik utama.

Misalnya: Tokoh utama (laki-laki) ingin mencari adiknya yang hilang sejak kecil, tapi dihalangi oleh istrinya (konflik pendukung ini diselesaikan dulu), lalu klimaksnya ia berhasil menemukan adiknya.

2. Munculkan kejutan kepada pembaca

Buatlah kejutan tak terduga dari pengembangan konflik utama. Konflik utama bisa kita kembangkan menjadi informasi baru yang mengejutkan pembaca. Biasanya kejutannya ini paling efektif diletakin di akhir cerita. Walaupun ada beberapa kejutan atau twist di awal atau tengah cerita.

Misalnya dari cerita tadi di atas, setelah ia menemukan adiknya, ternyata adik kandungnya itu istrinya sendiri.

Jadi, akan muncul plot twist di akhir cerita berdasarkan pengembangan dari konflik utama. Tapi di sini harus hati-hati, jangan sampai memaksakan plot twist, karena beberapa penulis ingin membuat kejutan tapi terkesan memaksa dan tidak natural.

3. Hadirkan Klimaks palsu

Ini sebenarnya tidak wajib, tapi selama menulis bisa kita hadirkan konflik atau klimaks palsu. Konflik ini bertujuan sebagai pengecoh pembaca dan tidak menyangka akan ending seperti itu. Pembaca mengira sudah ending, ternyata itu baru ending palsu.

Misalnya, kita lanjutkan cerita di atas. Setelah itu ia tahu kalau adik kandungnya ternyata istrinya, ternyata itu klimaks palsu. Klimaks sebenarnya ternyata adik kandung si tokoh utama sudah mati sejak lama dibunuh oleh istrinya dan si istrinya ini memakai identitas adiknya, oleh karena itu  istrinya menghalangi si tokoh utama melakukan pencarian.

4. Sentuh emosi pembaca

Setelah kita berada di tahap akhir, saatnya kita mencoba menyentuh emosi dan perasaan pembaca, sehingga nanti akan memberikan kesan setelah selesai membaca. Emosi pembaca bisa bersifat postif atau juga bersifat negatif. Tergantung kita mau yang mana dan sesuai dengan kebutuhan cerita.

Misalnya, setelah si tokoh utama mengetahui kalau adiknya dibunuh oleh istrinya, si tokoh utama bisa memaafkan istrinya atau bisa juga balas dendam dengan membunuh juga, atau bisa juga istrinya bunuh diri.

Semua tergantung dari penulisnya, yang terpenting bagaimana mengaduk-aduk emosi pembaca.

5. Berikan ganjaran bagi tokoh

Setiap pencapaian harus diberikan suatu reward atau ganjaran, tidak terkecuali tokoh dalam cerita kita. Berikan ganjaran atas apa yang sudah dilakukan si tokoh. Misalnya, di cerita sebelumnya, ganjaran bagi si tokoh, ia mengetahui nasib adiknya dan membuka kedok istrinya. Istrinya dimasukkan ke penjara atau bunuh diri, itu juga termasuk ganjaran dan konsekuensi.

Contoh lain, seperti yang sering teman-teman tonton, si tokoh utama kena azab terkena penyakit stroke atau jatuh miskin. Itu juga termasuk ganjaran bagi si tokoh.

6. Tokoh menemukan atau mendapatkan hal baru

Seperti yang sudah dibahas di atas, si tokoh protagonis setelah melewati klimaks maka akan mendapat suatu hal baru. Bisa secara terlihat maupun tidak terlihat. Baik dampakya secara fisik maupun psikis tokohnya.

Kelas Literasi OnlineWhere stories live. Discover now